KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Pengalaman Yang Menguras Emosi Saat Anak Menghilang Dari Rumah

13 komentar
Anak-hilang
Halo, assalamu alaikum.

Barusan saya main ke facebook dan menemukan video tentang kumpulan kejadian anak hilang di ruang publik yang dibagikan oleh seorang teman saya.

Saat lihat video itu, terlihat sekali emosi orang tua terkuras habis karena kehilangan anaknya. Tidak diceritakan sih akhirnya bagaimana dan video itu juga merupakan iklan layanan masyarakat milik suatu lembaga kemanusiaan.

Ada ibu yang baru selesai (sepertinya) transaksi di mesin ATM lalu berbalik badan dan menemukan anaknya sudah tidak di situ.

Ada ibu yang kehilangan anaknya saat berbelanja di suatu toko di mal.

Ada bapak yang kehilangan jejak anaknya di jalanan ramai.

Semuanya menunjukkan kepanikan luar biasa.

Kalau mau lihat videonya bisa main ke facebook saya di sini: Diah Dwi Arti.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10218138297584780&id=1108518533
Credit: Now This

Saat menonton video yang mengusung pesan "If losing a child for just a few minutes feels like this...imagine losing them for years" tersebut, saya ikut merasakan emosi yang diluapkan para orang tua di sana.

Sedih. Kosong. Takut. Sakit. Nyeri. Ngilu.

Semua jadi satu.

Bagaimana jika itu terjadi kepada saya?

Sungguh tak pernah berharap demikian karena dalam skala yang lebih ringan pun saya pernah merasakan kehilangan anak untuk sesaat.

Anak Menghilang Saat Di Rumah

Lah ini gimana kok bisa? Main petak umpet?

Bukaaan...

Ini anak hilang dari rumah saat saya di rumah.

Jadi waktu itu kami tinggal di Ciledug. Mas Besar masih berusia 2 tahun. Lagi senang-senangnya lari ke luar kalau pintu dibuka. Kabur gitu deh.

Nah, kebetulan saat itu lagi ada tamu di rumah. Ceritanya kami mau pindah ke Madiun. Tetangga-tetangga kami dari kompleks rumah yang lama datang untuk pertemuan terakhir gitu. 😓

Banyak yang datang. Kami merasa seperti saudara meski secara resmi cuma tetangga. Alhamdulillaah, senaaang banget bisa diberi kesempatan jadi saudara mereka.

Pas kami lagi seru ngobrol, pintu depan otomatis kebuka dong karena ada tamu. Ya kami pikir amanlah karena pasti banyak yang ikut ngawasin gerak-gerik si Mas Besar yang pas itu masih kecil. 😅

Eh, nggak tahunya, pas tamu mau pamit pulang, ternyata si Mas Besar ga ada di rumah! Dan tak satu pun tamu yang lihat!

Astaghfirulloh!

Paniklah saya. Ke mana anak ini??

Saya tanya ke tetangga kanan-kiri, ga ada yang tahu.

Saya lari ke tetangga depan yang sering disambangi Mas Besar. Ga ada juga.

Semua ikut mencari. Saya lari ke sana-sini. Ke blok depan, nanya ke tukang bersih-bersih perumahan, cari ke taman bermain...semua nihil!

Ya Alloh...lemes hati dan badan saya. Ke mana anak ini???

Saat saya kembali ke rumah dengan lunglai, anak saya sudah di rumah lagi.

Ternyata sedari tadi dia masuk ke rumah tetangga, selisih satu rumah dari tempat tinggal kami.

Asyik bermain di dalam sendirian. Sementara yang punya rumah ga ada di dalam. ART yang punya rumah itu juga ga tahu kalau Mas Besar masuk. Duh...drama deh.

Di atas segala kepanikan, bersyukur alhamdulillaah dia selamat, kembali ke pelukan kami. Orang tua mana yang ga terharu kalau begini?

Anak Menghilang Tidak Pulang-Pulang

Setelah agak besar, sudah TK, Mas Besar kembali menghilang dari jangkauan radar kami.

Sebenarnya hobi masuk rumah orang lainnya itu masih ada, tapi ga sampai menghilang lama seperti kejadian di Ciledug.

Lagipula di Madiun sini hubungan dengan tetangga masih erat. Jadi kalau ada anak 'hilang' pun biasanya cepat ketemu karena tetangga ikut memberi info.

Nah, pernah nih kejadian Mas Besar menghilang yang bikin panik. Ceritanya Mas Besar ini lagi senang-senangnya main sepedaan. Bersepedalah dia dengan adiknya, si Mas Kecil, keliling perumahan.

Tapi, Mas Kecil udah pulang dari tadi, Mas Besar kok belum kelihatan sama sekali?

Mulailah saya panik. Si Ayah juga ikut mencari.

Saya tanya ke tetangga, cari ke masjid, ke kompleks sekolah, interogasi Mas Kecil...tidak ketemu juga.

Saya cari ke semua tempat yang mungkin jadi lokasi favoritnya. Ga ada!

Akhirnya, naluri kebapakan si Ayah bekerja. Si Ayah mencari ke persawahan.

Dan betul! Mas Besar sedang ada di bawah pohon di tengah persawahan duduk di sepedanya menikmati suasana.

Astaghfirulloh.

Saya sedikit geli kalau membayangkan itu. Ngapain dia di tengah sawah sendirian? 😅

Ya, pada akhirnya semua berakhir baik.  Alhamdulillaah.

Meski  begitu bukan berarti tidak terulang. Ada saja kejadian anak menghilang lagi yang bikin panik. Tapi ternyata mereka sedang main ke kandang sapi, atau bertualang ke dusun sebelah lalu kesasar, atau ga segera pulang usai jam sekolah.

Dah, pokoknya ada aja dramanya. Tapi yang penting anak selamat.

Dinasihatin tentunya. Diomelin juga pastinya.

Tapi teteeep disayang kok insya Alloh.

Harapan saya sih jangan sampai kejadian lagi. Jangan deh, jangan. Rasanya sungguh berat.

Teman-teman ada juga yang pernah punya pengalaman anak menghilang seperti saya juga? Semoga enggak, ya.




Related Posts

13 komentar

  1. Hmm dulu juga pernah bun, adikku ngilang gitu. Ternyata juga masuk ke rumah tetangga

    BalasHapus
  2. Hmm seharusnya anak-anak itu kalau mau main izin dulu ya mom, biar mom nggak khawatir

    BalasHapus
  3. Semoga mas kecilnya nggak ngilangan kayak mas besar hehe :D

    BalasHapus
  4. Ponakanku dl pernah mba...pagi2...diminta ibunya beli minyak di warung sebelah. Nggak pulang2...di susul ke warung ga ada. Dicari kmn2 ga ada. Padahal jam sekolah. Ternyata pas berangkat ke warung, liat tetangga berangkat ngluku (mbajak sawah, pke sapi)...trus dia ikuti tu pak tani+sapi sampe sawah ..

    Jd le ketemu di areal persawahan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walah 😂😂😂 gimanaaa itu...ya ampuuun...lucu banget ya lis. Walau bikin kesal juga...

      Hapus
  5. Liat anak hilang dari jangkauan ibunya memang bikin jantungan ya mba saya juga pernah kejadian kayak gitu, antara seneng dan sebel pengen marahin tp anak belom ngerti apa2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi...rasanya campur aduk ya mbak. Antara lega dan kesal.

      Hapus
  6. dulu adikku pernah hilang saat kecil, dicari kemana2 gak ketemu sampai akhirnya ada suaar tangisa di balik pintu dapur, astaga dicari kemana2 ternyata ada di balik pintu karena ngambek

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi...kok bisa ga ketahuan, ya, mah? Nahan napas dan tangisnya mungkin, ya.

      Hapus
  7. Anak saya hilang ketika saya lagi belanja di pameran Big Bad Wolf.

    Saya waktu itu cuman berdua dengannya. Saya lagi milih buku. Dia, umurnya 3 tahun, senang jalan di lorong antara rak buku. Tiba-tiba dia hilang.

    Saya lapor satpam sambil nyaris menangis. Satpam langsung kordinasi via HP. Satpam lainnya akhirnya menemukannya di dekat kasir, sekitar 50 meter dari titik tempat terakhir kali saya bersamanya.
    Itu sekitar 20 menit yang sangat menyiksa saya.

    Saya masih bingung, apakah saya salah kalau saya tidak menggandengnya setiap detik? Lha kalau saya gandeng terus, kapan dia mau belajar eksplorasi sendiri? Lebih penting lagi, kapan saya mau belajar mempercayai dia bahwa dia bisa jalan sendiri?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dramanya jadi orang tua, ya, mbak. Alhamdulillaah ketemu. Ga kebayang nyari di ruangan seluas dan seramai itu. Dua puluh menit yang berasa tahunan, ya, mbak.

      Hapus
  8. Alhamdulillaah... Ketemu ya mbak dan hanya sebentar. Kalau kayak gini sih saya sering. Hehe. Punya anak cowok yg sukanya main terus. Pulang sekolah(TK) nggak langsung pulang, tapi main ke rumah temannya. Main dari jam 1 siang baru pulang jam 4 juga pernah. Main sepedahan jauh juga pernah. Pamitnya cuma ke depan rumah ternyata main di temennya yg rumahnya jauh juga pernah.

    Memang bikin sport jantung, ya. Solusinya kasih pemahaman kalau mau main jauh pamit dulu. Sekarang anaknya kalau mau main selalu pamit/bilang dulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ke depan rumahnya siapa dulu, ya, mbak. Hahaha...depan rumahnya teman mungkin.

      Iya, mbak. Makin besar makin bisa dikontrol alhamdulillaah. Tapi kalau udah besar beneran juga malah makin ga pulang-pulang. 😅😅😅

      Hapus

Posting Komentar