Kerja freelance untuk ibu rumah tangga. Konon menjadi ibu rumah tangga berarti kehilangan kesempatan untuk berkembang dan jadi diri sendiri. Itu adalah mitos.
"Kepingin kerja?" tanya ibu saya waktu melihat saya sering membolak-balik halaman lowongan kerja di koran. Saya diam saja. Tahu diri. Ya iya lah, saya masih SMP waktu itu tapi kepikiran kerja freelance kayak di film-film Amrik itu. Sekedar cuci piring di restoran atau apalah sepulang sekolah, begitu pikir saya.
Tulisan ini mengandung tautan afiliasi.
Sayangnya, lowongan yang ada di koran selalu nggak jelas bagi kami dan nggak ada yang menerima anak sekolahan.
Masuk umur kuliah, saya dan salah satu sahabat masa kuliah saya bercita-cita bisa kerja tanpa meninggalkan rumah, cuma duduk di depan komputer mengerjakan pesanan lalu dapat duit. Sebuah impian yang nyaris mustahil terjadi di tahun 1990-an.
Ternyata, itulah yang kemudian terjadi setelah saya jadi ibu rumah tangga.
Apa Sih Freelance Itu?
Setelah menekuni dunia blog, saya jadi kenal bermacam-macam pekerjaan yang bisa dilakukan blogger dan salah satunya adalah freelance.
Apa sih sebetulnya kerja freelance itu?
Menurut Wikipedia, freelance berarti tenaga lepas. Kata ini pertama kali dituliskan Sir Walter Scott (1771-1832) dari Britania Raya dalam novelnya Ivanhoe untuk menggambarkan seorang tentara bayaran abad pertengahan, atau metafora untuk sebuah 'tombak yang bebas' (Wikipedia).
Apa sih sebetulnya kerja freelance itu?
Menurut Wikipedia, freelance berarti tenaga lepas. Kata ini pertama kali dituliskan Sir Walter Scott (1771-1832) dari Britania Raya dalam novelnya Ivanhoe untuk menggambarkan seorang tentara bayaran abad pertengahan, atau metafora untuk sebuah 'tombak yang bebas' (Wikipedia).
Bidang kerja freelance antara lain meliputi jurnalisme, penerbitan, tulis-menulis, desain grafis, penerjemah, fotografer dan bidang kreatif lain yang intinya tidak terikat secara penuh kepada satu bos.
Keuntungan kerja freelance adalah fleksibilitas waktu dan tenaga. Sang freelancer-lah yang menentukan sendiri berapa banyak pekerjaan yang bisa dia lakukan dalam kurun waktu tertentu.
Mau ambil banyak, boleh, asal mampu. Ambil sedikit pekerjaan juga boleh, tapi resikonya pendapatannya juga sedikit.
Keuntungan kerja freelance adalah fleksibilitas waktu dan tenaga. Sang freelancer-lah yang menentukan sendiri berapa banyak pekerjaan yang bisa dia lakukan dalam kurun waktu tertentu.
Mau ambil banyak, boleh, asal mampu. Ambil sedikit pekerjaan juga boleh, tapi resikonya pendapatannya juga sedikit.
Kerugiannya kerja freelance apa? Tentu soal pendapatan, ya. Tidak bisa stabil nilainya dan tidak ada yang namanya uang pensiun, hehe...
Tapi saya kira pekerjaan seperti ini cocok sekali untuk ibu rumah tangga. Soalnya ritme kerjanya bisa diatur sendiri.
Kalau sedang sibuk dengan keluarga, ambil sedikit pekerjaan saja. Kalau sedang banyak waktu luang, bisa ambil banyak pekerjaan. Asyik, kan?
Tapi saya kira pekerjaan seperti ini cocok sekali untuk ibu rumah tangga. Soalnya ritme kerjanya bisa diatur sendiri.
Kalau sedang sibuk dengan keluarga, ambil sedikit pekerjaan saja. Kalau sedang banyak waktu luang, bisa ambil banyak pekerjaan. Asyik, kan?
Ibu Rumah Tangga Kerja Freelance?
Fotografer freelance (pixabay) |
Di dunia blogging, ternyata buaaanyak pekerjaan freelance yang ditawarkan.
Saya pun ketemu teman-teman dunia maya yang pekerjaannya freelancer. Ada yang half-time-freelance dan ada juga yang full-time-freelance.
Yang half-time itu berarti kerja freelance tapi masih punya pekerjaan sampingan lain, eh, pekerjaan lain, maksud saya, soalnya ada juga yang jadi kurang jelas mana yang sampingan dan mana yang utama, saking besarnya pendapatan yang diterimanya dari pekerjaan freelance-nya.😄
Kalau yang full-time-freelance sih sudah jelas, mereka betul-betul kerja freelance! Seluruh pendapatan mereka diperoleh dari kerja freelance.
Hebat, ya! Dan banyak lho blogger ibu-ibu yang begini. Sip banget deh. Nah, kalau saya di mana? Belum lah bisa disebut apa-apa. Ngeblog juga masih harus banyak disiplin, termasuk urusan jam ngeblog, hehe...
Hebat, ya! Dan banyak lho blogger ibu-ibu yang begini. Sip banget deh. Nah, kalau saya di mana? Belum lah bisa disebut apa-apa. Ngeblog juga masih harus banyak disiplin, termasuk urusan jam ngeblog, hehe...
Rumus sukses kerja freelance |
Ibu Rumah Tangga Kerja Freelance Sebagai Blogger
Bagaimana kalau ibu rumah tangga kerja freelance? Boleh banget dong, asal memenuhi syarat freelancer yang baik.
Syarat utama adalah restu suami dan ridho anak-anak. Harus dinomorsatukan itu. Biar apa? Biar berkahnya melimpah, gitu. Kan keluarga itu satu tim. Setuju?
Syarat utama adalah restu suami dan ridho anak-anak. Harus dinomorsatukan itu. Biar apa? Biar berkahnya melimpah, gitu. Kan keluarga itu satu tim. Setuju?
Syarat kedua, niatkan kerja ini sebagai ibadah. Rugi, kan kalau sudah mengeluarkan banyak tenaga, pikiran dan waktu tapi nilai ibadahnya nol?
Dapat dunia doang dong, ya. Jangan. Sekali lagi, niatkan untuk ibadah, bukan hanya untuk sekedar eksis di media sosial.
Dapat dunia doang dong, ya. Jangan. Sekali lagi, niatkan untuk ibadah, bukan hanya untuk sekedar eksis di media sosial.
Yang ketiga, pilih pekerjaan sesuai kesukaan. Kalau sudah punya minat pada satu bidang, milikilah tekat yang kuat untuk menempuh jalan ke sana dan disiplinlah.
Nah, untuk teman-teman blogger, ada banyak cara kerja freelance. Misalnya gabung di projects.id. Di sana ada banyak kesempatan untuk ambil pekerjaan sesuai keahlian kita.
Pekerjaan seputar dunia tulis-menulis dan media sosial antara lain: menulis di blog sendiri, menulis di blog orang lain, menulis artikel dalam Bahasa Inggris, optimasi Instagram, mengelola Facebook Page dan lain-lain.
Setiap hari ada penawaran proyek yang masuk ke email kita. Kalau cocok, bisa ikut bid. Nanti pemilik proyek alias project owner yang akan menentukan siapa yang dapat pekerjaan tersebut.
Ada juga kerja menulis di blog lewat seedbacklink.com. Kalau di situs itu sebenarnya mereka adalah perusahaan jasa jual-beli backlink. Jadi mereka memfasilitasi situs-situs yang butuh backlink untuk keperluan SEO dengan menitipkan content placement di blog. Tentu saja pemilik blog dapat bayaran, dong. Besarnya? Tergantung prestasi blog kita, dilihat dari nilai Domain Authority, Page Authority, Domain Rating, dan lain-lain.
Pekerjaan seputar dunia tulis-menulis dan media sosial antara lain: menulis di blog sendiri, menulis di blog orang lain, menulis artikel dalam Bahasa Inggris, optimasi Instagram, mengelola Facebook Page dan lain-lain.
Setiap hari ada penawaran proyek yang masuk ke email kita. Kalau cocok, bisa ikut bid. Nanti pemilik proyek alias project owner yang akan menentukan siapa yang dapat pekerjaan tersebut.
Ada juga kerja menulis di blog lewat seedbacklink.com. Kalau di situs itu sebenarnya mereka adalah perusahaan jasa jual-beli backlink. Jadi mereka memfasilitasi situs-situs yang butuh backlink untuk keperluan SEO dengan menitipkan content placement di blog. Tentu saja pemilik blog dapat bayaran, dong. Besarnya? Tergantung prestasi blog kita, dilihat dari nilai Domain Authority, Page Authority, Domain Rating, dan lain-lain.
Untuk seedbacklink, enak banget sistemnya. Kita bisa daftarkan beberapa blog sekaligus. Bisa berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Tiap kali dapat penawaran, kita dapat pemberitahuan berapa persen yang kita terima bersih. Sudah gitu tiap selesai satu pekerjaan, saldo langsung masuk ke dompet dan bisa langsung ditarik. Ga ada minimal saldo penarikan dan duit akan langsung masuk ke rekening tiap tanggal 5 atau 25.
Blogger juga bisa dapat pekerjaan lewat teman-teman blogger yang juga jadi agency. Kalau yang ini dapatnya lewat komunitas. Jadi kita bergabung dengan komunitas blogger di media sosial, lalu ada grup WhatsAppnya juga. Dari sanalah biasanya job bermunculan.
Modalnya tentu saja adalah keterampilan menulis dan memiliki blog yang terawat. Tulisannya juga harus yang bermanfaat, orisinal bukan plagiat, dan enak dibaca.
Saya yakin sih bahwa rezeki itu sudah ditakar oleh Tuhan. Ga akan tertukar. Di saat saya berniat membersihkan blog dari tampilan yang kurang pas untuk keyakinan saya, ada pintu yang tertutup, tapi ada juga pintu lain yang terbuka. Contohnya, saya tidak mau menerima tulisan bertopik keuangan, hiburan, dan politik. Tentu saja tawaran yang masuk dengan tema-tema itu harus saya tolak, tapi ada aja rezeki dari topik lain.
Oh iya, selain cerita tadi yang kayaknya mudah banget dapat uang dari blog, ada juga cerita sedihnya. Yaitu ketika dapat pekerjaan yang tidak dibayar. Ada beberapa yang sudah saya tandai sebagai bermasalah. Saya pernah mengerjakan job backlink dari mereka tetapi uangnya tidak bisa ditarik dengan alasan minimum penarikan. Ada yang minimum Rp250.000,00 ada juga yang semula Rp300.000,00 tiba-tiba berubah jadi Rp500.000,00. Saran saya, kalau ketemu agen model begini, ga usah ambil proyek dari mereka. Sudah kerja, ga dibayar. Entah apa mereka tidak takut akhirat atau gimana.
Itulah beberapa hal seputar kerja freelance untuk ibu rumah tangga. Teman-teman ada yang punya kisah perjuangan sebagai seorang freelancer? Boleh dong bagi ceritanya di kolom komentar siapa tahu bermanfaat buat yang sedang cari-cari informasi. Yuk, yuk!
Artikel ini merupakan collaborative blogging dengan tema: Freelance
Baca juga tulisan Witri Prasetyo Aji: Freelance, Why Not?
Baca juga tulisan Witri Prasetyo Aji: Freelance, Why Not?
buat ibu rumah tangga yang ingin punya uang jajan sendiri dan menyalurkan hobi, kerja freelance ini asyik juga ya... :)
BalasHapusiyes banget mbak. sekarang zamannya hobi jadi penghasilan ya.
HapusMau juga aku freelance..tapi managemen waktuku juga masih kacau balau
BalasHapussemuanya memang harus dipelajari dulu ya.
HapusYess, pilih kerjaan sesuai hobi jd nggak terasa kerja
BalasHapusbetul mbak, kata adikku, punya hobi yang jadi penghasilan itu enak banget. udah senang ngerjakannya, dibayar pula.
HapusKadang pengen banget jd freelancer tp ga tau caranya gimana. Takut ga sesafety kerjaan kantor jg sih Mbak.. hehe.. thanks infonya ya Mbak
BalasHapusFreelance nya ngeblog aja dulu saya mba hihihi.
BalasHapusItupun ngos-ngosan.
Tapi tetep semangat sih, seperti kata mba, niatkan buat ibadah, Bismillah berkah :)
iya bener mbak... enak banget bisa nentuin waktu kerjanya sendiri... #jejakbiru
BalasHapusKalau aku, selama suami lagi libur, nggak boleh sibuk. Karena di hari kerja dia luar kota. Aku usahakan nggak banyak di depan laptop atau gadget.
BalasHapusmemang berkerja freelance itu asyik ay gak tergantung jam kerjanya flesibel, tp tetep hrs profesional , ada deadlinenya
BalasHapusbener banget nihh,, intinya tetep harus bisa fokus ya bund
BalasHapusFreelance itu fleksibel banget. Tapi ya itu, kudu kreatif dan terus belajar biar bisa terus beradaptasi
BalasHapusKerjaan freelance yang paling asyik buat Ibu rumah tangga ya ini, ngeblog hehehe
BalasHapuswahhh asyikk bangett tuhh kalau kerja freelance dan bisa juga buat ibu rumah tangga
BalasHapusAda sebuah jargon yang keren. Get Paid For doing What You Love. Hahahaha. semangat freelance ajah
BalasHapusibu rumah tangga juga perlu mendapatkan penghasilan.. paling tidak bisa buat kebutuhan keluarga, minimal untuk kebutuhannya sendiri
BalasHapusSudah eranya disrupsi, tidak ada alasan untuk tidak kerja freelance dari rumah heheh
BalasHapusSalam kenal ya, kak. Keren ya mereka yang bisa sekolah atau kuliah sambil kerja. Waktu jaman SMK dulu banyak juga temenku yang sekolah sambil kerja.
BalasHapusMenjadi seorang freelancer memang selalu ada suka dan duka, sering ditolak juga sudah menjadi hal yang biasa. Tapi hal yang paling aku suka sebagai seorang Freelancer, kita bisa bebas mau ngerjain kerjaan di mana aja dan kapan aja, ya selama tetap dalam batas waktu deadline hihihi. 'Kerja ga harus ngantor' ^_^
BalasHapusKerja freelance itu harus mau dianggep ngga ngapa-ngapain di rumah 😂 pengalaman banget saat ada tetangga bilang kalau aku mendingan dagang aja daripada di rumah ngga ngapa-ngapain cuma main laptop aja. Rasanya ingin tertawa. Tapi yaa itu juga ya, gajinya ga pasti kalo freelance jadi kudu belajar ngatur keuangan banget
BalasHapus