KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Kegiatan Ibu Rumah Tangga Saat Anak Sudah Beranjak Dewasa

Ibu-rumah-tangga


“Kamu enak, Dek, masih punya anak kecil. Anakku udah remaja, apa-apa maunya dia lakukan sendiri,” curhat seorang saudara saya.

“Mau apa nanti aku, ya, jadi ibu rumah tangga saat anak sudah beranjak dewasa?”

Saya cuma bisa nyengir saja. Sama deh, saya juga ibu rumah tangga. Beberapa tahun lagi mungkin saya bakalan mengalami hal ini juga. Banyak tuh ibu-ibu yang bercerita, dulunya si anak mau diajak ke mana-mana. Sekarang? Boro-boro diajak, anaknya aja jarang ada di rumah.

Dulu, pas repot-repotnya mengurus anak balita, kita inginnya anak kita cepat besar, biar lebih enteng. Eh, setelah anak benar-benar besar dan mandiri, kita juga kebingungan mau ngapain di rumah seharian. Istighfar.

“Ngurus Posyandu aja, Mbak,” jawab saya iseng.

Mau dengarkan artikel ini dalam versi audio? Klik di bawah ini, ya.




Saudara saya itu tinggal di perumahan model cluster di wilayah Solo Baru, Jawa Tengah. Kota satelitnya Solo ini termasuk yang cepat berkembang. Maklumlah, Solo memang salah satu kota besar di Jawa Tengah. Penduduknya padat, dengan gaya hidup perkotaan, jadi wajar kalau banyak pembangunan perumahan seperti tempat saudara saya tinggal.

Di sekitar perumahan saudara saya itu saja sudah ada beberapa mini cluster, yakni komplek rumah tanpa pagar yang hanya memiliki satu akses keluar-masuk dengan jumlah terbatas. Kalau tidak keliru di sana ada sekitar 20 bangunan rumah saja.

Enak sih sebenarnya tinggal di perumahan mini cluster, sebab umumnya penghuni perumahan memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan yang hampir sama, jadi pergaulannya juga enak karena nyambung.

Lagipula sistem rumah cluster meniadakan pagar dan satu akses keluar-masuk, sehingga yang punya anak kecil bisa leluasa membiarkan anak-anaknya bermain di luar. Nggak perlu khawatir anak tertabrak kendaraan, kan jumlah penghuninya terbatas.

Di perumahan model ini juga penjagaan keamanannya 24/7. Fasilitas publik seperti taman biasanya juga ada. Dekat dengan fasilitas umum lain seperti sekolah, masjid, pasar/minimarket, stasiun pengisian bahan bakar dan sebagainya.

Soal sampah juga sudah dikelola oleh pengembang. Saluran pembuangan juga sudah direncanakan dengan baik. Istilahnya kalau beli rumah di perumahan mini cluster itu tinggal masuk saja.

Cocoklah dengan gaya hidup keluarga di perkotaan. Makanya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung banyak model perumahan seperti ini.

Desain rumah pada kompleks mini cluster biasanya juga kekinian. Rumah dengan halaman terbuka. Di tempat saudara saya itu tinggal, model rumahnya minimalis cantik dengan warna netral. Untuk rumah cluster memang biasanya seragam, ya. Modifikasi bisa dilakukan asal tidak menyimpang dari perizinan.

rumah-cluster
Sumber gambar: www.margahayuland.com

Kegiatan Rutin Ibu Rumah Tangga Saat Anak Sudah Beranjak Dewasa

Kembali ke curhatan saudara saya tadi. Kadang terpikir juga oleh saya, nanti kalau saya sudah nggak begitu ‘dibutuhkan’ lagi oleh anak-anak, saya mau apa, ya? Secara saya kan ibu yang tinggal di rumah saja seharian. Apa nggak bosan nantinya, ya?

Kalau dipikir-pikir, bisa bosan juga nanti. Tapi saya kemudian melihat kegiatan para ibu rumah tangga di sekitar saya yang tampak menikmati kehidupan mereka meski anak-anak mereka sudah beranjak dewasa.

Sebetulnya banyak peran ibu rumah tangga yang anaknya sudah beranjak dewasa. Lingkungan sekitar selalu memerlukan kehadiran ibu rumah tangga. Nggak percaya? Coba simak beberapa kegiatan rutin yang bisa dilakukan ibu rumah tangga saat anak sudah beranjak dewasa berikut:

Mengasuh Posyandu
Iya. Seperti jawaban saya kepada saudara saya tadi. Ini betulan lho. Aktif di kegiatan Posyandu bisa jadi pilihan mengasyikkan. Ketemu ibu-ibu muda dan bayi serta balita bisa membangkitkan gairah hidup lagi. jadi teringat saat anak-anak masih kecil, kan? Melihat anak orang lain tumbuh dan berkembang juga bisa menyenangkan lho.

Untuk terlibat dalam kegiatan ini barangkali harus jadi kader Posyandu dulu. Tapi kalaupun tidak, ibu rumah tangga bisa mendekati kader dan menyatakan keinginannya untuk terlibat. Siapa tahu bisa diikutkan dalam menyediakan menu makanan untuk balita, misalnya.

Tetangga saya ada yang menyediakan diri untuk kegiatan ini. Anak beliau sudah dewasa dan suaminya sudah tiada. Jadilah kegiatan rutin bulanan ini hiburan bagi beliau.

Artikel terkait: Cari Ide Kegiatan Anak Saat Libur Panjang

Mengasuh Pos Lansia
Ini mirip dengan mengasuh Posyandu. Hanya saja konsumennya adalah para lansia. Harus jadi kader dulu, ya, atau ikut terlibat dengan strategi seperti di Posyandu.

Ibu saya terlibat dalam kegiatan ini selepas beliau pensiun dan tak punya momongan di rumah. Kata Ibu, dengan terlibat dalam Pos Lansia, Ibu mendapatkan banyak ilmu tentang kesehatan.

Artikel terkait: Menua Dengan Senang Dan Tenang

Mengasuh Pengajian Anak-Anak (TPA)
Kalau di lingkungan ibu rumah tangga belum ada TPA, bisa tuh diajukan ke masyarakat sekitar. Bisa mengajak ibu-ibu lain yang juga sedang mencari kegiatan di sela waktu mereka. Lumayan kan, bisa silaturahmi sambil mengajar.

Kalau sudah ada, bisa juga langsung bergabung ke TPA yang sudah ada. Nah, ibu saya juga terlibat dalam kegiatan ini bersama ibu-ibu lain seminggu 3 kali.

Artikel terkait: Belajar Mengaji Dari Masa Ke Masa

Mengajar
Tiap ibu rumah tangga pasti punya kelebihan. Manfaatkan saja kelebihan itu untuk berbagi.

Mengajar Bahasa Inggris untuk anak-anak, misalnya. Atau mengajar ibu-ibu lain dalam kelas kerajinan tangan, membuat kue dan lain-lain.

Kakak sepupu saya dan kakak saya sendiri menekuni hobi merajut mereka. Bukan hanya puas di hasil akhirnya, mereka pun bisa memperoleh penghasilan dan sekaligus berbagi ilmu lewat kelas-kelas yang mereka kelola. Asyik, kan?

tas-rajut



Aktif Di Dunia Maya
Ibu rumah tangga yang punya bakat dan atau kesukaan berdagang, bisa tuh memanfaatkan jaringan internet untuk berjualan. Bergabung di grup jualan daring, lalu jualan sendiri.

Atau manfaatkan kemampuan menulis yang dimiliki. Menulis di blog, misalnya, bisa jadi pilihan yang menarik.

Artikel terkait: Jangan Takut Mulai Menulis Di Blog

Suka fotografi? Tekuni saja hobi itu di dunia maya. Asal yang dilakukan itu hal yang bermanfaat, insya Alloh mendatangkan pahala. Lumayan buat bekal ke akhirat, kan?

Kegiatan Tak Rutin Yang Bisa Dilakukan Ibu Rumah Tangga Saat Anak Sudah Beranjak Dewasa

Selain kegiatan rutin tadi, ibu rumah tangga juga punya peran besar dalam kegiatan tak rutin. Banyak kok kegiatan yang bisa ditangani oleh ibu rumah tangga saat anak sudah beranjak dewasa.

Bahkan seringkali kegiatan tak rutin ini dibebankan kepada ibu rumah tangga karena tak ada orang lain yang bisa melakukannya.

Menunggui Kerabat Yang Sakit
Orang sakit yang butuh perawatan baik di rumah sakit maupun di rumah seringkali butuh uluran tangan ibu rumah tangga yang anaknya sudah beranjak dewasa. Betul apa betul? Waktu yang luang, tenaga yang masih melimpah, cocok untuk kegiatan ini.

Pas nenek saya sakit, bibi-bibi saya yang sudah punya banyak waktu dan tenaga luang dikerahkan untuk merawat beliau secara bergantian. Jadi keluarga tak terlantar, nenek saya pun terawat.

Artikel terkait: What Do You Want To Be Remembered When You Are Gone?

Mengurus Jenazah
Wah, ini urusan berat, ya. Karena berat, biasanya sedikit orang yang mau melakukan kegiatan mengurus jenazah.

Memang sih sudah ada petugas pengurus jenazah, seperti Pak Modin di daerah saya. Namun alangkah baiknya kalau jenazah perempuan juga diurus 100% oleh para perempuan.

Artikel terkait: Pelatihan Singkat Merawat Jenazah

Nah, ibu rumah tangga yang anaknya sudah beranjak dewasa sangat bisa mengambil tugas mulia ini.

Mengasuh Anak Orang Lain
Ini seperti yang dilakukan seorang tetangga saya. Di saat anak-anaknya sudah mulai mandiri, beliau menyediakan diri mengasuh anak tetangga yang ibunya bekerja kantoran.

Begitu si ibu habis masa cuti melahirkannya, beliaulah yang mengambil alih pengasuhan si bayi. Kegiatan yang baik sekali, kan, mendukung sesama ibu.

Membantu Tetangga Atau Kerabat Yang Akan Punya Hajat
Sudah jamak, ya di masyarakat kita, kalau ada tetangga atau kerabat mau punya hajat, ibu-ibu membantu di dapur. Kupas-kupas bawang, potong kentang, goreng kerupuk. Pokoknya di sini nih, ibu rumah tangga dengan anak yang sudah besar-besar selalu diharapkan perannya, hehe...

Beda dengan ibu-ibu yang masih punya anak kecil, biasanya tak terlalu diminta keterlibatannya. Ini wilayahnya ibu-ibu senior, gitu deh.

Jadi Ibu Rumah Tangga Saat Anak Sudah Beranjak Dewasa Itu Ternyata Tak Semengerikan Yang Dipikirkan

Dulu saya pernah mendengar seseorang berkata, “Ibu-ibu itu luwes. Saat pulang pengajian bawa kotak berkat, ya kelihatan wajar saja. Beda kalau yang melakukan bapak-bapak, kelihatan aneh”.

Iya,kan? Ibu-ibu itu memang mampu membawa diri. Selalu saja ada peluang bagi ibu rumah tangga, baik kerja freelance maupun untuk terlibat di masyarakat.

Sebenarnya peran ibu rumah tangga saat anak sudah beranjak dewasa itu banyak, tidak terbatas pada yang saya bahas saja. Nah, gimana para ibu? Kegiatan apa yang akan Ibu lakukan saat anak sudah beranjak dewasa nanti? Cerita dong di kolom komentar. Yuk, yuk!

Related Posts

18 komentar

  1. Aku klo anak2 besar mo ngelakuin hal2 yang nggak sempat aku lakuin jaman anak2 kecil mb...contohnya, nonton tv..liat film dr awal mpe akhir.. *ibu males yen iki. Ojo diconto😀😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. wihihihi... harus ketawa ini aku. gpp lah, sekali-kali tapi.

      Hapus
  2. iya mbak, cita2ku selepas anak2ku besar nanti, mau lebih fokus pada kegiatan sosial di wilayah rumah

    BalasHapus
    Balasan
    1. sip mbak. biar ga kesepian dan bisa bantu orang banyak ya.

      Hapus
  3. Mamaku mungkin merasakan perasaan "Anak-anakku udah dewasa, trus aku ngapain ya?" Beliau pernah cerita sih, ada perasaan khawatir "nggak dibutuhkan" lagi selepas saya yang anak bungsu ini sudah pny kehidupan sendiri. Tapi syukurlah Mama sekarang rajin menjahit kain perca jadi ada hiburan di tengah kesendiriannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kegiatan yang bermanfaat banget mbak. jadi bener ya, ada perasaan galau di diri ibu-ibu. semoga mamanya memiliki semangat terus untuk berkarya.

      Hapus
  4. Mamaku habis pensiun mengajar sekarang dirumah, menikmati berkebun dan beribadah, sesekali traveling dan ikut kegiatan sosial juga.
    Ngeliatnya jadi ikut bahagia mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. senang ya lihat orang tua yang hidup berbahagia juga. kita jadi ketularan aura dinamisnya.

      Hapus
  5. Ini benar-benar pekerjaan yang tidak semuanya bisa lakukan. Orang tua, khususnya Ibu memang luar biasa. Meskipun sibuk, tapi tetap bisa bisa mengerjakan pekerjaan ini, itu. Semoga sehat selalu :)

    Btw, salam kenal ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ibu memang hebat. bapak juga. kedua orang tua kita memang hebat.

      salam kenal kembali.

      Hapus
  6. Sebenarnya gak ada alasan untuk bengong di rumah ya Mbak? Mau tadarusan, malah bisa kali sehari tamat 15 juz.

    BalasHapus
    Balasan
    1. uwooow...super sekali mbak kalau bisa begitu. pas banget nanti buat kegiatan ramadhan ya. intinya sih memang cari kegiatan positif biar hidup tetap penuh semngat.

      Hapus
  7. banyak pilihan untuk tetap menyibukkan diri yaaa mba

    BalasHapus
  8. Wah marrakesh tuh, kakakku disituu..

    BalasHapus
  9. Wanita memang mesti punya hobi ya mbak. Kan gak mungkin ngopeni anak2 terus. Kalau gak ada hobi, jadi hampa di masa tua. Banyak kasus yg kutemui kayak gitu.

    BalasHapus
  10. Wuih, banyak juga yaa yang harus-ibu lakukan.
    Ibuku juga begitu nggak yaa ?
    Ibu maafin aku. :(

    BalasHapus
  11. mbak aku juga kadang kepikiran kalau anak udah besar mau ngapain hahahahah. Kebetulan saya sukanya traveling solo, jadi saat anak masih kecil seperti sekarang saya rem dulu. Nnati kalau sudah anak dewasa bisa traveling lagi bareng suami, nabungnya kan bisa dari sekarang heheheh

    BalasHapus
  12. Mbaaa, saya dong semacam menanti anak-anak dewasa, minimal udah bisa mandiri dalam melakukan segala sesuatu, dan saya bisa berkarya dengan fokus.

    Ya meskipun berkaryanya palingan juga sebatas online dan ga jauh-jauh dari yang namanya ngeblog hehehe.

    Tapi kadang saya penasaran, benar kah ketika nanti anak-anak dewasa, saya akan senang karena bisa fokus ngeblog? hihihi

    BalasHapus

Posting Komentar