Eh, ternyata silaturahmi saya ke rumah sahabat itu membuahkan rasa haru yang membiru. Bukan kisah lucu-lucu romantis yang saya dapat dari bibir sahabat saya, tapi malah kisah jatuh-bangunnya yang menurut saya luar biasa.
Sahabat saya, sebut saja namanya Sari, mencari calon suami. Umur 30 tahun membuatnya waspada tingkat tinggi. Beberapa kali ia berusaha mencari calon suami namun tak kunjung cocok. Profesinya sebagai dokter gigi konon juga menjadi penghambat.
"Sebagian ada yang 'takut' karena aku dokter," katanya.
Sampai suatu ketika seorang temannya (perempuan) akan dikenalkan dengan seorang lelaki. Sudah jodoh, ya, kok tiba-tiba saja Sari ini berkata, "Buat aku aja."
Hari berlalu dan akhirnya Sari dipertemukan dengan sosok lelaki itu. Secara fisik sang lelaki kurang mempesona, tapi Sari kemudian menemukan sesuatu dalam diri si lelaki yang membuatnya mantap menerima lelaki itu.
"Apa kamu cinta sama dia?" tanya seorang teman kepadanya.
"Cinta? Apa itu cinta?" tanya Sari balik.
"Cinta bisa dicari setelah menikah," lanjutnya.
Si teman tak mampu menjawab.
Saya pun ikut penasaran, kenapa Sari ini seolah 'banting harga'? Setelah beberapa saat, barulah saya tahu alasan Sari.
"Aku ini nggak sempurna lagi," katanya.
"Nggak sempurna?" tanya saya bingung.
Ternyata Sari seorang penyintas kanker payudara. Salah satu payudaranya sudah diangkat. Ia menyadari dengan memiliki hanya satu payudara saja baginya adalah ujian besar dari Alloh. Dan ketika seorang lelaki perjaka bersedia menerima keadaan dirinya apa adanya, bagi Sari itu adalah keajaiban dari-Nya.
"Dia orang baik. Jadi aku percaya dia bisa baik kepadaku."
"Gimana kamu yakin dia baik?" tanya saya. Pertanyaan yang aneh, tapi percayalah, tak ada seorang perempuan pun di dunia ini yang sudi menikahi lelaki yang tidak bisa membuatnya yakin.
"Dia bersedia pindah untuk bekerja di wilayah terdampak tsunami."
"Kalau ke daerah seperti itu saja dia mau, tentunya dia orang yang sangat baik."
#
Rupanya kanker Sari ini punya sejarah kekeluargaan dengan kanker yang diderita ibunya. Ibu Sari juga seorang penyintas kanker payudara yang payudaranya juga sudah diangkat. Inilah yang disesalkan Sari.
"Seharusnya aku lebih waspada," katanya.
"Kesalahanku adalah kurang peduli saat ada kerutan di payudaraku yang ternyata merupakan tanda adanya kanker."
Kerutan yang tidak diperhatikan Sari tadi rupanya tidak cukup membuatnya sadar. Setelah darah keluar dari putingnya, barulah ia tahu. Nasi sudah menjadi bubur, tapi nasib itu diterimanya dengan lapang dada. Berbagai pengobatan dilaluinya. Dan ketika akhirnya payudaranya harus ia relakan, Sari pun ikhlas.
#
Beberapa bulan kemudian saya menghadiri pernikahan Sari. Sari tampak mantap dengan pilihannya. Dan beberapa bulan setelahnya, sahabat saya itu hijrah mengikuti suaminya ke Aceh.
Ketika saya sedang jadi pengantin baru, Sari menelepon. Dia bertanya, "Sudah nemu cinta itu apa?"
Kami tertawa. Ternyata memang betul cinta itu perasaan paling rahasia yang hanya bisa dirasakan saat sudah menikah.
#
Sari, sahabat saya yang tangguh itu konon sudah kembali ke pulau Jawa. Sayangnya saya tak tahu persis kabarnya saat ini. Ada di mana, punya anakkah dia? Yang jelas, Sari menunjukkan kepada saya bahwa seorang perempuan 'tak sempurna' pun bisa bahagia. Semangatnya masih terus saya ingat hingga saat ini. Terkhusus ketika berbicara tentang kanker payudara. Sari, di mana pun kamu sekarang, semoga kamu tetap bahagia dan penuh semangat.
Persembahan khusus untuk Kampanye #finishthefight #gopink #breastcancerawareness bersama indahnuria.com
Sahabat saya, sebut saja namanya Sari, mencari calon suami. Umur 30 tahun membuatnya waspada tingkat tinggi. Beberapa kali ia berusaha mencari calon suami namun tak kunjung cocok. Profesinya sebagai dokter gigi konon juga menjadi penghambat.
"Sebagian ada yang 'takut' karena aku dokter," katanya.
Sampai suatu ketika seorang temannya (perempuan) akan dikenalkan dengan seorang lelaki. Sudah jodoh, ya, kok tiba-tiba saja Sari ini berkata, "Buat aku aja."
Hari berlalu dan akhirnya Sari dipertemukan dengan sosok lelaki itu. Secara fisik sang lelaki kurang mempesona, tapi Sari kemudian menemukan sesuatu dalam diri si lelaki yang membuatnya mantap menerima lelaki itu.
"Apa kamu cinta sama dia?" tanya seorang teman kepadanya.
"Cinta? Apa itu cinta?" tanya Sari balik.
"Cinta bisa dicari setelah menikah," lanjutnya.
Si teman tak mampu menjawab.
Saya pun ikut penasaran, kenapa Sari ini seolah 'banting harga'? Setelah beberapa saat, barulah saya tahu alasan Sari.
"Aku ini nggak sempurna lagi," katanya.
"Nggak sempurna?" tanya saya bingung.
Ternyata Sari seorang penyintas kanker payudara. Salah satu payudaranya sudah diangkat. Ia menyadari dengan memiliki hanya satu payudara saja baginya adalah ujian besar dari Alloh. Dan ketika seorang lelaki perjaka bersedia menerima keadaan dirinya apa adanya, bagi Sari itu adalah keajaiban dari-Nya.
"Gimana kamu yakin dia baik?" tanya saya. Pertanyaan yang aneh, tapi percayalah, tak ada seorang perempuan pun di dunia ini yang sudi menikahi lelaki yang tidak bisa membuatnya yakin.
"Dia bersedia pindah untuk bekerja di wilayah terdampak tsunami."
"Kalau ke daerah seperti itu saja dia mau, tentunya dia orang yang sangat baik."
#
Rupanya kanker Sari ini punya sejarah kekeluargaan dengan kanker yang diderita ibunya. Ibu Sari juga seorang penyintas kanker payudara yang payudaranya juga sudah diangkat. Inilah yang disesalkan Sari.
"Seharusnya aku lebih waspada," katanya.
"Kesalahanku adalah kurang peduli saat ada kerutan di payudaraku yang ternyata merupakan tanda adanya kanker."
Kerutan yang tidak diperhatikan Sari tadi rupanya tidak cukup membuatnya sadar. Setelah darah keluar dari putingnya, barulah ia tahu. Nasi sudah menjadi bubur, tapi nasib itu diterimanya dengan lapang dada. Berbagai pengobatan dilaluinya. Dan ketika akhirnya payudaranya harus ia relakan, Sari pun ikhlas.
#
Beberapa bulan kemudian saya menghadiri pernikahan Sari. Sari tampak mantap dengan pilihannya. Dan beberapa bulan setelahnya, sahabat saya itu hijrah mengikuti suaminya ke Aceh.
Ketika saya sedang jadi pengantin baru, Sari menelepon. Dia bertanya, "Sudah nemu cinta itu apa?"
Kami tertawa. Ternyata memang betul cinta itu perasaan paling rahasia yang hanya bisa dirasakan saat sudah menikah.
#
Sari, sahabat saya yang tangguh itu konon sudah kembali ke pulau Jawa. Sayangnya saya tak tahu persis kabarnya saat ini. Ada di mana, punya anakkah dia? Yang jelas, Sari menunjukkan kepada saya bahwa seorang perempuan 'tak sempurna' pun bisa bahagia. Semangatnya masih terus saya ingat hingga saat ini. Terkhusus ketika berbicara tentang kanker payudara. Sari, di mana pun kamu sekarang, semoga kamu tetap bahagia dan penuh semangat.
Tante tetanggaku juga kena kanker payudara, mak. Tapi suami & anak-anaknya ngasih support luar biasa sampai si tante bisa sembuh seperti sedia kala :))
BalasHapusKeluarga yang hebat ya mbak.
HapusAku juga hilang contact dengan tmn KKn namanya sari mb....tapi ini pasti Sari yang berbeda, wong dia anak sastra jepang...tak cari via google, ktmu di web alumni kagama thok, tdk terdetect medsos....btw, ingat kata mbak Diah...." cinta itu bisa dibangun".....serupa dengan kisah cinta mbak Sari kan?
BalasHapusCinta itu sederhana sebetulnya tapi rumit juga meraihnya. Haha...piye jal?
Hapusmewek bacanya, aku selalu terkesan dg orang2 yang berjuang karena kanker. Dulu ayahku kanker hati, aku melihat bagaimana penderitaan ayahku
BalasHapusPerjuangan yang panjang ya, Mah.
HapusHmmmm betul jg
BalasHapusSuka quote cinta yg sebenarnya bisa didapat setelah menikah
Hehe...sama juga kah, Mbak?
HapusHmm semoga bukan karena "banting harga" yaa...duh sedih denger kata itu. Mudah2n memang jodohnya Sari yaa. Lelaki yg bisa menerima semua kondisi wanita yg akan jd isterinya terutama kekurangannya pastinya lelaki yang berjiwa besar.
BalasHapusItu juga yang terlintas dlm pikiran saya, Mbak, tapi ternyata bukan itu. Betul, hanya lelaki hebat yg bisa menerima.
HapusSemangat untuk para wanita, mereka pejuang hebat melawan kanker ^^
BalasHapusWanita memang rentan ya, Mbak.
HapusPerempuan hebat pasti mendapat jodoh lelaki hebat juga, iukt terharu bacanya Mbak Diah :(
BalasHapusSudah digariskan begitu mungkin ya, Mbak.
Hapusaku sampai terharu biru membaca seluk beluk para surveyor ini...emang benar2 butuh ekstra struggle ya mbak :)
BalasHapusEkstra, Mbak. Dukungan dari lingkungan terdekat adalah yang utama
Hapusaah mba...cancer memang jahat dan mengintai..tapi selalu ada jalan untuk sembuh dan semangat untuk kembali hidup normal. Saya pun sama dengan sari :). Tapi yakin bahwa ini adalah skenario terbaik dari-Nya. thanks for joining my #giveaways #gopink #finishthefight #breastcancerawarenessmonth :)
BalasHapus