KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Berani Bilang Tidak Kepada Diri Sendiri

Berani bilang "Tidak" kepada diri sendiri? Dunia yang semakin lama terasa semakin asing dengan kebutuhan rohani ini perlu diberhentikan untuk waktu tertentu. Dunia saya tentu saja. Banyaknya berita di media sosial yang begitu 'gila', memaksa orang untuk percaya, terlalu rumit dengan drama, membuat saya harus berani menolak mengaksesnya.

Saya butuh dunia, iya. Namun rasanya semakin banyak yang tersita dari hidup sejati saya menjadi mengurusi urusan lain yang sejujurnya kurang memberi manfaat bagi saya.

Nyaris setahun belakangan, saat menyimak drama hidup orang lain, misalnya, lalu merasa lelah dengan itu, tiba-tiba melihat kabar tindak kriminal rekayasa makhluk hidup selain jin, binatang dan malaikat. Mendadak pikiran saya penuh, menduga-duga apa yang menyebabkannya, bagaimana kejadiannya, dan seperti apa nanti akhirnya. 

Sendirian

Rasa ingin tahumu bisa membunuhmu. Curiosity killed the cat. Benar sekali. Saya harus berhenti sejenak untuk melihat kebutuhan diri saya dulu. Perkara nanti akan berjalan lagi, itu urusan belakangan. 

Ya, sudah hampir satu tahun saya menghilang dari dunia medsos yang melibatkan kawan dunia nyata. Sempat terpikir untuk menjajal kembali, tetapi baru sebentar sudah terasa kagok dan tidak nyamannya. Belum. Saya belum siap kembali.

Memang saya merasa sedang bersembunyi, dari apa, sulit untuk dikatakan. Yang penting saya ingin tidak terlihat dulu sambil membangun rasa percaya diri yang kini seperti segumpal pasir. Tak dihamburkan pun akan bisa hilang dari telapak tangan.

Benar, sih, berkata "tidak" itu sulit. Namun saat ini itulah keputusan terarif yang bisa saya jalani. Risikonya tentu ada. Komunitas yang saya ikuti tidak lagi bisa saya klaim sebagai tempat berekspresi lagi. Hadiahnya? Saya lebih rileks menjalani hidup. Tidak punya tempat untuk berlomba-lomba 'pamer' karya. 

Bukan berarti pamer karya itu negatif. Tidak. Saya termasuk orang yang yakin bahwa karya itu perlu disiarkan agar mendapat apresiasi, koreksi sehingga menumbuhkan prestasi. 

Untuk sekarang, cukup begini dulu cerita hati ini. Saya masih senang ada di media sosial yang menjadi tampilan sisi lain saya. Ah, saya bermain menjadi bayangan. Tidak. Itu kata saya menolak penilaian. Hmm...mungkin juga tidak. Saya tidak sedang menolak penilaian bahwa saya menolak penilaian. 

Sudah, sudah. Ternyata tidak sulit bilang "tidak" untuk penutup artikel.

Related Posts