Belakangan, tiap kali saya melintas di situ, ibu itu sedang duduk di depan rumahnya seperti yang saya ceritakan di awal. Tiap kali bertemu, saya berusaha memberi salam dengan mengangguk dan tersenyum. Seingat saya, ibu itu belum pernah membalas anggukan dan senyuman saya. Atau barangkali juga beliau membalas, hanya saja saya tidak tahu.
Di lain hari, ibu itu tengah dibimbing untuk duduk oleh seorang laki-laki. Mungkin suaminya. Wajahnya masih menunjukkan beban. Barangkali sakit yang dideritanya benar-benar menjadi beban pikirannya. Sakitnya apa, saya pun tak tahu.
Semenjak sering bertemu ibu itu, saya jadi punya kebiasaan baru: menilainya. Hari ini beliau seperti apa, kemarin seperti apa, ada perubahan atau tidak. Sekaligus berharap esok hari beliau tampak lebih segar dan wajahnya tak lagi tersaput mendung.
Dan pagi ini saya melihat seulas senyum di wajahnya saat saya melintas. Semoga ibu itu makin ceria dan makin mendekati kesembuhan.
Aamiiin...
BalasHapusSemoga ibu itu senantiasa diberi kesehatan
BalasHapusaamin smeoga cepat sembuuh
BalasHapus