KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Atas Undangan Alloh

8 komentar


Gambar dari jelajahdunia

Bulan haji sudah tiba. Sebentar lagi puncak ibadah haji yakni wukuf di Arofah segera datang. Tamu-tamu Alloh tentunya sangat menantikan detik-detik mengharukan itu. Bahkan bagi yang belum pernah melaksanakan ibadah haji (termasuk saya) pun bisa turut merasakan haru dan rindu. Aneh memang.

Menjadi tamu Alloh memang istimewa. Hanya atas undangan-Nya lah kita bisa mengunjungi rumah-Nya. Wajar bukan kalau empunya rumah menyeleksi calon tamunya? Seleksinya pun kadang seperti tak masuk di akal kita. Kadang menguji kesabaran, kadang penuh kejutan. Seperti dua kisah berikut.

Pasrah

Pada Agustus 2005, ibu saya mendaftar haji. Ibu baru saja dapat bagian rumah warisan orang tua. Uang yang didapat cukup untuk mendaftar, maka Ibu pun memantapkan diri mendaftar dan mendapat nomor porsi. Ternyata Ibu tak perlu menunggu lama, Ibu dapat berangkat pada musim haji 2006, tepatnya akhir 2006. Sayangnya, Ibu berangkat tanpa Bapak karena Bapak belum punya cukup tabungan untuk mendaftar haji.

Ibu sempat ragu untuk berangkat tanpa Bapak. Siapa yang akan menjadi mahromnya? Namun akhirnya Ibu bertekad tetap pergi dengan alasan ini adalah kesempatan emas yang belum tentu akan datang lagi.

Pada Maret 2006 Bapak mendapat giliran bagi waris. Seorang kerabat Bapak di tanah kelahiran Bapak, Kebumen Jawa Tengah, membeli rumah dan tanah warisan itu. Kerabat Bapak itu berkata, "Bisa untuk ndaftar haji." Akhirnya alhamdulillaah Bapak bisa mendaftar haji. Senang bukan kepalang. Tapi ternyata Bapak dapat porsi untuk tahun 2007, yang berarti tak bisa bersama Ibu.

Ibu diminta Bapak untuk mundur ke tahun 2007 agar bisa berangkat bersama. Ibu saya sedih bukan main karena sudah membayangkan akan bertamu ke rumah Alloh segera. Walau berat tetapi Ibu akhirnya menerima keadaan itu. Gairah Ibu untuk bersiap pergi haji pun agak surut.

Alloh memang punya rencana lain. Di atas kesusahan ada sebersit kebahagiaan. Mei 2006 DIY dan sekitarnya digoncang gempa besar. Usai huru-hara itu Bapak mendapat undangan dari kantor Depag Kabupaten Bantul. Bapak saya mendapat porsi untuk tahun 2006! Berarti Bapak bisa berangkat bersama Ibu! Subhanalloh. Ibu sampai menangis terharu. Alloh mendengar suara hati Ibu. Rupanya banyak calon jamaah haji Kabupaten Bantul yang meninggal dunia atau mengundurkan diri.

Tak Ada Lampu Merah

Seorang kerabat ipar saya juga mendapat kejutan luar biasa. Beliau adalah seorang ibu yang mendaftar haji 1,5 tahun yang lalu. Beliau tak menyangka akan berangkat begitu cepat, karena daftar tunggu haji di Propinsi Jawa Timur sudah mencapai 17 musim. Tiba-tiba di hari terakhir pelunasan BPIH tahun 2014 ini, beliau diminta segera melunasi karena akan diberangkatkan tahun ini.

Sungguh tak disangka-sangka, undangan Alloh datang 'mendadak'. Mendadak pula beliau mencari pinjaman ke kakaknya yang tinggal di Ponorogo. Didesak jam pembayaran yang kian sempit karena bank segera tutup, beliau diantar anaknya berkendara ke Ponorogo. Ajaibnya, Madiun-Ponorogo-Madiun ditempuh kurang lebih setengah jam. Mereka menjumpai lampu lalu lintas tak pernah merah. Begitu bertemu kakaknya, ibu tadi hanya berkata "Silihi aku duit sik. Ra sah mbok tekoni." Pinjami aku uang dulu. Nggak usah kautanya kenapa."

Sesampainya di Madiun, ibu tadi langsung menyetorkan uang ke bank. Usai beliau setor, bank langsung tutup. Subhanalloh. Bank itu pun seperti menunggunya.

Ketika ditanya orang bagaimana beliau bisa pergi haji begitu cepat, beliau hanya menjawab "Tidak tahu." Meski tak tahu, tapi beliau membocorkan rahasianya. Ternyata di hari-hari terakhir Romadhon ibu tadi berdoa kepada Alloh dengan sungguh-sungguh agar dapat naik haji.

Kini ibu tadi sudah pergi haji. Namun sampai tulisan ini dibuat beliau belum kembali ke tanah air. Semoga hajinya mabrur.

Menjadi tamu Alloh memang istimewa kadang dengan cara tak terduga.

Bagi yang belum berangkat haji atau yang baru sampai tahap niat seperti saya, kisah-kisah keajaiban seperti ini sangat menginspirasi. Semoga saya dan pembaca yang belum berhaji dapat segera dipanggil Alloh untuk menjadi tamunya. Aaaaamiiiiin.

Related Posts

8 komentar

  1. kalau udag diundang sama Allah, pasti ada aja jalannya yah... merinding bacanya :)

    BalasHapus
  2. Aamiin... Semoga kita bisa terpilih menjadi tamu Alloh.. :-)

    BalasHapus
  3. Amin semoga bisa secepetnya

    BalasHapus
  4. mbak Nathalia: iya mbak. lihat di tv jd makin terharu aja

    mbak Atika: aaaaamiiiiin.

    mas Yandhi: aaaaamiiiiin.

    BalasHapus
  5. subhanallah...selalu ada cerita mengharukan tentang haji :)

    BalasHapus
  6. iya mak Ninik. ada saja yg luar biasa tiap musim haji.

    BalasHapus
  7. Huhuu...bacanya deg degan! Alhamdulillah akhirnya liat rumah Allah juga. Tentu beda rasa kalau hasil dari perjuangan kayak gitu yaa... semoga jd haji mabrur...

    BalasHapus
  8. SubhanaAllah mba. Selalu ada rahasia Allah ya mba. Dua temanku juga secara mendadak tahun ini diberangkatkan haji oleh kantor untuk liputan sekaligus ibadah :)

    BalasHapus

Posting Komentar