Sebetulnya tulisan ini adalah resensi buku 'Menulis Gaya Pakde: Rahasia Menulis Blog, Esai, Puisi dan Fiksi'. Tapi berhubung saya belum pernah menulis resensi dan maju-mundur saat akan memakai judul 'Resensi', jadilah judul artikel ini menjadi 'Apresiasi' saja. Dan sesuai dengan saran Pakde dalam bukunya, saya menulis dengan gaya saya saja.
Baiklah. Kita mulai saja, ya, apresiasinya.
Judul: Menulis Gaya Pakde, Rahasia Menulis Blog, Esai, Puisi, dan Fiksi
Penulis: Abdul Cholik
Penerbit: Sixmidad Energizing!
Tahun terbit: 2014
ISBN: 978-602-0997-01-8
Halaman: x + 122
Harga: Rp 30.000,00 (belum termasuk ongkos kirim)
Saat menerima buku ini pertama kali, saya langsung teringat dengan buku komik! Ya bagaimana tidak, sebab sampul buku ini komik banget. Pilihan warnanya terkesan santai. Font-nya pun juga santai kecuali di tag-line-nya di bagian bawah. Secara keseluruhan, saya suka.
Keburu penasaran, saya buka lembar demi lembar. Di bagian Daftar Isi, wow, saya suka desainnya! Ada gambar deretan pensil warna yang tidak berwarna-warni. Ya jelas, dong, kan bukunya B/W. Si pensil-pensil ini juga muncul di tiap halaman pertama bab.
Masuk ke dalam lagi...nah ini...saya suka! Ukuran font-nya cukup besar! Jadi, mata saya yang mendekati 40 tahun ini tidak kesulitan mencicipi halaman demi halamannya.
Awalnya saya menduga format penulisan dalam buku ini biasa, seperti buku lain. Ternyata saya keliru. Buku ini dikonsep dengan format tanya-jawab. Jadi sungguh terasa gaya Pakde-nya.
Buku ini sejatinya adalah rekaman pengalaman menulis Pakde Cholik yang dibagi dalam bab-bab:
Pada bab pertama, Pakde memberikan argumentasi bahwa menulis itu gampang.
Menurut Pakde menulis itu gampang atau sukar?
Menurut saya sih gampang. Kita kan sudah mempunyai modal, yaitu bisa menulis. Modal kita juga sama, yaitu huruf yang berjumlah 26, angka sebanyak 10... dst (halaman 7)
Pakde juga menekankan pentingnya menulis sesuai pengetahuan dan minat.
Menulis apa saja yang dikuasai dan disukai. (halaman 10)
Untuk urusan menulis nonfiksi, Pakde senantiasa berpedoman pada Jamu Singsed (Jelas, Mudah Dimengerti, Singkat, Sederhana) (halaman 13).
Baca juga: Buku 'Yuk, Ibadah Di Dumay!'
Pada bab kedua, Pakde memaparkan triknya dalam menulis artikel di blog.
Saya tidak pernah menulis artikel blog untuk search engine (mesin pencari) semata. Artikel saya utamakan untuk konsumsi manusia. Hal itu saya lakukan agar artikel tetap alami, wajar dan bisa dinikmati. (halaman 19)
Saran Pakde untuk penulisan artikel di blog:
Tulis artikel yang disukai dan dikuasai. Tulislah dengan gaya sendiri. Jangan menjiplak karya orang lain. Hargai dan hormati HAKI. Jangan mempublish artikel yang bertentangan dengan UU, peraturan, norma. Jangan pula menerbitkan artikel yang beraroma pornografi, pornoaksi, SARA dan hal negatif lainnya.(halaman 26)
Di bab penulisan esai, ada yang mencuri perhatian saya, yaitu penulisan naskah How To (tutorial).
Setiap orang bisa menulis artikel How To asal mempunyai pengetahuan dan pengalaman (halaman 31).
Pakde mencontohkan penulisan naskah resep sayur lodeh kreasi baru (halaman 29-30), yang membuat saya berkata, "Iya, ya."
Yang juga menarik perhatian saya adalah pembahasan tentang menulis naskah untuk media (cetak dan online). Pada dasarnya menulis untuk media perlu strategi. Di antaranya mengirim artikel yang sesuai dengan visi dan misi media serta sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh media (halaman 60). Tak lupa pula diperhatikan etika dalam mengirim artikelnya.
Bab terakhir, Menerbitkan Buku, bagi saya adalah sebuah tutorial lengkap. Di sana dijabarkan detil langkah menerbitkan buku. Mulai dari memilah artikel, memilih penerbit, tata cara mengirim naskah hingga ke contoh penulisan e-mail penawaran naskah ke penerbit. Tak lupa pula ada bonus daftar penerbit mayor dan indie. Lengkap sekali, deh.
Secara umum buku ini sungguh sangat layak dimiliki dan dibaca. Ilmu yang ada di dalamnya benar-benar merupakan pengalaman sejati seorang Pakde Abdul Cholik.
Yang mengganjal dari buku ini menurut saya ada pada tampilan tiga tanda tanya di tiap kotak pertanyaan. Saya kira cukup satu tanda tanya saja untuk menggambarkan sebuah pertanyaan. Tiga tanda tanya memberi kesan bertanya-tanya, bukan bertanya.
Bagaimana, makin penasaran dengan buku ini, kan? Langsung saja pesan ke Sixmidad Energizing! dan selamat menulis!
saya belum punya bukunya nih.... :)
BalasHapusTerima kasih atas apresiasi yang jujur dan ciamik.
BalasHapusKonsep buku berbentuk tadatanya itu juga ada pada buku saya berjudul Blogger Flamboyan yang juga diterbitkan oleh Sixmidad.
Untuk layout (termasuk 3 tandatanya) itu urusan penerbit ha ha ha
Salam hangat dari Surabaya
mang Lembu: menggali ilmu dr yg sdh terbukti ahli di bidangnya ya mang.
BalasHapusmbak Santi: bukunya asyik beneran lho mbak.
Pakde: matur nuwun Pakde.
setujuuuuu
BalasHapusmbak Tanti: kiat-kiat dari Pakde memang jos ya mbak.
BalasHapusmbak Tanti: kiat-kiat dari Pakde memang jos ya mbak.
BalasHapus