KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Doa Kesatu

1 komentar

Adek sudah sekolah! 

Sudah besar ya dia ternyata.

Umurnya 5 tahun bulan Juni lalu. 

Setelah sebelumnya sekolah banyak 'liburnya' gara-gara Kopit, sekarang sudah normal lagi, masuk terus.

Sengaja Adek kami sekolahkan pas umur 5 tahun dengan pertimbangan sekolah baru aktif tahun ajaran ini dan juga karena umur 5 tahun pas banget untuk memulai sekolah.

Jadi ini adalah pengalaman pertama Adek bersekolah.

Pengalaman yang sudah-sudah, pas Mas Besar dan Mas Kecil mulai disekolahkan itu di usia 4 tahun lebih dan 4 tahun pas. Ternyata di umur segitu anak-anak saya masih ogah sekolah dan minta ditunggui di sekolah. 

Hasilnya, anak dan ibu semuanya bersekolah di TK. Terima kasih, Nak. Berkat kalian, Ibu bisa mengulang pelajaran di masa kanak-kanak.

Kembali ke cerita tentang Adek. Adek bersekolah di TKIT, tidak sama dengan mas-masnya. Pertimbangannya yang utama adalah jarak rumah-sekolah yang super dekat. Kejadian pandemi mengubah cara bepergian orang, termasuk kami. Jadi mending pilih sekolah yang dekat saja daripada harus bermotor-ria.

Pertimbangan kedua adalah kebersihan sekolah. Gedung sekolah ini masih relatif baru sehingga tentu saja lebih bersih termasuk toilet sekolahnya. 

Hanya saja, risiko menyekolahkan Adek di TKIT adalah jam pulangnya lebih siang. Bahkan bulan depan pulangnya setelah salat duhur di sekolah. Adek kuat ga ya? Bismillah. Semoga kuat dan tidak rewel.

Keuntungannya menyekolahkan anak di TKIT adalah diajari lebih banyak pelajaran agama. Ada doa, adab, bacaan Alquran, dan salat. 

Doa

Nah, doa pertama yang dihafal Adek dari ustadzahnya adalah doa untuk kedua orang tua. Doa ini dihafal sedikit-sedikit. 

Pas di rumah tiba-tiba Adek mengucapkan, "Waliwaalidayya." Beberapa hari kemudian tambah jadi "Rabbilfirli waliwaalidayya". 

"Rabbighfirli, Dek."

"Rabbil firli."

Ngeyel dia. Ya sudah biarin dulu. Lama-lama kan nanti kalau sudah paham bisa juga.

Setelah itu saya tambahi 'warhamhuma'. Begitu seterusnya sampai tuntas seluruh doa. 

Sekarang Adek sudah hampir hafal. Tinggal kata 'kamaa'-nya yang masih sering lupa.

Setelah itu, tiba-tiba lagi Adek bikin kejutan. "Kalau doa kesatu orang tua ibu bisa?"

"Ga ada doa kesatu orang tua, Dek."

"Ada lho."

Ada-ada aja. 

Cerita ini saya simpan di sini supaya kalau besok Adek sudah besar dan blog ini masih ada, dia bisa membacanya. Kira-kira gimana ya reaksinya? Apaan sih, Dek, doa kesatu. Hahaha...



Related Posts

1 komentar

  1. Dig udah TK. Cepet yaaa...kayak blm lama bayinya... 😀 Jadi anak sholeh ya Le....

    BalasHapus

Posting Komentar