Hai, assalamu alaikum.
Beberapa hari belakangan ini beredar meme di media sosial tentang kisah kasih pengantin baru yang memulai hidup mereka dengan minim.
Diceritakan, sang lelaki melamar si perempuan. Lalu perempuan tersebut berkata, " Tapi aku tak bisa masak dan beres-beres rumah."
Kemudian si lelaki menjawab, "Kau pikir aku ahli dalam menambal atap bocor, memperbaiki kran rusak? Aku mencari istri, bukan pembantu."
Kira-kira begitulah dialognya.
Ada versi meme yang menayangkan suasana rumah yang berantakan. Kompor super dekil, kulkas yang menjijikkan, dan lain-lain.
Tapi mereka hidup bahagia? Entahlah. Namanya juga cuma meme. Terserah yang mau menerjemahkannya.
Gambaran singkat tadi menggambarkan paling tidak dua keadaan. Pertama, seseorang yang sudah dewasa tapi kemampuan dasarnya untuk bertahan hidup sangat minim.
Tidak bisa memasak itu kiamat. Kiamat. Bukan cuma untuk perempuan tapi juga laki-laki. Sungguh saya percaya yang namanya kebutuhan dasar manusia adalah sandang, pangan, papan.
Pangan, makanan itu tidak bisa tidak menjadi persoalan besar dalam hidup. Gara-gara cari makan pun, sepasang penjahat bisa merenggut nyawa korban untuk dijarah uangnya karena mereka sudah tidak makan berhari-hari.
Eh, kok jadi ke sana?
Tapi betul, tiap orang yang sudah dewasa harus bisa menyiapkan makanannya sendiri. Itulah pentingnya mengajarkan anak keterampilan memasak sejak kecil. Setidaknya memasak nasi, membuat sayur sederhana dan menggoreng lauk, misalnya.
Orang tua jangan abai pada kebutuhan anak untuk mandiri supaya betul-betul bisa jadi manusia yang utuh.
Kenapa harus bisa memasak meski sederhana, sih? Karena hidup tak bisa dipastikan. Ada kalanya kita di atas, hidup serba mudah. Ada saatnya juga hidup kita bisa susah.
Baca juga artikel tentang pernikahan lainnya:
Mau Tinggal Di Mana Setelah Menikah?
Operation Thank You Pasca Pesta Nikah
Ngobrol Dengan Pasangan, Jangan Tunggu Sampai Tua
Kedua, bisa jadi dialog tadi mencerminkan kerendahan hati seseorang. Si perempuan merasa tidak cukup jago memasak atau berbenah rumah. Begitu juga si lelaki.
Mereka mungkin bisa memasak, benerin listrik, tapi ya standar aja. Bukan yang tingkat wow. Sehingga mereka menggunakan kalimat merendah seperti itu.
Lagipula, seandainya juga mereka betul-betul pintar, ahli, jagoan, ga selayaknya menyebut kelebihan diri mereka itu.
Kebayang ga, kalau dialog mereka jadi begini. "Oke, aku mau menikah denganmu karena aku jago masak."
"Aku juga jago benerin genting."
Ga seru, kan? Hih, ga romantis sama sekali! Hahaha...
Jadi gimana? Akhirnya mereka hidup bahagia? Oh, bisa jadi. Mereka pun menikah, dan sepanjang pernikahan, mereka senantiasa belajar untuk menjadi yang lebih baik.
Tadinya tak bisa masak, kini jadi ratu di dapur. Mungkin rumah mereka masih berantakan setelah 10 years of togetherness, tapi mereka terus memperbaiki diri. Happy ending.
Pas awal2 menikah...jago ndadar telur+ numis kangkung...cukuplah..
BalasHapusNanti seiring waktu berjalan..pasti bisa dan ilmunya pasti bertambah. Masalahnya itu cuma mau belajar+nyoba atau nggak...
He eh. Intinya di kemauan deh. Kalo mau berusaha insya Alloh ada jalan.
HapusHahahahah, iya bener sih mba. Skill memasak walo mungkin ga jago2 amat, tp stidaknya tau basic lah yaaa. Akupun ga jago masak. Tp kalo cuma sebatas yg gampang2 ya msh okelaaaah :D. Setidaknya ditinggal asisten 3 harian msh bisa survive. LBH dari itu baru andelin delivery :D
BalasHapusSama sih, mbak. Saya juga ga jago, tapi ya bisalah kl cuman yang simpel. Haha...
Hapussekarang mah enak ya malas masak ada go food, kadang setelah menikah itu masak bisa dg sendrinya karena kalau gak masak gak ada makan. tp kalau aku sih kalau lagi malas masaknya ay beli di luar, santuy saja
BalasHapusIya, mah. Kita beli jadi itu juga membantu mereka yg berbisnis makanan. Iya, kan?
HapusKemampuan masak saya sebelum nikah payah, Mbak Diah. Sekarang bagaimana? Tidak jadi ratu dapur juga hihi tapi setidaknya membaiklah dibandingkan sebelum masak, 21 tahun lalu.Alhamdulillah suami juga gak nuntut macam2 soal ini. Tapi memang sih ya yang penting kita mau belajar ya.
BalasHapusSama, mbak. Hihihi...tapi bener kok, kalau ada kemauan belajar, insya Alloh ada peningkatan.
HapusAku jarang banget jajan, Mbak. Enak nggak enak ya masak sendiri. Hahaha. Dulu sih suami diem-diem aja kalau akau masakin, sering banyak saran, wkwkwkwwk, tapi aku suka sih karena kemampuan masakku meningkat dikit. Hahahaha.
BalasHapusHahay, memenya Ado Ado sajo. Dah, jadi inget waktu awal nikah, aku nggak bisa masak beneran, nyeplok telur pun takut kebeledosan akhirnya aku tutupin tutup panci hehe. Sekarang Alhamdulillah mau masak apa aja hayuukk asal seputar tumisan hihihi
BalasHapusAku banyak belajar masak dari suami mba. Kebetulan dia senang masak. Dan setelah terserap ilmunya ke aku. aku makin semangat masak. Tapi weekend biasanya dia yang masak
BalasHapusHihi saya banget itu masih inget pas taaruf bilang ke suami ga bisa masak. Sekarang sudah masuk tahun ke 7 udah beberapa menu yang jago. Tapi masih kurang pede kalau masak apalagi serumah ma ibu mertua. Gitu juga ga sih.. hehe
BalasHapusIntinya itu, pasangan suami istri perlu bisa sama-sama belajar untuk jadi yang lebih baik
BalasHapusPas mau nikah, aku sama suami malah nggak ngomong kayak gitu sih hehehe. Kami sadar kalau masih banyak kurannya, tapi bilangnya gini, "Besok kita sama-sama berjuang ya, Dek" Eaaaa.... langsung ngangguk kek ondel-ondel akunya
BalasHapuswahahaha ada yah meme gini. Tapi aku sempat mikir lho kok mau ya suamiku nikah sama aku padahal aku ga tertarik urusan dapur. Eh ternyata suami yang lebih menikmati memasak. Yaweslah saling melengkapi
BalasHapusInti dari pernikahan itu adalah selalu happy bersama. Emang susah sih pertamanya untuk mengerti kebiasaan satu sama lain. Paling gampang contohnya penggunakaan odol, yang satu biasa menekan bagian ujung agar rapi, yang satunya asal tekan mana saja karena dipikirnya soal odol aja ngapain sih rempong. :)
BalasHapushaha, kayaknya aku tau meme yg dimaksud. tapi emang bener sih mbak, memasak ini jd bagian dari life skill bisa dibilang ya, dan sekarang ga gender oriented krn faktanya banyak chef yg secara pro emang laki2. hehe
BalasHapussetuju mbaaaa,
BalasHapuszaman skarang teknologi udah canggih ah, nggak bisa masak bukan berati akan kelaparan kan. soalnya udah ada gopud dan temen-temennya hehehe. soal beres-beres juga ada jasa instannya hihihi
dulu aku juga ga bisa masak, seiring berjalan waktu Alhamdulillah bisa juga. Dan keterampilan dasar memang penting yaa sehingga kita bisa melakukan segala hal ketika berumah tangga
BalasHapusSaya juga awal menikah sulit umtuk memulai masak. Lama kelamaan jd bisa sendiri mbak. Menjelang 7 tahun menikah kadang suka beli makanan juga di luar hehe
BalasHapusSenangnyaa..
BalasHapusPasangan yang baik memang yang saling melengkapi dengan segala kekurangan dan kelebihan mereka.
huhuu....uda bukan ngomongin fisik lagi yaa...kak.
We all naturally try to be a better person by learning and learning and learning again
BalasHapusEalah baca judulnya kok macam saya lagi berkaca pada diri sendiri ya? Beresberes ini bisalah...kalau masak? duh, sebatas bikin sup, goreng tempe, dan yang standar aja bisanya~
BalasHapusaku tak bisa masak sampai skrg kecuali telor emi dll. untung suamiku memakluminyaa.... jadi dia yg doyan masak. hihihi..
BalasHapusEh tentang sarkas kalo perempuan kudu bisa masak itu sebenarnya penting lo. Ga cuma untuk laki-laki dan perempuan. Semua orang harusnya bisa masak sederhana. Itu kebutuhan dasar soalnya
BalasHapusDi pikir-pikir kalau nanti aku punya calon mantu juga kalau boleh berharap yang bisa masak. Karena selain lebih hemat pengeluaran, kesehatan keluarga lebih terjaga haha
BalasHapus