KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Untuk Apa Jadi Paskibraka?

12 komentar
Di peringatan Hari Kemerdekaan, di Istana Merdeka selalu ada pasukan pengibar bendera pusaka, disingkat Paskibraka. Bersamaan dengan itu, di tingkat propinsi dan kabupaten/kota juga ada Paskibraka. Meski sekarang yang dikibarkan bukan lagi bendera pusaka melainkan duplikatnya saja, nama pasukan khusus ini tetaplah Paskibraka.

Paskibraka 2016 yang bertugas sore bersama Presiden RI
(dipotret dari televisi)

Untuk apa jadi Paskibraka? Mungkin ada yang bertanya-tanya untuk apa bersusah-payah, berpeluh-lelah hanya sekedar untuk mengibarkan bendera? Bahkan yang mencuri perhatian baru-baru ini kasus Gloria, calon Paskibraka 2016 yang memiliki paspor Perancis. Gloria nyaris batal dilantik sebagai anggota Paskibraka. Walau akhirnya Gloria bisa tampil bertugas di upacara penurunan bendera di Istana Merdeka. Semakin banyak pertanyaan muncul: sepenting itukah menjadi anggota Paskibraka?

Baca juga: Mendoakan Indonesia

Nah, sehubungan dengan itu, untuk mengulik makna menjadi Paskibraka dan manfaatnya, saya mewawancarai dua orang mantan anggota Paskibraka di era 1990-an. Kenapa angkatan 1990-an? Alasan pertama, agar bisa diketahui seperti apa mantan anggota Paskibraka di masa dewasa. Alasan selanjutnya, karena saya kenal baik dengan mereka, jadi lebih mudah proses wawancaranya. Hehe...

Narasumber saya adalah Dewi (wirausahawati, crafter) dan Gunardi (wirausahawan). Mereka ini kakak-beradik. Simak ya, wawancara kecil-kecilan saya via WA.

Jadi Paskibraka tahun berapa dan di pasukan berapa?

Dewi: Tahun 1991, Paskibraka Propinsi DIY. Pasukan 8, pagi. (maksudnya pas upacara pengibaran bendera).

Gunardi: Tahun 1997, Kota Yogyakarta, pasukan 45, tugas pagi dan sore.

Untuk sampai posisi itu, ingat nggak, harus ngalahin berapa orang? Atau, paling nggak, berapa tahap?

Dewi: Kalau berapa orang, nggak ingat. Tahapnya dari sekolah, kabupaten terus propinsi. Di Kabupaten, sekolahku ngirim 4 anak (2 pasang putra-putri).

Rasanya jadi Paskibraka gimana?

Dewi: Rasanya bangga lah, pengen ada Ibu dan Bapak mirsani (menyaksikan) pas aku tugas. Hiks, tapi apa daya.
(Orang tua Dewi tidak bisa hadir karena juga harus ikut upacara bendera di instansi masing-masing - red)

Gunardi: Bangga, berasa orang yang "terpakai" oleh negara.

Kenapa ingin jadi Paskibraka?

Dewi: Pengen jadi Paskibraka karena di SMA udah jadi tonti (peleton inti - red), dan sekolah membuka lebar peluang untuk ikut.

Gunardi: Ikutan kakak. Dan ada harapan mana tahu pengalamannya bisa dipakai untuk tes Akabri.

Paskibraka Setelah Dewasa

Terus, sekarang setelah dewasa, memandang Paskibraka itu gimana?

Dewi: Memandangnya...anak-anak yang bisa lolos memang benar-benar yang terbaik. Soalnya seleksinya ketat banget.

Gunardi: Paskibraka adalah tugas yang mulia. Dan kadang ikut merasakan (terharu) terutama momen setelah para Paskibraka selesai bertugas.

Dewi: Betul.....momen setelah bertugas sangat mengharukan. Apa lagi ditepuktangani kayak di TV, merinding lihatnya

Apa yang diperoleh dari menjadi Paskibraka setelah dewasa?

Dewi: Yang diperoleh apa yaaa...cinta tanah air. Kalau lihat bendera berkibar tuh seneng banget. Lihat bendera dipasang sekenanya jadi nggak suka.

Gunardi: (Dapat) Pengalaman aja sih.

Pernah dicibir orang nggak? Kalau pernah, cibiran macam apa?

Dewi: Alhamdulillaah nggak pernah.

Punya kisah sedih seputar jadi Paskibraka?

Gunardi: Sedihnya itu cuma punya sedikit foto kenang-kenangan dan seragam Paskibraka yang hilang. Dipinjam teman tapi nggak kembali.

#

Nah, itulah hasil wawancara kecil-kecilan saya. Meskipun yang saya wawancarai bukan Paskibraka di tingkat pusat, tapi saya rasa cukup mewakili jawaban dari pertanyaan: untuk apa jadi Paskibraka?

Menjadi Paskibraka di kala muda memang bukan segala-galanya, namun bukan pula sesuatu yang tak bermakna. Pembentukan karakter, penanaman jiwa patriot dan cinta tanah air, kedisiplinan, kerja sama tim, menghormati atasan, bukanlah hal yang sia-sia. Muda berjuang, dewasa berkarya

Mudah-mudahan tulisan sederhana ini bisa menjadi inspirasi bagi pembaca. Mana tahu ada yang tergugah karenanya, kan?

Related Posts

12 komentar

  1. Yang pasti bangga. Dan efek ikutannya biasanya...laris manis/top di sekolah😁

    BalasHapus
  2. whaa...mbuh nek kuwi lis. mungkin ngono yooo ;-D

    BalasHapus
  3. dulu juga waktu sma jadi paskibra sekolah, badan jadi gosong karena sering di bawah matahari hehehe

    BalasHapus
  4. yang jelas ada kebanggan tersendiri... ya..apalagi kalau sampai istana..

    BalasHapus
  5. jadi inget dulu pernah ikut seleksi pas sma, tapi gak lolos, hihihi..

    BalasHapus
  6. dulu sering jadi petugas upacara tapi ga pernah jadi pengibar bendera hehe

    BalasHapus
  7. Jujur, kalau lihat paskibraka, aku selalu merasa mereka keren. Sempet kepengin. Tapi aku tau diri. Aku pendek banget dan yg biasanya kepilih pasti ada tinggi minimalnya. Tapi aku udah puas kok jadi penonton hihihi

    BalasHapus
  8. Aku bangga lho melihat para paskibraka kita.. Muda dan berprestasi

    BalasHapus
  9. Menarik topiknya mak. Aku dulu SMP ikut paskibra jd pasukan inti. Bangga banget loh, padahal cuma upacara di sekolah dan gak masuk tv hehe. Sayangnya di SMA ku ga ada ekskul paskibra, jadi terhenti deh sepak terjangku :(

    Tapi sedikit banyak kedisiplinan ketika menjadi paskibra itu terbawa sampai ke rumah.

    BalasHapus
  10. Pasti bangga bisa menjadi anggota Paskibraka, seleksinya ketat ya.v

    BalasHapus
  11. Wah saya dulu waktu smp aktif banget di organisasi paskibra. Seneng bisa ikut lomba ke sana kemari. Apalagi klo menang suka diumumin pemenangnya klo upacara di hari senin sekolah. Hah rasanya bahagia skali. Krn smp jd paskibra waktu SMK jdi suka disuruh jd pengibar bendera pas upacara. Wah jd bernostalgia lagi nih saya jdinya

    BalasHapus
  12. Aku dulu gagal sih jadi paskibra hihihi.. capas gagal :D Salut sama paskibra/paskibraka yang berhasil karena latihannya ngga mudah, udah kayak latihan militer euy, aku mah lemah :)

    BalasHapus

Posting Komentar