KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Keluh-Kesah Orangtua Saat PJJ

1 komentar

Keluh-kesah orangtua saat PJJ alias Pembelajaran Jarak Jauh. Sekolah daring, Belajar Dari Rumah, PJJ, sudah erat banget dengan kita setahun belakangan ini. Setahun lebih, ya, hampir dua tahun. Macam-macam rasanya saat anak-anak bersekolah di rumah. 

Awalnya, saya masih ingat betul, PJJ dimulai saat sekolah tiba-tiba diliburkan. Mendadak pagi itu, jam 6 pagi, ada pengumuman di grup WA wali murid yang berbunyi kalau hari itu sekolah ditiadakan. Saya yang pagi itu kemudian pergi belanja ke tukang sayur, jadi membicarakan hal ini dengan ibu-ibu lain yang juga kaget dengan pemberitahuan tersebut.

Bahkan tukang masak di sekolah full day, yang juga istrinya tukang sayur, bercerita kalau untuk masakan hari itu dia sudah telanjur belanja ayam berkilo-kilogram dan terancam ayamnya tidak jadi dimasak. Entah kemudian bagaimana akhirnya daging ayam itu berakhir di mana. Mungkin dibeli tetangga atau para guru.

Lalu, bagaimana nasib para siswa? Seperti yang kita ketahui, mereka belajar di rumah dengan bantuan piranti berupa ponsel atau laptop. Dunia mendadak berubah drastis. Sekolah menjadi sepi, jalanan lengang, sementara para orangtua mendadak menjadi terbebani dengan tugas-tugas sekolah yang harus diselesaikan anak-anak, sedangkan yang diberi tugas malah mabar dengan teman-temannya.

Sekolah-pjj

Daftar Keluh-Kesah Orangtua Saat PJJ

Tidak ada gawai yang mumpuni

Tidak sedikit orangtua yang mengeluhkan hal ini. Memang sekarang teknologi sudah merata. Di mana-mana orang pegang gawai sudah jamak kita lihat. Tapi apakah setiap siswa punya gawai yang mumpuni untuk sekolah dari rumah? Belum tentu. 

Belum lagi kalau di rumah ada lebih dari satu anak sekolah. Punya satu ponsel saja sudah lumayan. Itupun kadang bergantian dengan saudaranya. Nah kalau pas harus masuk kelas daring bersamaan bagaimana? Solusinya ya minta izin tidak ikut atau beli gawai lagi. Kalau ada dananya, sih tidak apa-apa. 

Jaringan internet menyedihkan

Saat harus menghadiri kelas daring dengan Zoom, misalnya, tiba-tiba jaringan internet lemah, atau kuota habis. Berkali-kali terlempar keluar dari Zoom bisa bikin bete juga. 

Kalau untuk soal kuota, sih sekarang sudah ada subsidi dari pemerintah, jadi lumayan membantu. 

Semangat anak melemah

Tugas sudah dikirimkan guru, tapi anak tidak ada semangat untuk mengerjakan. Sudah dioprak-oprak alias dikejar-kejar juga hasilnya belum kelihatan. Akibatnya orangtua jadi geregetan sama anak sendiri. 

Terlebih, saya amati, anak-anak sekarang lebih akrab dengan tontonan daripada bacaan. Ini juga dibenarkan oleh teman saya yang berprofesi sebagai guru SD. Keluhan sang guru juga sama, anak-anak kurang senang membaca, baik buku maupun artikel. Mereka lebih suka menonton video. Jadilah para guru berbondong-bondong membuat video pembelajaran. 

Guru tidak mengajar, hanya memberi tugas

Kenyataan yang pahit tapi benar-benar terjadi. Setiap pagi guru hanya memberitahukan tugas apa hari ini, dikerjakan dan dikumpulkan kapan, tanpa mengajar.

Masak, sih ada guru yang seperti itu? Ada. Di sekolah anak saya yang besar begitu. Tugas diberikan di grup WA. Dikumpulkan saat masuk sekolah PTM yang dilaksanakan seminggu sekali. Guru yang masih mau mengajar lewat kelas daring cuma satu. Selebihnya cuma memberi tugas lewat modul sekolah dan Google Classroom.

Sungguh bikin sedih, apalagi untuk mata pelajaran yang anak-anak kurang menguasai. Terbayang kalau kurikulumnya tetap, saat pandemi sudah berakhir, tiba-tiba anak menjadi tidak bisa apa-apa. 

Harapan saya, sih, kurikulum jangan mendadak berubah lagi. Setelah dua tahun tidak ada Ujian Nasional, jangan nanti tiba-tiba diadakan lagi. Pasti kelabakan setengah hidup. 

Itulah keluh-kesah orangtua saat PJJ. Ada yang serupa dengan yang saya tulis tadi? Atau ada tambahan mungkin? Yuk, yuk, tulis di kolom komentar. 



Related Posts

1 komentar

  1. Awal2 PJJ linayan tertib. Tugas cepet dikerjakan. Lama2 terjadi pergeseran fungsi hp... 20% belajar, 80 % nge gamešŸ¤¦

    BalasHapus

Posting Komentar