Malam Ramadan hari kesembilan di 2021. Akhirnya badan terasa lebih enak setelah berhari-hari terasa aneh karena kurang tidur. Masak seadanya saja. Tumisan sederhana dan goreng lauk. Pokoknya yang penting sahur dan buka dulu.
Selama puasa ini menu berbuka di rumah memang ga pernah yang luar biasa karena saya ga begitu mahir memasak. Cuma tahun ini rutin bikin dawet untuk buka. Pagi beli janggelan alias cincau khas Madiun, di tukang sayur. Harganya 1.500-2.000 aja sebungkus. Ditambah dawet seharga 1.000-1.500. Murah bingit, kan?
Nanti dikasih air gula a.k.a juruh dan susu. Susu UHT plain 2 kotak yang satunya 200 ml. Bukan santan karena memang ga berani banyak santan soalnya suami saya ada bakat kolesterol tinggi. Daripada ketimbangane, lebih baik aluwung, hahaha...
Memangnya susu ga bikin kolesterol naik? Bisa aja sih, cuma sampai saat ini belum ada keluhan pegal-pegal di badannya.
Tapi ya ampuuun. Di bulan Ramadan ini terjadi peningkatan nafsu minum manis! Es dawet aja ga cukup. Masih ada tambahan jus jambu manis, thai tea, dan es blewah atau kolak dingin. Semoga aman, ya.
Cuma untuk urusan berbuka, kami masih berusaha mengikuti sunnah. Namun karena kami kurang suka kurma, kami berbukanya pakai air putih. Baca basmalah, minum air putih lalu berdoa buka puasa. Setelah itu baru cemilan kalau ada, sholat maghrib, baru makan besar.
Ya itula cerita malam Ramadan hari kesembilan di 2021. Bagaimana dengan Ramadanmu, temsn?
