KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Operasi Amandel Pada Anak

operasi-amandel-pada-anak
Gambar asli: pixabay

Ini adalah cerita tentang sakit telinga anak saya yang sampai menyebabkannya disarankan untuk menjalani operasi amandel. Operasi amandel pada anak, aman atau tidak, ya? Ini kisahnya.

Anak sulung saya pernah suatu ketika mengeluh sakit pada telinganya. Waktu itu dia masih TK. Ternyata dia baru saja mengorek telinganya sendiri dengan cotton bud. Rupanya dia ikut-ikutan saya bersih-bersih telinga dengan cotton bud. Padahal benda itu sudah saya simpan baik-baik di tempat yang tersembunyi, kok ya dia tahuuu aja posisinya. Saya sudah panik saja waktu itu, jangan-jangan ada bagian cotton bud yang tertinggal di bagian lubang telinga.

Berhubung sakit, maka saya bawa dia ke Puskesmas. Di sana telinganya dilihat oleh dokter. Dokter Puskesmas mengatakan bahwa ada semacam sumbatan berwarna putih di dalam, tapi karena terlalu dalam dan peralatan di Puskemas tidak memadai, maka dokter menyarankan kami berobat ke RSUD atau praktik dokter swasta. Duh, kalau ke praktik dokter swasta bukanya baru sore nanti, sementara si anak sudah kelihatan kesakitan. Maka siang itu juga kami pergi ke RSUD.

Antri beberapa lama, akhirnya giliran anak saya diperiksa dokter di Klinik THT pun tiba. Di sana, telinga anak saya dibersihkan dengan alat penyedot. Jangan tanya reaksinya, ya, sampai harus dirayu-rayu dan dipegangi beberapa orang. "Sakit," katanya.

Baca juga: Mengatasi Sakit Akibat Gigi Berlubang

Selepas itu, keluhan hilang. Alhamdulillah. Tapi besoknya kembali dia mengeluh sakit. Akhirnya terpaksa kami bawa ke praktik dokter swasta sore harinya. Di tempat praktik dokter THT itu kembali telinga anak saya dibersihkan dan diberi resep obat untuk diminum.Ternyata tidak ada bagian cotton bud yang tertinggal, alhamdulillaah. Telinga anak saya disemprot air hangat dan kemudian keluar gumpalan-gumpalan putih yang merupakan kotoran telinga. Barangkali akibat terkorek-korek tadi, tapi bukan kapas yang tertinggal dan alhamdulillaah gendang telinganya masih baik kondisinya.

Belakangan, saya meninggalkan penggunaan cotton bud untuk membersihkan lubang telinga , karena ternyata telinga tidak perlu dibersihkan sama sekali. Bukan hanya satu-dua artikel dan orang yang berkata begitu, tapi menurut penelitian tim dokter yang saya saksikan di acara Trust Me I'm A Doctor di BBC Earth, dijelaskan bahwa kotoran telinga akan keluar sendiri tanpa perlu dikorek-korek. Mengorek telinga malah mengakibatkan kotoran itu makin masuk ke dalam. Juga kegiatan korek-mengorek ini bisa berbahaya bagi gendang telinga sebab ada resiko tertusuk alat.

Coton bud hanya saya pakai untuk membersihkan telinga bagian terluar saja alias daun telinga.

operasi-amandel-pada-anak
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:HumanEar.jpg

Ketika Harus Mendengar Kabar Operasi Amandel Pada Anak

Beberapa waktu berlalu dengan aman, tiba-tiba di suatu hari anak saya mengeluh sakit di telinganya. Kali ini saat ulangan di kelas 2 SD. Badannya agak hangat dan memang sedang batuk pilek. Anak saya sampai menangis karena tidak tahan. Sorenya kembali kami ke tempat praktik dokter swasta.

Yang kali ini bukan karena ada kotoran seperti yang saya kira, tetapi ada penyumbatan bukan di telinga. Hah? Dokter mengatakan kalau telinganya relatif bersih, jadi keluhan sakitnya pasti bukan berasal dari telinga. Dag dig dug saya mendengarnya.

Oleh dokter, amandel anak saya diperiksa dan ternyata memang membesar keduanya, amandel kanan-kirinya. Dokter menyarankan anak saya dirontgen pada bagian hidungnya, karena dokter khawatir rasa sakit yang timbul itu karena amandel membengkak plus pembengkakan pada hidung, sedangkan ketiga kanal itu saling berhubungan, telinga, hidung, tenggorokan.

Saya cukup cemas, bagaimana kalau iya? Pilihannya, kata dokter, ada dua: diobati untuk mengurangi rasa sakit, atau amandelnya dioperasi. Mendengar kata dioperasi itu saya makin cemas. Operasi amandel bukan hal baru bagi saya, sebab dulu kakak saya pernah dioperasi amandelnya saat masih kecil. Dan kalau sekarang menimpa anak saya...aduh...saya tidak tahu harus bagaimana.

Saran dokter untuk foto rontgen kami turuti. Anak saya dapat surat rujukan untuk difoto di salah satu laboratorium klinik di Madiun. Jika sudah keluar hasilnya, bisa segera dikonsultasikan ke dokter.

Saya sudah bingung sendiri, bagaimana kalau harus iya. Saya pun mengkondisikan si anak, agar kalau terpaksa dioperasi, dia siap secara mental. Saya juga bertanya kepada teman-teman yang punya pengalaman serupa. Seorang teman menyarankan agar dioperasi saja seperti yang terjadi pada anaknya.

"Sekarang jarang sakit lagi," kata teman itu.

Saya juga berkonsultasi kepada saudara-saudara saya. Ternyata anak sulung mereka juga semuanya kena radang amandel dan disarankan dioperasi meski kemudian saran itu tidak dilaksanakan karena berbagai pertimbangan.

Baca juga: Anak Tak Doyan Makan Nasi?

Kakak saya menyarankan agar anak saya diberi minuman jus nanas untuk mengempiskan amandelnya. Beberapa teman juga menyarankan begitu.

"Nanas muda," kata mereka.

Pikir saya, kalau nanas muda mana mau anak saya meminumnya. Akhirnya dengan bismillaah saya buatkan anak saya jus nanas matang saja selama dua hari, sehari sekali.

Alhamdulillaah, keluhan berkurang dan akhirnya tidak mengeluh lagi. Saat seorang tetangga saya yang berprofesi sebagai bidan melihat kondisi amandel anak saya, dia berkata bahwa ukuran mandel anak saya normal.

"Bagus, kok, Mbak," katanya yang melegakan hati saya.

operasi-amandel-pada-anak
Sumber gambar: pixabay

Kontroversi Operasi Amandel Pada Anak

Akhirnya saya tidak membawa kembali anak saya ke dokter THT tadi, meski hasil rontgen sudah saya pegang. Saat mencari opini kedua kepada kakak ipar saya yang bekerja sebagai dokter, beliau menyarankan agar jangan dioperasi dulu.

"Amandel anak jangan diambil sampai umur 14 tahun," kata kakak ipar saya.
"Sebab sampai usia segitu keberadaan amandel masih diperlukan tubuh anak," lanjutnya.

Baiklah, makin mantap keputusan saya tidak mengoperasi amandel anak saya. Yang harus dilakukan sekarang adalah menjaga makanan dan minuman yang masuk ke tubuh anak. Jangan makan gorengan, jangan minum sesuatu yang dingin (baik itu es maupun minuman dingin yang disimpan di kulkas), jangan main dingin-dinginan (main AC). Intinya jangan sampai anak sakit yang berurusan dengan THT seperti batuk dan pilek.

Sebetulnya, bagaimana sih operasi amandel pada anak itu? Boleh apa tidak?

Beberapa referensi yang saya baca di internet mengatakan bahwa operasi amandel pada anak itu boleh-boleh saja asal memenuhi beberapa persyaratan seperti: radang amandel, kambuh tujuh kali dalam satu tahun atau, infeksinya menyebabkan demam, sulit menelan, kesulitan bernapas, ada tumor pada amandel. (Sumber: Alodokter)

Namun ada juga yang menyarankan sebaliknya seperti yang sudah saya ceritakan tadi.

Jadi, bagaimana?

Saran saya, lihat kondisi anak, pertimbangkan resiko dan gunakan naluri orang tua, perlukah anak dioperasi? Jangan lupa juga berdoa memohon petunjuk dari-Nya agar tidak salah pilih dan agar anak diberi kesembuhan dan kesehatan dengan cara yang baik lagi mudah.

Nah, teman-teman ada cerita juga tentang operasi amandel pada anak? Atau pernah dioperasi amandel waktu kecil dulu? Bagaimana dampaknya kemudian? Cerita dong di kolom komentar. Yuk, yuk!

Related Posts

6 komentar

  1. anakku waktu umur 3-4 tahun dulu beberapa kali membesar amandelnya mbak. tapi kata tetanggaku yang perawat juga sebaiknya jangan keburu operasi dulu karena anaknya masih kecil. terus entah siapa yang kasih tahu dulu ya, katanya disuruh kasih minum sprite dengan sedotannya batang daun pepaya wulung (pepaya yang batang daunnya hitam). entah kebetulan atau memang batang daun pepaya itu mengandung zat yang berkhasiat, kok amandel anakku jadi sembuh mbak, alhamdulillah. tapi memang pepaya wulung itu termasuk langka :)) wallahua'lam

    BalasHapus
  2. Ini aku banget mba. Dr bayi aku sering sakit. Kata papa aku 3 minggu sakit, seminggu sehat. Berulang trs seperti itu. Dokter udh bilang ini amandel. Dan memang hrs operasi. Tp krn aku msh kecil banget, ditahan. Akhirnya kls 1 sd aku baru operasi. Dan sejak itu ampe skr, aku jarang sakit. :) jadi buatku sih, operasi amandel malah membantu banget ngurangin sakitku

    BalasHapus
  3. Ibuku juga dulu ngga ijinin aku buat operasi pas waktu kecil, mba. Akhirnya pas umur 20 tahun baru deh angkat amandel karena diomelin dokter. ��

    Anakku juga nih amandelnya bengkak. Tapi belum ada niat buat angkat. Soalnya bisa pengaruh ke daya tahan tubuh juga yah

    BalasHapus
  4. Anak saya juga divonis hrs operasi amandel, krn ngoroknya kuat bgt. Tapi dokter sih blm mengatakan wajib. Hanya "sebaiknya". Akhirnya dikasih sama dokter obat yg berupa obat semprot ke hidung. Alhamdulillah ngoroknya ilang dan amandelnya jg normal2 aja sampai skrg. Paling ya itu seperti saran kakaknya mba utk jaga makanan.

    BalasHapus
  5. Aku jg sekarang ngga pernah dalem2 ngebersihin telinga, takuuut.. apalagi telinga Raya, tapi ini anaknya suka tetiba masuk2in cotton bud ke telinga, jadi emang harus dienyahkan cotton bud daru rumah.
    Baru tau kalau amandel bikin telinga sakit, aku blm pernah sakit amandel, baca ini jadi tercerahkan TFS mba!

    BalasHapus
  6. Kebetulan saya pernah operasi amandel mbak.. itupun saya lakukan setelah saya masuk kuliah. Pertimbangannya banyak.. saya udah mulai susah nafas (karena kedua amandel saya hampir menyatu), setiap hari keluar gumpalan putih (saya gak tahu namanya, yang pasti lapisan diatas amandelnya), bicara saya sudah mulai cadel (walaupun gak setiap waktu), sering radang .. 1 Tahun bisa lebih dari 3 X. Sulit fokus dan agak lemot sayanya... 😁😁😁 .. akhirnya saya putuskan untuk operasi :

    Nah.. efek setelah operasi, 6 bulan pertama saya harus beradaptasi cara bernafas lewat hidung (mungkin terlalu plong, hahhaahaha.. ) sering gelagapan kalo menghirup udara.

    Kadang kalo makan yang berupa biji2an.. suka nyelip ke hidung (misal makan kacang, nasi , sekarang saya atasi dengan selalu menggunakan kuah 😁😁😁😁). Mungkin efek ini gak ke semua orang sama.

    BalasHapus

Posting Komentar