KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Bullying Terhadap Jomblo Di Usia Matang

9 komentar
Jomblo-bahagia

Peringatan!
Tulisan ini berisi curhatan mantan jomblo di usia matang. Awas, bermuatan emosi. Mohon siapkan perisai hati.

Jadi jomblo di usia matang, hampir semua orang tak mau. Tapi pada kenyataannya ada jomblo di usia matang. Dan para jomblo ini sering dijadikan sasaran bullying. Percaya?
 
Di salah satu grup WA saya, ada dua lelaki jomblo usia matang yang kerap dibully. Entah kenapa teman-teman satu angkatan yang sudah menikah suka membully mereka.

Ada dasarnya juga sih. Salah satu jomblo ini seolah kerap menyediakan diri untuk dibully.

Saya tidak menganggap dia menikmati bullyan ya, cuma kesan memancingnya memang sering nampak.


jomblo
Jomblo di usia matang 

Mereka Jomblo Di Usia Matang, Kita Tidak. So What?

Sebelum lebih jauh terlibat secara emosi, saya jelaskan di sini sekali lagi bahwa saya bukan jomblo di usia matang, tapi pernah jadi jomblo di usia matang.

Kembali ke grup WA. Percakapan di grup sebetulnya tergolong biasa saja walau juga tidak terlalu produktif.

Ya maklum, grup alumni, jadi apa yang mau dibahas selain masa lalu? Bahas keseharian juga kadang tidak nyambung karena kehidupan masing-masing anggota sudah berbeda.
Untungnya tidak bahas politik. Capek deh kalau soal politik.


Nah, kadang teman-teman yang sudah menikah suka over acting. Posting dan komen yang 'nyerempet-nyerempet' bahaya.

Sebel juga sih karena yang sudah menikah ini sering susah diingatkan. Lupa kalau ada temannya yang belum menikah.

Dan terus terang, kebanyakan yang sering posting beginian ini bapak-bapak. Ibu-ibu mah kebanyakan anteng.

Saya nggak suka aja sama cara para bapak itu bercanda. Bercanda kok kayak gitu. Apa ga malu sama istri dan anak?

Ya, walau bahasanya tidak vulgar, tapi tetep saja risih. Pertanyaan nih untuk para bapak: kenapa suka bahas yang 'nyerempet-nyerempet'?

Hayo...siapa berani jawab?

Kasus terkini adalah bullying ke satu 'pasangan' jomblo. Pasangan pakai tanda petik, ya.

Jadi, satu dari dua teman laki-laki yang masih jomblo yang sering dijadikan bahan bullyan itu dijodohkan dengan satu teman perempuan yang juga masih jomblo.

Teman-teman kelihatannya bersemangat sekali menjodohkan mereka. Tidak sampai 'menjurus' sih candaannya tapi rame.

Saya cuma jadi pemirsa yang budiman. Duduk diam dengan gelisah. Sampai akhirnya saya berdiri dan bilang, "CUKUP!" Stop membully teman sendiri!

Mereka jomblo, kita tidak. So, what? Sah untuk membully?

Baca juga: Keuntungan Menikah Di Usia Tak Muda Lagi

Hey, Saya Juga Pernah Jadi Jomblo Di Usia Matang, Pernah Dibully Dan Inilah Rasanya

Saya bertemu (calon) suami pada usia 30 tahun dan menikah pada umur 31 tahun.

Sebelum itu saya sudah kenyang dibully. Dijodoh-jodohkan, disindir-sindir, dikenal-kenalkan, didorong-dorong supaya mau kenalan, dilabeli 'tidak laku-laku' dan seterusnya.



Ya, saya tahu niat pembully itu baik biar saya cepat dapat jodoh.

Tapi, hey, bukan begitu caranya.

Sungguh tidak mengenakkan!

Tahukah kalian wahai para pembully, jomblo di usia matang itu bukan barang mainan.

Kami  menjomblo karena memang kami harus lebih teliti memilih.

Jangan paksa jomblo menentukan pilihan apalagi mendikte.

Memangnya status menikah itu membuat kalian,wahai para pembully, punya hak untuk menjadikan jomblo itu bahan bulan-bulanan?

Tak usahlah memameri jomblo bagaimana rasa bahagianya punya pasangan sah.

Sungguh suatu kezaliman yang nyata.

Baca juga: Menikah Pada Jumpa Pertama ðŸ˜°

Membantu Jomblo Di Usia Matang Menemukan Belahan Jiwa

Siapa bilang jomblo di usia matang tak risau dengan keadaan dirinya? Tapi siapa juga yang menjamin kejombloan itu membawa petaka?

Jangan main pukul rata, ah. Kalau mau bantu, pakailah cara yang elegan.

Caranya? Japri, dong!


jomblo
Japri aja demi martabat jomblo di usia matang


Katakan baik-baik kalau kita punya niat mengenalkan si jomblo dengan seseorang. Lalu tanyakan ke dia, bersedia apa tidak? Kalau oke, lanjut. Kalau dia menolak, jangan memaksa.

Sekiranya si jomblo bersedia, biarkan proses itu berjalan alami.

Doakan.

Jangan suka kepo.

Lupakan upaya kita.

Beri ruang pada batin kita agar tak kecewa jika 'perjodohan' yang kita rancang tidak berlanjut.

Kadang ada, lho mak comblang yang frustasi karena gagal. Jangan juga jadi jumawa bila hubungan mereka berlanjut ke pernikahan. Lah, kan jodoh di tangan Tuhan?
#
Sudah, ah. Intinya sudah pada paham kan? Stop membully jomblo di usia matang karena mereka juga manusia yang punya hati dan harga diri.

Related Posts

9 komentar

  1. Saya juga nulis artikel ttg cyber bullying mba.. Saya mah udah gerah juga dibully terus. Gak cuma dibully krn jomblo diusia matang, tapi juga pada komentarin fisik saya yang lumayan 'berisi'.

    kadang coba juga untuk gak peduli. coba menjadi tuli. tapi makin dibiarin makin menjadi aja yang ngata2in itu.

    Lha kok jadi saya yang curhat. hehe

    btw, salam kenal ya mba..

    BalasHapus
  2. Di grup WA ku juga.... Klo di bahasa tulis sih sepertinya si jomblo baik-baik aja.. Tapi kita kan nggak tahu hatinya kan yaa

    BalasHapus
  3. Bikin baper sih. :v Hehehehe

    BalasHapus
  4. Di balik kata baik2 saja, pasti ada sesuatu. :'D

    BalasHapus
  5. Apapun alasannya, bully kan emang ngeselin. :'D

    BalasHapus
  6. kalo anak2 kita larang utk membully, lalu kenapa org dewasa malah membully?

    BalasHapus
  7. Orang itu biasanya nyari2 kesalahan lawan yg dia sudah punya. Saya juga udh kenyang mba dibully dulu telat blm punya anak, pdhl cuma 2 tahun kosongnya. Gimana orang yg bertahun2, ga kebayang sedihnya

    BalasHapus
  8. Orang kita terlalu perduli jadi ditanya2 dibahas selalu kok masi single blabla ( curcol ni Diah pengalaman masa lalu hehe)
    tapi ambil hikmahnya aja :)

    BalasHapus
  9. nah iya benar, lebih baik japri. mesti pertimbangkan juga perasaan orang yang dinasehati atau dijodoh-jodohkan itu kan...

    BalasHapus

Posting Komentar