Termasuk belajar mengaji. Saya belajar lagi nih pas anak saya dapat buku model baru. Rupanya metodenya beda lagi. Iseng-iseng saya kumpulkan buku belajar mengaji dari masa ke masa yang sempat saya saksikan.
Belajar Mengaji Dengan Berbagai Metode
Metode TurutanKelebihan metode ini adalah pembelajar mengenal nama huruf hijaiyah dan nama harokatnya. Kekurangannya adalah tak bisa cepat karena harus mikir dulu sebelum mengucapkan.
Dulu sih belum ada tuntutan hidup harus serba cepat, ya. Jadi dibawa santai saja saat belajar. Kalau ga hafal-hafal, ya sudah, diulang-ulang terus.
Memang belajar mengaji itu bukan sekadar cepat bisanya, tapi juga pengulangannya.
Artikel terkait mengaji: Cara Menghafal Juz Amma Untuk Para Ibu
Metode Iqro'
Buku Iqro'. Sepertinya banyak dari kita yang lulusan Iqro' ya? Ini zaman adik-adik saya. Zaman TPA berkembang. Sekarang juga masih banyak dipakai. Terdiri dari jilid 1-6. Tiap akhir tingkat ada 'ujiannya' berupa halaman EBTA.
Kelebihan metode ini adalah kecepatannya. Langsung baca, langsung hafal. Kekurangannya, bisa jadi peserta didik tidak mengenal nama huruf dan harokatnya, kecuali sang guru berinisiatif mengajarkannya.
Pas zaman saya ngajar TPA juga pakai metode ini. Anak cepat bisa.
Artikel terkait Iqro': Mengajar Memang Harus Menunggu
Metode Wafa (Otak Kanan)
Misal: mata saya kaya roda. Gambarnya wajah anak dengan digabung dengan gambar roda mobil. Maksudnya matanya bulat, gitu.
Metode Wafa ini terdiri dari buku tilawah 1-5 plus buku tajwid dan buku ghorib. Metode ini juga mempunyai nada atau lagu khusus. Di SD diperkenalkan Wafa dengan 3 nada.
Ini contohnya:
Maafkan kalau gambarnya agak bergoyang, ya.
Kelebihan metode ini, cepat dipahami sebab akrab dengan bahasa kita. Kekurangannya barangkali sama dengan metode Iqro'.
Ada lagi metode Ummi, Qiroati, tapi saya belum pernah lihat, jadi tak bisa saya tulis di sini.
Dari ketiga metode belajar mengaji dari masa ke masa itu, anak saya paling cocok dengan metode otak kanan. Mereka belajar sambil tertawa-tawa membayangkan mata yang kayak roda.
Semoga mereka betul-betul bisa suka mengaji nantinya. Aaamiiin.
Di luar metode yang saya sebutkan, pasti ada metode lain. Tinggal kita cocok dengan yang mana. Kalau teman-teman belajar mengaji pakai metode apa? Bagi ceritanya, ya. Yuk, yuk!
Kayaknya dulu aku belajarnya juga pake seperti gambar 1, trus sekarang anakku belajar pake iqra'
BalasHapusYg metode otak kanan belom pernah lihat
saya baru tahu ada metode otak kanan. memang jaman kita kecil dulu dgn jaman anak2 skrg,beda ya...
BalasHapusOh..yang mata saya kaya roda...belum prnh lihat mb....disini rata2 pke iqra.... Klo yang otak kanan, berapa level mb?
BalasHapusMungkin masih ada metoda lain ya Jeng
BalasHapusSekarang juga sudah ada Al Quran yang pakai e-pen sehingga anak-anak bisa mendengarkan lafadznya langsung
Sayang harganya masih mahal
Salam hangat dari Jombang
Di sekolahnya anak-anak (SDIT) saat ini menggunakan Wafa. Sebelumnya berganti dari Iqro, Ummi, lalu Wafa ini.
BalasHapusSaya pake Iqra yg jilid 1-6 tapi adik saya pake Qiroati, itu malah lebih singkat lagi jilidnya tapi per jilidnya seperti pemadatan kuliah macam SP (Semester Pendek) hahhaaha
BalasHapusAku biyen ngajine sik.. Alif fat-hah a.. alif kasroh i, alif dhommah u... a i u. Biasa ngajine bocah lahir tahun 70an... hehehehe
BalasHapusnek wis teko tengah-tengah lagi : anakum..ainakum inakum..aunakum uunakum.