Maybe you're tired, busy or stressed. So you tell your cat, "Maybe once I'm feeling perfect, with an abundance of wonderful blog ideas, I'll start on my blog. I need a guaranteed audience, anyway." (Jamie Spencer/jeffbullas.com)
Saya mendadak ketawa ngikik baca tulisan itu, membayangkan seorang calon blogger ngomong sama kucingnya, saking nggak adanya teman bicara. Kutipan itu saya ambil dari artikel di jeffbullas.com berjudul 11 Excuses That Serious Bloggers Don't Make. Artikel terbitan tahun 2016 itu membahas tentang penyakit calon blogger, di antaranya: tidak ada yang bakal suka dengan pandangan saya, saya menulis hal yang pernah ditulis orang lain, saya terlalu sibuk untuk mulai menulis.
Serumit itukah memulai menulis di blog? Kenyataannya...
Sebagai blogger pemula di tahun 2013, saya sendiri mengalami beberapa ketakutan seperti yang diuraikan di artikel tadi. Saya takut tidak ada orang yang sepakat dengan tulisan saya dan lalu saya dikritik habis-habisan. Mengerikan...
Padahal sebetulnya menulis itu sesuatu yang 'wajib' dilakukan tiap orang yang punya ide untuk dibagikan. Menulis juga penting bagi orang yang senang membantu orang lain. Mengapa? Sebab menulis di blog menjadikan seseorang menjadi penyedia konten. Bayangkanlah amal jariyah yang bisa kita lakukan melalui menulis.
Kilas balik lagi ke masa awal saya ngeblog di tahun 2013. Waktu itu anak-anak saya masih kecil-kecil, 4 dan 3 tahun. Butuh perhatian ekstra. Di saat hidup berjalan dengan 'aman', tiba-tiba saja ART saya mengundurkan diri karena alasan kesehatan. Memang sih, beliau sudah cukup sepuh, kira-kira umur 50 tahunan. Meski memaklumi, tapi tetap saja saya dilanda stres. Bagaimana mengurus rumah dan dua balita ini?
Pikiran yang berkecamuk itu ternyata butuh penyaluran. Ya, katanya kan perempuan harus mengeluarkan 20.000 kata setiap hari untuk tetap menjadi 'waras'? Nah, saya mau curhat ke mana? Tetangga? Idih...jangan lah.Mau cerita ke medsos? Nggak enak juga. Bukannya curhat yang bermanfaat nanti jatuhnya malah sekedar eksis di medsos saja.
Alhamdulillaah, Alloh membukakan jalan. Tiba-tiba saya ingat kalau saya pernah punya blog yang isinya entah apa. Lalu saya mulai membangun blog baru lagi. Blog lama saya hapus, saya ganti dengan blog damarojat ini. Cita-cita saya sederhana: menuliskan ide-ide saya sebagai seorang ibu rumah tangga.
Penyebab Takut Mulai Menulis Di Blog dan Cara Menyembuhkannya
Tidak Tahu Harus Mulai Menulis Apa
Nah, ini ketakutan yang paaaling parah. Ragu, takut, nggak percaya diri dan sekian perasaan negatif lainnya. Mau nulis tuh kok rasanya seperti ada yang membisiki, "Cerita kayak gitu aja kok ditulis."
Akhirnya saya berani menulis juga meskipun artikelnya sederhana. Boleh dilihat di postingan pertama saya: Cara Menghafal Juz Amma Untuk Para Ibu. Aih, sok-sokan ngasih tips, ya, haha... Tulisan itu sampai sekarang masih saya pertahankan. Ada sih yang saya edit, tapi cuma sedikit, termasuk menambahkan gambar dan edit label.
Caranya gimana kok akhirnya saya bisa? Sharing is caring, kata saya kepada diri sendiri. Kalau Mohammad Fauzil Adhim punya buku 'Kupinang Engkau Dengan Hamdalah', maka saya punya 'Kutulis Kau Dengan Basmalah'.
Sungguh, memulai menulis itu sulit ketika kita dikejar target harus jadi ini atau itu. Apalagi terbayang-bayang blogger lain yang tulisannya bagus-bagus, bikin makin minder. Tapi percayalah, blogger yang tulisannnya bagus-bagus itu pun dulunya juga mengalami kesulitan yang sama di masa awal mereka menulis. Tulisan terkesan kaku, tidak penting dan seterusnya.
Jadi, jika ragu akan menulis apa, lihatlah ke dalam hati kita dan kita akan menemukan sesuatu untuk ditulis.
Ragu-Ragu Menulis Karena Kurangnya Data
Ide sudah ada, hasrat menulis membara, rangkaian kalimat sudah mengalun di dalam dada, judul pun sudah tertata. Tiba-tiba keraguan menyergap: tulisanmu cuma berdasarkan pengalaman pribadi? Mana data atau teori pendukungnya?
Glek! Iya juga, ya. Kalau cuma berdasar pengalaman pribadi agak kurang berbobot nantinya. Gimana kalau diprotes pembaca?
Tapi akhirnya saya nulis juga dan terhindar dari ketakutan nomor 2 ini. Obatnya apa? Cara mengatasinya adalah dengan memahami bahwa blog itu memang berisi pengalaman pribadi yang diramu dengan pengalaman orang lain atau teori dan data. Ya coba bayangkan kalau tulisan di blog harus selalu menyertakan teori atau data, ini blog apa jurnal ilmiah?
Baca juga: Membaca Blog damarojat 2016
Blog memang isinya pandangan pribadi sang blogger terhadap suatu topik. Jadi tidak keliru kalau tulisan di blog berbau-bau personal. Tanpa sentuhan personal, blog ibarat situs kaku yang menyediakan informasi belaka, tanpa ada nuansa mengajak berbincang para pembacanya.
Dalam sebuah tulisan 'Is SEO Dead?' karya Neil Patel malah dikatakan bahwa blog di masa depan yang dicintai mesin pencari adalah blog yang menuturkan sesuatu seperti layaknya orang ngobrol.
The difference in how we search the web in the future isn’t that search engines are going away, but that we’re more likely to use voice search. With voice search, more words are spoken, long-tail keywords become more important, and writing in a conversational tone is necessary to sound human when your words are converted to speech.Di masa depan, cara kita mencari informasi kemungkinan bakal dengan mengandalkan pencarian melalui suara. Dengan pencarian model itu, makin banyak kata yang diucapkan, long-tail keyword menjadi makin penting dan menulis dengan nada bicara ngobrol juga menjadi penting.
Bukan berarti dengan kentalnya sentuhan personal menjadikan tulisan kita kurang berbobot, ya. Kalaupun tulisan di blog butuh data pendukung, bisa kok dicari di internet.Blogger yang baik tentunya tetap mengedepankan informasi yang bermanfaat untuk pembacanya.
Kesulitan Dengan Perangkat Ngeblog
Ini bisa jadi excuse terkuat saat niat ngeblog mulai muncul. Mau nulis pakai apa, saya nggak punya gadget yang mumpuni. Mau investasi perangkat yang canggih kok kondisi belum memungkinkan. Tahu sendiri kan, harga perangkat digital canggih itu mahal!
Sebetulnya lebih mahal harga kemampuan kita daripada harga perangkat tercanggih sekalipun kok. Asal mau berusaha survive, insya Alloh ada jalan.
Saya sendiri ngeblog dengan ponsel. Sesekali dengan laptop hibah dari suami saya, tapi tetap yang paling banyak saya ngeblog dengan ponsel. Di balik keterbatasannya, ngeblog di ponsel lebih fleksibel. Bisa dikerjakan sambil tidur-tiduran, bahkan disambi-sambi.
Takut Mulai Menulis Di Blog? Jangaaan...
Intinya sih pada semangat saja, ya. Oya, dengan menulis di blog kita juga melatih diri kita banyak membaca. Ya membaca sumber rujukan, ya membaca tulisan sendiri dalam rangka mengedit. Menulis di blog juga menumbuhkan rasa tanggung jawab sebab tulisan kita bisa dibaca siapapun di manapun. Kebiasaan berhati-hati sangat perlu diterapkan.Bukan cuma urusan menulis lho. Ngeblog juga mendatangkan kesibukan lain seperti memilih tampilan blog yang kece, blog walking, maintain medsos dan lain-lain.
Nah, bagi yang berhasrat menulis di blog tapi masih ada ketakutan, ayok dikikis ketakutan itu. Rumusnya cuma satu: mulai sekarang.
Tulisan ini diikutkan dalam Postingan Tematik (PosTem) Blogger Muslimah Indonesia
#PostinganTematik #BloggerMuslimahIndonesia
#PostinganTematik #BloggerMuslimahIndonesia
Ha..ha, aku ingat blog mbak diah jaman dulu. Ainohana.blogspot.com.. Pas tak buka, ternyata kok isine ganti..
BalasHapusIsi postinganku jaman pertama juga aneh... Nggak rapi juga. Kacau. Sampe sekarang blm tak rapiin😀
hahahaha...postingan jadul tuh isinya curhat yo lis.
HapusJadi inget pertama kali ngeblog aku, tulisan amburadul bahkan sekarang juga masih sih (sempet nganggur lama blognya). Pertama mau ngeblog juga bingung mau ngomong apa, sekarang juga kadang masih terbersit itu mau mulai dari pada. Jadi terbawa semangat lagi nih buat smakin rajin ngeblog.
BalasHapusalhamdulillaah ketemu lagi semangatnya ya mbak. gabung komunitas tuh sangat membantu.
HapusSaya jugaaa. Waktu pertama ngeblog isinya puisi-puisi gaje sama cerita horor yang dialami orang-orang di sekitar saya. Ah, jadi keingetan masa lalu. Merona pipi ini jadinya.
BalasHapushumairo dong klo gitu, mbak. hehehe... cerita horor? oh, tidaaaak
HapusHahahaha... kalo aku justru takut tulisanku diblokir embah goegle, makanya hati-hati bener dalam menulis. Eh, sudah hati-hati sempat juga sekali tulisanku diblokir.
BalasHapuswaduhhh...emang nulis apaan mbak??
HapusAwal mula ngeblog aku juga ragu dan takut tulisanku tidak ada yang baca. Pernah putus asa tidak mau menulid lagi. Ternyata aku rindu juga. Ya sudah, tetap menulis saja. Hingga sekarang. Hehe
BalasHapusiyes, mbak, ketemu sama yang senasib kadang bikin semangat lagi ya.
HapusAwal ngeblog sering ragu (takut malah), jangan-jangan bertentangan dengan pendapat orang...terus dapat kritikan..terus sakit hati..jadi kapok nulis lagi...Ah, untungnya bisa mengusir ragu itu,,dan tada...terus menulislah saya,...Bukankah beda itu sah-sah saja dan kritikan akan menjadikan kita makin dewasa...:)
BalasHapuskritikan memang ga enk di hati sih, mbak. tapi ga mungkin dihindari. jadi, y maju terus aja ya mbak.
HapusMemahami bahwa blog itu memang berisi pengalaman pribadi yang diramu dengan pengalaman orang lain atau teori dan data. --> duh, bener banget ini mah. Rasanya isi blog saya juga mayoritas tentang dunia saya yang ditambah data dan fakta.
BalasHapusDulu waktu bikin blog pertama th 2009 (yg udah saya tinggalin dan lupa password-nya) isinya tuh kaku banget dan banyak tulisan copasnya. Jadi merasa gak seru dan kolaps deh...
Sekarang berusaha membuat 'rumah' saya yang baru terasa nyaman. Dan membaca postingan mbak ini, berasa dapet tambahan semangat. Thanks a lot, mbak 😘
hihihi...masa lalu memang guru yang galak ya, mbak. semangaaat!!
Hapussiip mbak.. saya nangkap.. jangan takut mencoba :)
BalasHapusketangkap deh, hehe...
HapusMantaaap! Thanks mba sharinnya ^^
BalasHapussaling menyemangati ya, mbak.
HapusMantaaap! Thanks mba sharinnya ^^
BalasHapusKeren, jadi inspirasi nih mbak.
BalasHapusAk jg awalnya ketakutan nak memulai membuat dan menulis blog.
Tapi setelah dicoba jadi ketagihan untuk nulis di blog.
alhamdulillaah, mas. keraguan dalam nulis di blog memang selayaknya pergi.
Hapusbenar mbak, jangan takut untuk menulis di blog, dulu saya juga begitu takut memulai, coba menulis itu cara paling gampang untuk memulai sebuah blog.
BalasHapusbetul. meski sedapatnya dulu ya. lama-lama juga terbiasa.
Hapushahaa iya bener banget ini mbak, banyak yg takut pas ngadepin monitor. Mau nulis apa yaa.... Lama2 dateng juga siy idenya, asal berani duduk diam aja di sana, sambil entah ngapain dulu, hihi
BalasHapussambil entah ngapain dulu dan sekarang produktif, ya, mbak.
HapusKalau takut diplagiat gimana tu Mba? hehe
BalasHapushihihi...boleh aja mbak merasa begitu. dipasangi peringatan aja dan didoakan. gitu kali ya mbak. sya belum pernah sih kejadian gitu.
HapusJadi ingat tulisan pertamaku di blog malah tentang masalah bank dan ditulis dengan gaja majalah politik. Jaid ya hanya memindahkan tulisan dari majalahku ke blog aja.
BalasHapuswow...politik? enak mana mbk nulis yang gaya lama dengan gaya sekarang?
HapusWaktu mulai ngeblog aku santai gak kepikiran apapun, cuma pengin aja gitu punya blog. Sekarang justru aku baru punya perasaan 'idih blogku isinya manfaat apa nggak sih?' hahahaha. Terima kasih sudah berbagi :)
BalasHapuskadang yang sntai malah menginspirasi lho karena jujur.
Hapuswah lumayan lama juga ya mas ngeblog dari 2013 .. smoga selalu jaga semangat buat ngeblog hehe
BalasHapusbelum lah koh. baru 4 tahun.
HapusAhh, jadi malu sama blog-ku. pengen umpetin tulisan pertama. hehehe
BalasHapusjngan, mbaaaak...
HapusTulisan pertama kita sangat mungkin menjadi tulisan terjelek kita dari seisi blog, tapi tulisan pertama itu bisa jadi merupakan tulisan terjujur yang pernah kita buat. <<<--- Bagus Mbak Dwi kalimat ini. Saya suka. Dan saya lupa tulisan pertama saya di blog dulu apa ya? Waktu masih zaman Multiply hehehe, di sana saya mulai ngeblog soalnya. Sayang banget arsipnya udah gak ada.
BalasHapussenior banget lah mbak Novia ini. sayang g sempt diamankan ya mbak.
HapusSetuju, jangan takut untuk menulis di blog. Ini juga yang aku katakan ke seorang teman sebulan lalu ketika dia bilang ingin juga nulis blog, tapi takut-takut. Sampai sekarang masih tarik ulur dengan 1001 alasan untuk blom jadi bikin blog. Mau aku kirim tulisan Mbak ke temanku itu ya. Terima kasih.
BalasHapusduh, terima kasih kembali, mbak.
HapusKalau saya menulis keseharian aja di blog jadi jarang kehabisan ide. Biasanya yang bikin malas adalah kalau lagi asik sama aktivitas lain
BalasHapusmedsosan trus lupa y mbk, hehe...
HapusAwal 2013 kok pemula, bagaimana dengan aku yang baru mulai ngeblog di tahun 2015?
BalasHapusmaksudnya pas saya masih pemula di tahun 2013, gitu mama juna...
HapusHaiii Mbak Dwi salam kenal..saya dari dulu suka baca blognya Mbak..skrg akhirnya pakai domain TLD malah jadi semangat nulis terus...awalnya juga takut-takut, tapi jadi berpikir senang bisa membantu orang lain yg membutuhkan informasi :)
BalasHapuswah...makasih, mbak. bahagia ya mbak kalau bisa bantu orang yang butuh informasi. apalagi kalau dijapri.
HapusHaiii Mbak Dwi salam kenal..saya dari dulu suka baca blognya Mbak..skrg akhirnya pakai domain TLD malah jadi semangat nulis terus...awalnya juga takut-takut, tapi jadi berpikir senang bisa membantu orang lain yg membutuhkan informasi :)
BalasHapusaku malah semakin kesini semakin males nulis :(
BalasHapuspadahal dulu one day one post dihajar tiap hari pasti ada ide hiks...
kyk asi aja ya mbak, mkin disedot makin produktif, hihihi...
HapusPertama kali nulis di blog th 2007 an, dulu nggak mikir macam-macam sih apa aja ditulis. Ada pohon yg tumbuh di halaman rumah, kutulis. Ngantar anak sekolah naik becak, kutulis. Hal2 sepele pengalaman sehari-hari kutulis di blog, dulu rasanya nyantai aja nulisnya, kalo sekarang memang iya, suka mikir juga apa tulisanku bermanfaat bagi pembaca atau nggak. Kadang suka kangen dg awal2 ngeblog dulu itu :)
BalasHapusuihhh...senior lagi nih mbak Lianny. saya suka baca tulisan resepny, mbak...
Hapuskalau baca tulisanku di awal membuat blog itu ketawa sendiri. Alay... hihihi. Tapi ga tega hapus, biarlah jadi kenangan masa menuju dewasa :D
BalasHapusMulai meski dikemudian hari kita akan geli sendiri dengan tulisan pertama kita hehe.
BalasHapusUdah lama ternyata ngblognya ya, ini jadi penyemangat tersendiri buat sy, skrang sy trmasuk belum lama mulai nulis di blog, semoga makin konsisten nih..
BalasHapusInget banget postingan pertama di blog pas lagi semangatnya belajar bahasa Turki. He, jadi itulah postingan perdana. Sipp jangan takut nulis di blog ya Mba. Mudah2an Novi bisa gitu juga :)
BalasHapusNge-blog di hape? Masya Allah, keren banget. Saya aja, kemarin sempat nge-blog pake hape gara-gara laptop rusak. But, hanya bertahan tiga hari. Saat itu rasanya, jari-jari udah keriting semua, hehehe.
BalasHapusJadi pengen ngintip lagi tulisan pertama saya :D
BalasHapusBlog saya sudah berevolusi..meski tidak mudah, tetapi semakin sering menulis memang semakin berkembang skill yang dimiliki..
BalasHapusKeren, Mbak tulisannya. Saya jadi semangat lagi menyingkirkan pikiran-pikiran negatif yang menghambat aktivitas menulis. Terima kasih udah berbagi... ;)
BalasHapusTulisan pertama kita sangat mungkin menjadi tulisan terjelek kita dari seisi blog, tapi tulisan pertama itu bisa jadi merupakan tulisan terjujur yang pernah kita buat.
BalasHapusBener banget. Duh, kalo baca2 tulisan dlu, kyanya malu. Tp alhamdulillah punya keberanian (dan kecuekan) buat mulai. Skrg jg jadi sering ngeblog pake hp 😁
Baca ini saya jadi ingat awalmula ngeblog. Yang dulunya iseng buat blog saat masih kuliah tapi belum mudeng tentang blog, lalu tahun 2013 atau 2014 kalo ga salah mulai butuh pelampiasan (hehe) dan bertemu dengan komunitas yang semangat blogging akhirnya ikut semangat juga.
BalasHapusAlhamdulillah, lewat blog jadi punya banyak kenalan.
Awalnya dulu memang sering malu mau publish tulisan, tapi lama-lama cuek dan sering membatin 'anggaplah nggak ada yang baca," saat ragu2 mau publish. hehe.
Semoga blog kita jadi ladang pahala juga ya Mba, aamiin...
Hihihi...
BalasHapusSenyum-senyum sendiri pas baca: "ini blog apa jurnal ilmiah?" hahaha...
Bener juga yaa..
Alih-alih pengen ngasih yg reliable, eh kebablasan jadi artikel jurnal. Hihihiii...
Oya, saya masih kesulitan ngebiasain diri buat nulis di blog via hp :( jadinya suka ga fleksibel deh. Hmm,,, harus mulai membiasakan biar makin produktif kaya mbak ahh 😉
Makasih suntikan semangatnya.
Awal ngeblog pengen aja tulisan di baca banyak orang meskipun belum bagus. Eh sekarang keterusan tapi udah beda kali ya tujuannya.
BalasHapuswaiiih, hi hi, ini gue banget istilahnya mah. Tiap mau isi blog, gundah sendiri. Belum muvon dr nulis yg cuma curhatan ibu rt, hikz. Bahkan kl saya blogpost yg "please deh" itu belum dihapus tampaknya, ^_^
BalasHapusSetuju, menulis di blog itu memang asyik.
BalasHapusTerima kasih sharenya mba.
Bisa relate semuanya, bener2 pernah ngerasain. Eh nemuin jawabannya disini. Thanks for sharing mba
BalasHapusTerkadang masih malu juga curhat lewat Blog. Biasanya kalau mau curhat gak langsung nulis ke permasalahannya tapi nyerempet nyerempet dikit
BalasHapusBealajr terus nih saya juga ternyata semakin tambah teman dan menambah wawasan mengenai bagaimana menulis yang betul menyampaikan dengan tulus. Terimakasi mbak?
BalasHapusSetuju bangeeeeeett ini mah. Saya juga kadang suka takut kalo nulis diblog. Takut dianggap nggak objektif, takut dikata ini itu. Tapi bismillah ngebonek aja deh alias bondo nekat. Hahaha. Makasih mbak untuk motivasinya..
BalasHapusAku, pertama nulis di bulan desember 2016. Dan lanjut nulis sampe sekarang. Tapi, bukan dblog. Dan, hasilnya emang jueeeeleeek buanget hihi. Tapi bner. Itu tulisan jujur banget hihi. Dan, sejak saat itu, 'menulis' udah jadi makanan yang wajib aku konsumsi. Terus nulis gak peduli bagus/buruk. Kalo nagus dsyukuri, kalo blm bagus ya belajar lagii hehe. Membaca dan menulis gak bisa dipisahin banget....
BalasHapus