KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Menjadi Blogger Idealis?

1 komentar

Blogger idealis?

Idealkah menjadi blogger idealis?

Selama sembilan tahun menjadi blogger, pertanyaan itu belum terjawab. Keinginan untuk menjadi blogger idealis itu timbul-tenggelam berkali-kali. 

Tulisan yang pada awalnya sekadar curhatan belaka, lama-lama tersentuh juga oleh ulasan berbayar. Tentu saja kepolosan sebagai blogger pemula berangsur hilang dan mulai melirik uang.

Ada uang di sana...

Ayo, kejar!

Tidak salah, tentu saja, menguangkan blog. Eh, maksudnya menjadikan blog sebagai alat mencari uang. Tidak salah. Bahkan terasa menyenangkan ketika menjadi bagian dari proses kampanye suatu produk dan mendapat uang dari sana.

Ada rasa bangga, bahagia, dan bersyukur. Di balik blog yang dirasa biasa saja ternyata ada yang meminatinya (ini kelewat tidak pede atau bagaimana).

Eh, tapi itu blog saya.

Ada banyak blogger yang benar-benar profesional sehingga blognya sungguh-sungguh menjadi mesin penghasil uang. Tidak main-main bermainnya sehingga bisa mengungguli pemain lain dalam permainan.

Namun tentu saja sebagai blogger, meskipun didesak oleh kepentingan ekonomi, haruslah bisa menghasilkan tulisan yang berguna untuk pencari informasi di internet.

Gaya hidup orang yang sekarang sedikit-sedikit googling tentu saja membuat blogger bahagia sebab punya peluang blognya dibaca, meskipun sekarang juga bersaing dengan YouTube.

Ya, begitulah dunia yang hanya panggung sandiwara. Semuanya hanyalah permainan, senda gurau belaka. Kita semua mafhum bahwa ada masanya nanti semua yang kita tulis, yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban. Di mana? Kapan? Di akhirat.

3 Macam Blogger Idealis Menurut Saya

Tolok ukur ideal ini relatif. Setiap orang bisa berbeda. Namun setidaknya, secara umum, orang memiliki standar yang sama dan merasa bahagia saat karyanya diterima, dihargai. Inilah kondisi ideal yang diinginkan blogger idealis. 

Dalam pandangan saya terhadap blogger, ada 3 kelompok blogger idealis. Seperti apa saja itu?

Blogger-idealis

Idealis dalam dunia blogging itu bisa bermacam-macam juga. Ada blogger yang idealis dalam menulis, yakni memerhatikan betul ketikan hingga titik komanya. Jarang terlihat tulisannya berbalut saltik. Baginya kondisi idealnya adalah saat tulisannya sempurna.

Ada juga blogger yang idealis dalam memilih tena tulisan. Blogger yang seperti ini senantiasa menulis dalam niche-nya. Jarang sekali melenceng dari jalur utama. Keluar dari pakem bisa membuatnya tidak nyaman. Tidak ideal.

Kemudian ada juga blogger idealis yang tekun mengejar pendapatan dari blog, baik dari ulasan berbayar maupun adsense.

Sebetulnya kalau dilihat dari tiga jenis blogger idealis tadi, bisa jadi ketiganya beririsan dan menghasilkan blogger yang ideal banget. Yaitu yang menulis dalam tema andalannya dengan penulisan yang enak dibaca sehingga disukai pembaca, kemudian mendatangkan trafik yang bermuara pada pendapatannya dari iklan.

Apakah Saya Blogger Idealis?

Di antara ketiga jenis blogger idealis tadi, saya termasuk yang mana? Atau malah tidak masuk sama sekali? Hahaha...

Ada, sih, tapi mungkin tidak terlalu idealis. 

Blog bagi saya adalah wadah untuk bersenang-senang dengan kata-kata, tempat melepaskan perasaan, berbagi ide dan informasi, sekaligus untuk menemukan kesenangan baru dalam memperoleh uang jajan.

Beberapa kali saya menerima tulisan berbayar. Temanya bermacam-macam berhubung blog damarojat ini blog gado-gado. 

Meskipun begitu, saya membatasi diri untuk tidak menerima tulisan berbayar yang temanya tidak saya inginkan ada di blog saya ini (bisa dilihat di laman 'Disclaimer').

Akibatnya, ada beberapa tawaran kerja sama yang saya tolak karena bersinggungan dengan topik-topik 'terlarang' tersebut. 

Ada juga tulisan bersponsor yang topiknya bukan dari wilayah terblokir tetapi isi tulisannya lumayan menyesatkan. Awalnya mau saya akali dengan menulis dengan informasi yang tepat tetapi backlink-nya tetap mengarah ke artikel yang kurang kredibel sehingga saya tolak.

Ya, bagaimana lagi. Bagi saya lebih baik menolak tawaran daripada memberi informasi yang menyesatkan. Bagaimana pertanggungjawaban saya secara moral kepada pembaca dan juga di akhirat kelak? Berat.

Kalau begini, sudah bisa disebut blogger idealis belum, ya?



Related Posts

1 komentar

  1. Bener banget sih ada yang gitu, bisa dibilang idealis memang kalau menulis di blog untuk mendapatkan uang, tapi enggak memungkiri kebutuhan ekonomi sekarang yang menjadikan hobi sebagai jalan pintas. Tapi, tetap sih kalau nulis artikel yang bermanfaat, terima kasih informasinya!

    BalasHapus

Posting Komentar