KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Mendoakan Indonesia

6 komentar

Alhamdulillaah. Perjalanan Indonesia sebagai negara telah mencapai usia 71 tahun. Puji syukur kepada Alloh yang telah menunjukkan kuasa-Nya. Sekian lama dijadikan budak oleh berbagai bangsa, toh bisa juga lahir sebuah negara merdeka.

Sudah jadi sunnatullah, setiap bangsa akan mengalami masa kelahiran, pertumbuhan, kemunduran, bahkan kematian. Adapun nasib suatu kaum tergantung usahanya. Jika baik usahanya, maka baik nasibnya, dan sebaliknya. Lalu di usia 71 tahun, Indonesia berada di tahap mana, dengan nasib seperti apa? Sungguh, kita inilah yang mencetak masa depan kita sendiri.

Belakangan ini baru saja marak istilah 'impor menteri' berkenaan dengan kasus Menteri ESDM yang kemudian terpaksa dimantankan karena ternyata punya paspor AS. Terlepas dari pro dan kontra soal kapabilitas, prestasi dan kesetiaan sang mantan menteri terhadap Indonesia, sudah terlanjur ada yang dengan berolok-olok mengatakan soal 'impor presiden'.

Saya tidak sedang membahas sosok tertentu, ya. Yang saya tangkap dari soal olok-olok seperti 'impor presiden' tadi sesungguhnya tak patut dilakukan. Kenapa? Karena olok-olok itu bisa saja menjadi doa. Dan sadarkah kita, mendoakan keburukan bagi negara dan bangsa sama dengan mendoakan keburukan bagi diri sendiri?

Jika benar kita diberi presiden impor oleh Alloh, bisakah kita membayangkannya? Nyamankah? Apa bedanya dengan 72 tahun yang lalu?

Baca juga: Untuk Apa Jadi Paskibraka?

Indonesia, negara tercinta ini, tempat kita dilahirkan dan dibesarkan, sudah mengalami pasang yang begitu tinggi dan surut yang begitu rendah. Indonesia, pasar yang luar biasa di ASEAN, tak heran banyak yang menbidik kita. Wajar kalau banyak pihak juga ingin menguasai kita. Mulai dari VOC, penjajah Belanda, penjajah Jepang, penjajah pemikiran hingga penjajah moral sekarang ini. Barang dan jasa dari berbagai bentuk, baik yang bermanfaat, yang membawa keburukan, hingga yang syubhat, semuanya berebut masuk dengan berbagai cara.

Indonesia yang mempesona

Jika Indonesia ini seorang selebriti, tentunya bayarannya sudah selangit. Penggemarnya buanyak. Follower-nya jutaan. Sang manajer pun bisa mematok harga dengan semena-mena. Toh berapa saja yang diminta bakal dipenuhi penggemar. Hebat, kan?

Sayang, kan, kalau potensi sehebat itu disia-siakan? Nah, kita ini sebagai pemilik negara, yang barangkali tak bisa memberikan sumbangan secara fisik, ada cara luar biasa yang bisa kita lakukan. Jadilah warga negara yang ikhlas. Doakan kebaikan untuk negara kita, jangan keburukan. Meski terdengar pahit, tapi keburukan negeri akan menimpa penduduknya juga. Bukankah bencana akan menggerus semua yang ada di wilayah bencana, tidak memandang baik atau buruknya seseorang?

Dan ingatlah, pemimpin itu lahir dari rakyat. Seperti apa kualitas rakyat, seperti itulah pemimpinnya.

Jadi, yuk, jadi warga negara yang baik. Doakan kebaikan untuk negara ini. Seperti doa yang dulu sering dibaca saat upacara hari Senin pas SD. Ada yang masih ingat doanya?

Tulisan ini adalah hasil collaborative blogging dengan tema Kemerdekaan. Simak juga tulisan Virly KA:
Tentang Indonesia dan Gotong-Royong,
Ade Delina Putri:
Bersama Kemerdekaan, Harapan Akan Selalu Ada

Related Posts

6 komentar

  1. banyak orang bilang bahwa indonesia mengalami kemunduran di usianya yg ke 71 ... nasionalisme semakin kurang, yg jadi acuan malah budaya asing

    apapun itu, kita sebagai ibu, punya peran penting bagi anak2 kita supaya mereka tumbuh menjadi anak2 yg cinta indonesia ... dan enggak lupa menyisipkan doa yg terbaik untuk indonesia, berdoa rame2 itu katanya (lagi) lebih makbul

    BalasHapus
  2. Saya doakan semoga Indonesia setidaknya tidak lebih mundur dari kemaren.

    BalasHapus
  3. Mbak Soraya: ga lepas dari peran kaum ibu ya mbak.

    betul itu. perlu doa rame-rame. setidaknya setiap ibu mendoakan Indonesia agar jadi lebih baik.


    Mas Mirwan: aaamiiin. semoga kita menjadi lebih baik dan diridhoi Alloh.

    BalasHapus
  4. Saatnya mendoakan Indonesia agar lebih baik, nyaman dan tenteram untuk anak cucu kita ..

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah kemarin di tempat tinggalku diadakan syukuran sembari do'a bersama dlm rangka kemerdekaan. Adem jadinya :)

    BalasHapus
  6. semoga indonesia punya rakyat tg semakin dewasa , majulah indonesia

    BalasHapus

Posting Komentar