KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Penunjuk Waktu Selain Jam

2 komentar
Jam telah menjadi alat penunjuk waktu yang paling populer, baik berbentuk jam analog maupun digital. Jam juga telah menjadi keseharian kita dalam beraktivitas.
Namun, ada kalanya saat tak sempat melihat jam kita bisa mengetahui perkiraan waktu. Berikut ini keadaan atau kejadian yang sering saya manfaatkan untuk memperkirakan waktu:


Tukang Sayur
Kebanyakan tukang sayur di wilayah rumah saya, baik yang lewat di depan rumah maupun yang mangkal, memiliki jadwal kerja yang nyaris tetap. Kehadiran mereka dapat dijadikan tolok ukur waktu. Misalnya kalau Pak Sarju sudah datang dengan sepeda motor dan suara klaksonnya yang khas berarti sekitar pukul tujuh pagi. Kalau Mbak Marinten datang dan menawarkan dagangannya berarti sekitar pukul delapan pagi.

Aktivitas Tetangga
Kebetulan tetangga-tetangga terdekat adalah para pekerja. Ada yang bekerja di pabrik gula, di kantor swasta, bekerja sebagai guru, tentara dan loper koran. Mudah saja menebak jam berapa saat tetangga yang loper koran mulai menyalakan mesin motornya dan berangkat mengambil koran. Itu berarti sekitar pukul setengah lima pagi. Atau saat tetangga yang bekerja di kantor swasta mulai heboh menyuruh anaknya bergegas ke sekolah. Itu berarti sekitar pukul setengah delapan pagi. Ada juga tetangga yang rutin berolah raga bulu tangkis di hari-hari tertentu. Jika di malam hari terdengar suara sepeda motornya datang itu berarti sekitar pukul satu malam.

penunjuk-waktu-selain-jam
sumber gambar: Pixabay (dengan tambahan teks)


Adzan
Kalau yang ini jelas sekali menunjukkan waktu meski bukan dalam bentuk jam. Jika terdengar adzan di pagi buta, berarti telah tiba waktu subuh. Begitu pula dengan adzan zhuhur, asar, maghrib dan isya. Meski setiap hari mengalami pergeseran maju atau mundur beberapa menit namun tetap saja penunjuk waktu ini cukup membantu.

Acara di Televisi
Kebetulan anak-anak saya hampir selalu menonton saluran Disney Junior dan Baby TV. Kadang tanpa perlu melihat jam dinding saya sudah dapat memperkirakan pukul berapa saat itu dengan memperhatikan acara di televisi. Ini juga memudahkan saya untuk mengingatkan anak-anak. Misalnya saat harus segera mandi pagi saya ingatkan mereka dengan "Ayo, sudah Bananas in Pyjamas. Mandi." Itu saat pukul tujuh pagi. Atau ketika anak-anak meminta bermain di luar rumah tetapi belum waktunya, maka saya bisa mengatakan, "Tunggu sampai Handy Manny selesai ya". Itu berarti pukul tiga sore.

Sirine
Keberadaan pabrik gula di lingkungan tempat tinggal saya rupanya cukup membantu. Sistem sirine yang diterapkan pabrik ketika memulai atau pergantian shift kerja juga berimbas secara tidak langsung kepada warga sekitar pabrik. Sirine pagi pukul enam misalnya, membantu mengingatkan para pelajar untuk segera bersiap-siap mandi dan sarapan. Sedangkan sirine pukul setengah tujuh mengingatkan agar mereka segera berangkat ke sekolah. Sirine pabrik tersebut akan dibunyikan lagi pada pukul satu dan setengah dua siang.

Aktivitas Orang Lewat
Macam-macam orang berlalu-lalang di jalan depan rumah bisa juga dijadikan sebagai perkiraan waktu. Misalnya tukang bakso sudah lewat berarti sekitar pukul empat sore. Jika penjual mie ayam yang lewat berarti sekitar pukul lima sore.

Masih banyak penunjuk waktu selain jam yang dapat ditemui sehari-hari. Intinya ini adalah pengamatan terhadap kebiasaan yang dapat kita manfaatkan. Ini pengalaman saya. Kalau pengalaman teman-teman apa?

Related Posts

2 komentar

  1. haha, kayaknya postingan awal nge blog saya bahasanya kalbu banget deh..malu sendiri. Ni mah okeh. Oya, kalau di Balikpapan dulu tiap jam 6 pagi ada suling Pertamina, seantero kota kedengeran

    BalasHapus
  2. wow...suling yang didengar se-kota ya. asyik dong jadi yang mau ke sekolah ga telat ya.

    BalasHapus

Posting Komentar