Malam Ramadan hari keenam. Ternyata efek kurang tidur itu luar biasa bagi saya. Badan serasa bergerak tanpa bisa dikontrol penuh. Mata perih, punggung berat. Sayangnya, saking lelahnya malah tidak bisa tidur. Apa sebabnya? Entahlah. Mungkin karena merasa masih punya tanggungan alias pekerjaan. Duh, semoga lelah ini berpahala. Padahal saat lelah saya jadi mudah tersulut emosi meski di bulan Ramadan.
Kebetulan di hari Rabu kemarin, Ramadan hari kedua, di grup ATM English Club ada challenge soal mengontrol rasa marah. How to control your anger. Menarik banget karena, hey, jawaban anggota grup beragam sekali. Ada yang menyebutkan upaya-upaya mengelola amarah yang mirip satu sama lain. Ada juga yang tidak.
Kebanyakan adalah dengan menahan bicara. Pokoknya kalau marah datang, jangan bicara. Diam dulu. Kalau perlu menyingkir dari TKP. Soalnya bicara saat marah itu cuma akan bikin kita asal ngomong, lalu ujung-ujungnya menyesal. Wah, ini saya banget. Astaghfirullah.
Ada juga yang mencoba meredam marah dengan beristighfar. Ada yang ambil wudhu. Nah, yang ini menurut sunnah, ya. Saat marah, baca taawudz. Kalau masih pingin marah, ubah posisi tubuh. Jika tadinya berdiri, duduklah. Jika tadinya duduk, berbaringlah. Jika masih marah juga, berwudhu. Lalu mengingat keutamaan menahan amarah.
Gampang banget, ya. Gampang diomongin tapi susaaah untuk dilaksanakan. Tapi, ya itu, yang sulit-sulit itu biasanya ganjarannya besar.
"Janganlah marah. Maka bagimu surga." (Hadits Riwayat Thabrani)
Itulah cerita malam Ramadan hari keenam. Terima kasih sudah mampir. Selamat berpuasa.
Posting Komentar
Posting Komentar