Waktu saya masih single dulu, di depan kantor sering lewat pasangan suami-istri yang bekerja sebagai tukang pijat urut. Ya, betul. Pasangan suami-istri itu adalah penyandang tuna netra.
Biasanya di jam tertentu mereka melintas. Jalan di depan kantor saya adalah jalan kampung.
Persis di ujung kantor adalah perempatan tempat bertemunya jalan kampung dengan jalan raya yang menjadi urat nadi di wilayah itu.
Meski ramai namun karena posisinya di pedesaan maka tidak ada rambu lalu-lintasnya.
Baca juga: Beri Saya Dua Detik Saja
Suatu pagi ada kejadian heboh. Dari perempatan terdengar jeritan perempuan dan suara gedubrakan. Kecelakaan, pikir saya. Maklum, tidak ada rambu lalu-lintas jadi laka lantas cukup sering terjadi.
Saya melihat dari teras lantai tiga. Betul, ada kecelakaan.
Dua orang ibu tampak jatuh terduduk di jalan raya dengan sepeda motor mereka yang ambruk.
Menabrak apa atau siapa? Rupanya ibu-ibu tadi nyaris menabrak si bapak tuna netra.
Kedua ibu tadi sempat marah-marah. Mereka terjatuh karena menghindari bapak tuna netra yang, menurut mereka, menyeberang jalan dengan tiba-tiba.
Tapi ketika kedua ibu tadi tahu bahwa si bapak yang nyaris tertabrak tadi adalah tuna netra, mereka berhenti marah-marah dan sepertinya terjadi perdamaian.
Beruntungnya lagi, alhamdulillah, si bapak tuna netra tidak terluka.
Baca juga: Kenapa Anak Kecil Rentan Tertabrak di Jalanan
Zona Difabel Aman, Penyeberangan Khusus Difabel
Teringat kisah itu, saya jadi berpikir. Barangkali perlu adanya rambu-rambu untuk mengingatkan pengguna jalan akan adanya tuna netra dan kaum difabel lain yang mungkin menyeberang.Semacam Zona Selamat Sekolah, supaya pengemudi kendaraan mengurangi kecepatan mereka saat melintas di situ.
Kemudian dipasangi rambu peringatan kurangi kecepatan di kanan-kiri jalan.
Gambar dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Zona_sekolah |
Tempatkan zona penyeberangan ini, katakanlah Zona Difabel Aman, dan rambu tadi di daerah yang sering dilewati kaum difabel.
Kalau Zona Selamat Sekolah dicat merah, Zona Difabel Aman ini bisa dicat kuning, sesuai dengan warna paving pemandu bagi difabel seperti yang sering dijumpai di trotoar.
Kelebihan dan Kekurangan Zona Difabel Aman
Keuntungan Zona Difabel Aman ini antara lain:- Relatif murah dan hemat karena tidak mengubah bentuk fisik jalan raya
- Tidak memerlukan perawatan khusus seperti lampu lalu-lintas yang harus sering diperiksa
- Tidak perlu petugas penjaga.
Kekurangannya:
- Perlu sosialisasi menyeluruh kepada masyarakat dan terus-menerus
- Mudah dilanggar pengendara
- Penyeberang bisa kesulitan mengakses mengingat letaknya di tempat-tempat tertentu saja
- Kurang cocok di jalanan yang padat kendaraan.
Prinsip dari Zona Difabel Aman ini adalah memberikan fasilitas penyeberangan yang aman dengan biaya terjangkau.
Mengapa harus terjangkau? Sebab kaum difabel tersebar tidak hanya di perkotaan yang identik dengan fasilitas memadai, namun juga di pedesaan.
Sosialisasi Zona Difabel Aman
Sebetulnya ada juga kota yang sudah memiliki fasilitas penyeberangan khusus difabel, seperti di kota Depok yang wujudnya adalah zebra-cross.Namun fasilitas ini sekarang entah bagaimana kabarnya.
Punya Zona Difabel Aman memang bisa jadi tidak mudah terutama karena butuh sosialisasi yang terus-menerus.
Trotoar dan zebra-cross saja masih sering diabaikan, apalagi zona khusus yang baru kemunculannya.
Ya, memang harus selalu didengungkan di media, itu pun kalau ide ini terwujud.
memang penting banget yah ada zona difabel ini Mbak, ini salah satu cara kita menghormati mereka :)
BalasHapusMenurut saya perlu mbak. :-)
Hapuswah keren idenya...saya gak kepikiran ide ini
BalasHapusTerima kasih kang. Cerita lama ini.
Hapuswah marka/rambu ya? mantab
BalasHapus@guru5seni8
http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com
Banyak tempat umum yang kurang ramah bagi difabel...
BalasHapusMungkin zona aman difabel terutama buat nyebrang bisa dideketin ma pospol, jadinya ada yg bantu nyebrangin. Tapi kalau masyarakatnya bersahabat dan mau bantu sepertinya dimanapun ok.
BalasHapusBtw Pelican cross yg seperti apa ya mbak? Di Depok dimananya?
Oh iya lupa belum di-link pelican-crossnya. Itu adalah semavam zebra cross yang dilengkapi lampu penyeberangan yang harus dipencet dulu oleh calon penyeberang.
HapusDi Depok di depan Balai Kota Depok mbak.
Boleh juga idenya. Zona aman Difabel. Tapi kayaknya masih harus diajagain. Kalau dilanggar pengendara kan tetep aja bahaya.
BalasHapus@gemaulani
Setuju. Sudah saatnya para difabel didukung dengan berbagai fasilitas agar mandiri dan berprestasi
BalasHapusSeharusnya gitu mbak.
HapusMungkin bisa ditambahi keterangan visual nya tentang pelican-cross. Barusan sempet searching ttg itu, bermanfaat banget ya, lampu lalu lintas dioperasikan oleh pejalan kaki. Dimana pejalan kaki harus menekan tombol untuk meminta "waktu hijau" pada pengendara kendaraan sehingga pengendara kendaraan berhenti dan pejalan kaki dapat menyebrangi jalan. Dibutuhkan pengertian dan toleransi yang tinggi dari pengendara kendaraan guna memprioritaskan pejalan kaki menyeberang karena pelican crossing biasanya berada bukan pada persimpangan jalan, tetapi pada lokasi-lokasi yang terkadang ramai oleh pejalan kaki.
BalasHapusIya mas. Makasih, sudah saya tambahkan link pelican-cross nya.
HapusKalau menurut saya perlu ada sosialisasi kepada masyarakat tentang fasilitas khusus difabel, Mbak. Sering saya lihat fasilitas pengguna difabel dimanfaatkan masyarakat normal untuk alasan kepraktisan.
BalasHapusAh, semoga kejadian diatas menjadi pelajaran buat kita semua agar selalu menghormati disabilitas :)
Ide nya cukup cemerlang, namun memang tetap harus ada sosailisasi karena masyarakat negara ini masih umum memanfaatkan fasilitas yg terkadang bukan diperuntukan baginya
BalasHapusHarus dijaga itu ya fasilitas untuk kaum difabel. Kan kasihan.
BalasHapusIde bagus mbak.. Temanku yang lg nemeni istrinya di australi kyknya pernah crito bab pnyebrangan kyk gini. Di indonesia udah ada to trnyta...
BalasHapusBaru tahu loh kalau ada Zona Diffabel Aman, hehehe :)
BalasHapusNambah pengetahuan nich...
@witri_nduz
Belum ada mbak. Ini baru ide saja.
Hapusklo di luar negeri (bbrp negara yg sdh aku pernah ke sana sih mba), difabel sudah aman dan nyaman deh buat nyeberang...
BalasHapusmungkin karena gak terlalu ramai juga pengguna jalan juga taat sm aturan zona aman difabel ini.
di kita msh perlu lebih ditingkatnya kesadarannya pun msh rendah. klo urusan sebrang menyeberang, jangankan yg difabel, yg normal aja suka susssah bgt nyebrang. yang aman kyk jembatan penyembarangan aja msh dikit, paling di pusat kota.
Intinya, mereka yang difalbel hanya perlu difasilitasi dan bebas diskriminasi =)
BalasHapus@kening_lebar
keren juga idenya,, semoga fasilitas untuk difabel di negara kita semakin ditingkatkan
BalasHapus@aleksdejavu
Indonesia, kaum lemah seperti disabilitas pasti tertindas.Mungkin kita kurang peka terhadap mereka, lagian tidak semua fasilitas umum ramah terhadap mereka. Semoga pemerintah bisa terus mengembangkan fasilitas umum bagi kaum difabel ini yah mba?
BalasHapussaya pernah lihat zona merah di jalan raya, tapi sepertinya berada dekat sekolah.
BalasHapusSdh saatnya ada zona penyebarang khusus untuk difabel
@ririekayan
Iya mbak. Itu zona selamat sekolah. Idenya dari situ.
HapusSepertinya akan sangat bermanfaat jika zona penyeberangan khusus difabel ini diterapkan. Di desa saya pun, masih belum ada penerapannya.
BalasHapusDi daerah saya belum ada kayak gini
BalasHapus@amma_chemist
Warbiyasaaaak. Inovasi yang (sekilas) simple, tapi sangat bermanfaat yah
BalasHapusbukanbocahbiasa(dot)com
@nurulrahma
Iya mak suka khawatir kalo liat tuna netra nyebrang :( masih jarang ya zona aman ini
BalasHapus@umimarfa
fasilitas difabel masih bnayak disabotase.. ksian kadang :(
BalasHapus@mutmuthea