KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Lulusan Fakultas Peternakan Bisa Apa?

6 komentar

Lulusan Fakultas Peternakan. Itulah saya. Menyandang gelar Sarjana Peternakan sejak 20 tahun lalu memberi saya banyak pelajaran hidup.

Lulusan Fakultas Peternakan bisa apa? Ini salah satu topik bahasan yang muncul dari dalam diri saya sendiri saat membaca status WA teman kuliah dulu. "Kuliah ning Peternakan arep dadi apa?" Kuliah di Peternakan mau jadi apa?

Hari ini tadi saya dapat kabar, dan mungkin pembaca juga ada yang tahu dari berita, tentang meninggalnya seorang guru besar UGM akibat kecelakaan di tol Cipali. Beliau adalah Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Gedhe yang saya tidak mengenal secara personal.

Wafatnya Prof. Gedhe membangkitkan kenangan saat masih kuliah, memanggil lagi perasaan senang dan susah yang dialami mahasiswa Fakultas Peternakan alias Fapet.

Saya masuk ke Fakultas Peternakan UGM lewat jalur UMPTN di tahun 1995, tepat setelah lulus SMA. Bisa masuk ke sana dengan susah-payah diiringi doa serta bimbingan orangtua dan banyak orang.

Sejatinya Fakultas Peternakan adalah jalur yang dipilihkan Bapak untuk saya. "Pilih Sosial Ekonomi Peternakan saja, yang saingannya sedikit," demikian pesan Bapak yang saya iyakan.

Saat diterima, yang diumumkan di koran, saya senang tapi juga bingung. Nanti akan belajar apa? Lha wong letak fakultasnya saja saya belum tahu. Hehehe...gimana ini.

sapi-perah

Setelah masuk, baru mulai mengerti sedikit-sedikit ilmu apa yang harus dipelajari. Fakultas Peternakan bukan Kedokteran Hewan, ya. Seringkali orang salah menyangka, dikiranya kalau mahasiswa Peternakan itu bisa ngobati hewan sakit. Enggak. Kami belajar cara memproduksi ternak yang mendatangkan banyak manfaat, dan juga profit, dengan baik.

Di Fakultas Peternakan UGM ada 4 jurusan (waktu itu), yaitu Sosial Ekonomi Peternakan (Sosek), Produksi Ternak (Proter), Nutrisi dan Makanan Ternak (NMT), serta Teknologi Hasil Ternak (THT).

Masing-masing jurusan punya laboratorium masing-masing, ditambah kandang-kandang ternak. Ada kandang ternak potong (sapi, kambing, domba, babi, kelinci); ternak perah (sapi perah); dan unggas. Kandang-kandang itu hampir selalu ada isinya dan ada penelitian di sana. Kalau main ke kandang selalu ketemu mahasiswa yang sedang melakukan penelitian atau praktikum.

Fakultas Peternakan UGM juga punya lahan untuk menanam rumput sendiri. Luas sekali fakultas ini, meskipun bau ternak. Ya jelas, namanya juga peternakan, masak mau bau asap pabrik, hehe...

Meskipun begitu, waktu itu kalau ada penelitian yang nyangkut ke tikus percobaan, biasanya dilakukan di Fakultas Kedokteran Hewan yang letaknya bersebelahan dengan Fakultas Peternakan. 

Enaknya Kuliah Di Fakultas Peternakan Apa?

Enaknya apa? Kuliahnya relatif gampang, tidak terlalu rumit atau terlalu eksakta, walaupun Fakultas Peternakan masuk kelompok eksakta dan waktu itu SPP-nya lebih mahal sedikit dari kelompok ilmu noneksakta.

Mata kuliahnya mendorong mahasiswa untuk banyak jalan-jalan, hehehe... Iya. Ke kandang, ke laboratorium, magang ke peternakan sungguhan, magang ke pabrik, bahkan bisa juga magang ke luar negeri. Yang terakhir ini belum terjadi di masa saya kuliah. Tapi asal tahu saja, belajar peternakan itu banyak ke dunia baratnya. Ke Eropa, Australia atau New Zealand.

Pasture

Kalau di Sosek Peternakan, mahasiswa belajar soal ekonomi juga. Ekonomi mikro dan makro, ekonomi perusahaan, juga pemasaran. Cocok banget untuk yang ingin berwirausaha, buka bisnis sendiri di bidang peternakan.

Selain bab ekonomi, mahasiswa juga belajar tentang ilmu penyuluhan, komunikasi, psikologi sosial. Bekal bagi para penyuluh di lapangan.

Kalau sisi ga enaknya kuliah di Fakultas Peternakan apa? Ya paling-paling diremehin orang, itu aja. Hahaha...

Lapangan Kerja Bagi Lulusan Fakultas Peternakan

Sudah lulus, dapat gelar Sarjana Peternakan (S. Pt), terus mau apa? Salah satunya sudah saya sebutkan tadi: berwirausaha. Tidak sedikit teman-teman saya yang punya usaha di bidang peternakan, seperti punya peternakan sendiri, meneruskan usaha ternak orangtua, atau bisnis kuliner berbahan dasar hasil ternak (ayam geprek atau bebek goreng, misalnya).

Lulusan Fakultas Peternakan juga bisa bekerja di pabrik pakan ternak, di distributor produk peternakan (atau pertanian), di pabrik olahan hasil ternak (susu, yogurt, nugget, es krim, dll).

Atau bisa juga bekerja di bidang yang tidak berhubungan langsung dengan dunia peternakan, misalnya perbankan, atau sebagai sales di perusahaan multi nasional.

Teman-teman saya juga ada yang berkarier di pemerintahan lewat Kementerian Pertanian atau di Dinas Peternakan. Pulang kampung dan membangun daerahnya.

Lulusan Peternakan juga diperlukan di tempat asalnya, yaitu di kampus. Tidak sedikit teman-teman saya yang menjadi dosen di UGM ataupun di kampus lain.

Sebetulnya mau bekerja di manapun itu tidak masalah meskipun tidak sesuai dengan jurusan saat kuliah atau sekolah. Asalkan masih ada lulusan yang berkarier di bidang yang sesuai, maka kita yang menjalani hidup di luar kerangka kuliah tak perlu merasa berkecil hati. Rezeki ada di mana-mana, kan? Tak mungkin semua orang jadi pejabat karier atau pengusaha di bidang tertentu. Harus ada orang-orang biasa yang ikut meramaikan dunia agar hidup lebih bermakna. Err...anggap saja begitu, hahaha...

Entah ini pembelaan atau apa karena saya sendiri termasuk golongan lulusan yang tidak mengabdi di bidang peternakan, tapi...semoga artikel lulusan Fakultas Peternakan ini bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih sudah mampir, ya. Ada komentar? Silakan...kolom komentar terbuka untuk Anda. Yuk, yuk!


Related Posts

6 komentar

  1. Nek ilmu politik kui ngapain Bu.. ? Tanya alya bbrp hari lalu. Lali awalnya mgobrolin apa...tpi ada bagian yang dia nanya ibu dulu sekolahnya apa?

    Hi..hi, aku juga ga nyambung benere mba. Dulu awalnya milih IP juga karena passing grade jurusan ini ga se ngeri jurusan komunikasi. Dulu pengen komunikasi, tapi takut ga ketrima umptn..trus takut biaya (tambahan) mahal. Klo spp sama...masuk non eksakta. 225 rb/semester.

    Tapi kadang aku mikir...sebenarnya gusti alloh itu sudah memberi yang aku mau.

    Dulu pernah pengen kerj di tv.. kelakon juga, meskipun level e tv lokal jogja. Trus galau...karena trnyata klo udah punya anak susah banget bagi waktunya.

    Mulailah jadi pejuang cpns (niat nya udah ga bener, nyari kerj yang jam kerjanya pendek, gajinya lumayan).. ga lolos

    Trus sampai sekarang. Ngeblog wae lah.

    BalasHapus
  2. Hahaha...niat keliru memang kadang malah ga jadi ya lis. Aku dah berkali-kali ngalamin, niat ga bener dan ga tercapai.

    Masih inget aja, SPP dulu punyaku 250 rb per semester. Hihihi...

    BalasHapus
  3. Malah aku penasaran sama peternakan pengin belajar, gak semudah kelihatannya. Sepintas tahu dipelajaran PKWU tentang ilmu peternakan yang ah harus super duper paham, sulit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi...gitu ya, mbak. Banyak ilmu menarik di sekitar kita sebenarnya, ya. Dunia peternakan prospeknya bagus, krn manusia masih terus butuh daging, telur, dan susu. Cuma jd seperti ga asyik kl sudah dijadikan materi perpolitikan. Hehe...

      Hapus
  4. Ilmu pertanian/peternakan sering sekali dapat pertnyaan seperti itu bu

    terkadang, mereka menganggap kenapa harus kuliah kalau cuma kerjaannya jadi peternak atau petani.

    padahal kita kuliah juga bukn cuma belajar beternak dan bertani, tapi juga mendalami ilmu-ilmu yang tidak bisa kita dapatkan saat bertani atau beternak

    BalasHapus
  5. Dulu saya punya keinginan sekolah fakultas peternakan tapi kendala sesuatu, aku suka karena cara berternak yang baik sangat menjanjikan dan banyak yang masih awam.

    BalasHapus

Posting Komentar