
Persawahan dengan latar belakang Gunung Lawu dan burung-burung kuntul yang malu-malu.
Di Barat ada bayangan Gunung Lawu, di Timur Gunung Wilis. Gunung Wilis dianugerahi pemandangan dan bentang alam yang luar biasa. Meski di Madiun ini air sulit dicari jika musim kemarau, tetap saja ada keindahan tersembunyi di baliknya. Salah satunya adalah lokasi favorit kami untuk piknik: Hutan Jati Grape.

"Gendong aku, Yah."
Salah satu keindahan saat musim kemarau tiba adalah aktifnya pompa air di persawahan. Seumur-umur baru kali ini saya lihat yang beginian. Pompa air dihidupkan guna menyedot air dari dalam tanah untuk mengairi persawahan. Tiap pompa air, yang merupakan harta berharganya petani, disimpan dalam bangunan berdinding batu bata yang pintunya senantiasa digembok. Tak jarang beberapa petani menggunakan satu pompa dan satu sumber air secara bergantian. Jika jarak antara pompa dengan petak sawahnya jauh, air dialirkan melalui selang besar yang dibuat sendiri dari plastik. Jika dekat, air tinggal dialirkan saja ke sawah. Daaan...air yang mengucur deras itu bisa jadi tempat piknik tersendiri.

"Dingiiiin...!"
Anak-anak saya senang sekali bisa main air di pompa begitu. Mereka memang suka main air sih. Kadang juga minta diajak piknik ke kolam renang atau ke kali. Kali? Iya. Di Madiun ada objek wisata yang ngetop, namanya Grape yang terletak di kaki Gunung Wilis. Kalau menuju ke sana kami melewati kawasan pedesaan dan persawahan yang luar biasa indah. Subhanalloh. Hijau di sana-sini. Grape ini selalu ramai dikunjungi pelancong pas akhir pekan. Anak-anak remaja juga banyak yang datang berombongan.
Ngapain di Grape? Ya tentu saja nyemplung ke kali.

Segerrr
Kalau piknik ke Grape paling asyik pas musim hujan awal atau akhir. Di saat-saat itu air melimpah tapi tidak terlalu deras. Jadi, cukup aman untuk anak-anak.
Sebetulnya anak-anak senang ngajak ke sini bukan semata-mata mau main air, tapi juga karena mau ngajak jajan.

Jajannya di sono.
Sekedar minum minuman hangat plus nyicipi heci anget itu rasanya sudah piknik yang pol nikmatnya.
Kalau sedang tak ingin ke Grape, biasanya kami piknik ke kaki Gunung Wilis juga, tapi acaranya jelajah desa. Oya, urusan piknik ini kami ditemani sama si roda dua.

Kenapa roda dua? Ya karena lincah aja dibawa blusukan ke mana-mana. Naik-turun gunung oke saja. Jelajah desa lihat jembatan yang baru dibangun, ke desa sentra durian, mengunjungi lokasi bencana tanah longsor juga.

Ah, pokoknya piknik keluarga asyik ya yang begini. Menikmati jalanan yang tak terduga, ambil rute baru, keblasuk-blasuk.

Kalau sedang tak ingin piknik jauh-jauh kadang kami juga cukup bikin acara di sawah dekat perumahan. Jalan kaki pagi-pagi sambil menyapa burung-burung pemalu dan serangga-serangga yang gemar melompat di atas daun yang berselimutkan embun. Sambil sarapan di sana, sip banget kan? Jangan lupa bawa alas biar nggak basah.

Ya, biar cuma dekat juga piknik yang asyik itu penting. Biar emak dan anak-anak serta si bapak ga jenuh di rumah, sekalian nambah ilmu di luar sana. Mengenali lingkungan adalah salah satu cara piknik terbaik.
Yup. Bener mb.....soalnya sehari-hari ktmunya kita itu-itu aja, klo nggak ada sesi piknik....bisa bosen akut. Piknik nggak harus jauh/mahal.......yang penting cari suasanabberbeda. Jalan2 di pematang...nonton bebek.....adakalanya dah bisa ngilangin suntuk
BalasHapusBebek pada baris di sawah...wah itu luar biasa seger banget!
HapusMbak Diah, Madiunnya mana? Kali aja aku pas mbolang ke Madiun bisa ketemu hihihi
BalasHapusKidul Pagottan, Mbak.
HapusPiknik...berinteraksi dg air, hutan dan sawah...sempurna :)
BalasHapusSeger ya, Mak.
Hapusasyik banget ya mbak rumahnya deket sawah sawah seru banget....jarang-jarang lo mbak punya rumah kyk gitu
BalasHapusIya, Mbak. Alhamdulillaah di sini sawahnya masih luas plus kebun tebu utk pabrik gula.
Hapusmba, salam kenal...
BalasHapusbtw saya ngiri main di air terjun nya.
lama bgt gak main di air terjun.
Hihi...air terjun mini, Mbak. Salam kenal kembali.
Hapusair sungainya bening bgt yaa.. sebuah kemewahan di jaman skrg.
BalasHapusAlhamdulillaah, Mbak. Sayangnya pengunjung ada yg suka buang sampah ke kali.
HapusWiih asyiknya, tempat tinggal Mak Diah jadi tempat wisata ya.
BalasHapusHihi...wisata pribadi, Mak.
HapusAlam pedesaan memang menyenangkan.
BalasHapusItu juga yang saya rasakan setelah lebih dari 3 bulan saya hijrah ke kampung halaman.
Desa tak lagi gelap karena PLN sudah masuk desa. Demikian pula jalannya, sudah beraspal.
Ke Bogor? Bareng yuk
Salam sayang dari Jombang
Disyukuri ya, Pakde. Sensasi desa memang beda. Meski begitu kota juga punya sisi unggulnya sendiri.
HapusPemandangan sawah-sawahnya bagus banget, adem :))
BalasHapusIya, Mas. Bersyukur masih diberi kesempatan menikmatinya.
HapusTerimakasih sudah berpartisipasi dalam lomba. Maaf, pengumuman ditunda tgl 20 Oktober 2015. Goodluck.
BalasHapusTerima kasih, Mbak.
Hapus