KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Ibu-Ibu Hebat Di Muka Bumi

Seorang teman blogger, Sulis, Bunda Raka-Alya, mengirimi saya foto ayamnya yang baru menetaskan telur-telurnya.
 
“Generasi baru,” kata Sulis.
 
“Entah berapa jumlahnya, masih disembunyikan sama induknya.”
 

Ternyata belakangan diketahui kalau induk ini menetaskan 7 anak ayam dari 7 butir telur. Subhanalloh, ya.

ibu-hebat
Sumber gambar: www.instagram.com/sulistiyowatitri98

Tampak dua sosok mungil kuning dengan garis coklat di kepala muncul di bawah sayap sang induk. Wah, saya kalau punya ayam baru menetas begini selalu merasa senang sekali. Anak-anak ayam itu lucu-lucu banget. Lembut, mungil, tapi sudah pintar makan sendiri, hehe...
 
Dan menurut saya, induk ayam itu salah satu ibu hebat di muka Bumi. Bayangkan saja, tiap menetaskan, pada umumnya lebih dari satu, kecuali ada kecelakaan, ya.  Tak jarang kan kita lihat induk ayam dengan delapan, sembilan, sepuluh bahkan belasan anaknya? Dan kita pun dengan senang berkata, “Duh, lucu, ya. Anaknya banyak banget.” Padahal kebayang nggak bagaimana ribetnya si induk membesarkan anak-anaknya? Cari makan harus banyak, ngeloni anak juga banyak sampai umpel-umpelan di bawah sayapnya, belum lagi kalau satu anak masuk ke selokan sementara anak lain berkeliaran di halaman sambil piyak-piyak?
 
Nah, kita, manusia, malah sebaliknya. Kalau lihat ibu dengan banyak anak malah susah. “Apa nggak capek, ya?” begitu mungkin yang terbetik dalam pikiran kita. Atau karena saking tercuci otak kita, kalau mendengar saudara atau teman yang punya anak banyak malah nggak suka. “Punya anak kok banyak banget sih?”

Hahaha... 
 

Tapi itu sekarang. Dulu, dulu lho ya, keluarga dengan banyak anak itu B-I-A-S-A. Ini nih, dua orang ibu hebat di muka Bumi yang hendak saya ceritakan.
 

Ibu Hebat dari Masa Revolusi Kemerdekaan

Ibu-ibu yang saya ceritakan di sini sudah berpulang ke hadirat-Nya. Sepanjang hidup mereka senantiasa diwarnai oleh perjuangan membesarkan putra-putri mereka yang jumlahnya tidak sedikit.

Ibu pertama adalah seorang perempuan yang turut mewarnai perjuangan dalam Perang Kemerdekaan. Lahir di Purworejo, Jawa Tengah pada tahun 1927, beliau sempat merasakan berperan sebagai perawat bagi para pejuang di masa itu. berhadapan dengan tentara penjajah bukan hal baru bagi beliau. Takdir Alloh mempertemukan beliau dengan seorang pejuang yang kemudian menjadi suaminya hingga akhir hayatnya. Bersama sang pejuang yang kemudian menjadi salah satu prajurit TNI-AD, beliau dikaruniai 12 orang keturunan. Namun 2 di antara mereka meninggal kala masih kecil, sehingga ibu hebat ini membesarkan 10 putra-putrinya.

Sebagai istri tentara, ibu hebat ini ikut hidup berpindah-pindah bersama suami dan putra-putrinya, sehingga putra-putrinya lahir di beberapa kota berbeda. Anak pertama lahir di tahun 1950 dan anak terakhir lahir tahun 1966. Pangkat kapten sang suami memberi kehidupan keluarga ibu hebat ini serba pas-pasan. Namun, berkat rahmat Alloh, putra-putri beliau dapat menyelesaikan pendidikan mereka dengan baik, bahkan sebagian putra-putri beliau  bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi meski hanya satu yang sampai lulus sarjana.

Hidup di zaman itu sudah biasa berhadapan dengan pangan  dan sandang yang serba kurang. Bulgur pernah jadi makanan ibu dan keluarga ini sehari-hari. Guna mencukupi kebutuhan keluarga, ibu hebat ini ikut membantu sang suami mencari nafkah dengan berjualan lotek di depan rumah dinas. Meski tidak lama berjualan karena satu dan lain hal, namun beliau telah menunjukkan usaha yang keras untuk membantu perkenonomian keluarga. Ibu hebat ini juga senantiasa berhemat dalam belanja sehari-hari. Ketika hendak punya hajat menikahkan salah satu putrinya, beliau menyempatkan memelihara ayam potong sendiri di halaman samping rumah guna memeriahkan pesta syukurannya nanti.

Beliau sempat menjadi saksi sejarah ketika pecah peristiwa Gestapu. Saat itu beliau dan keluarga tinggal di kawasan Kotabaru, Yogyakarta, berdekatan dengan beberapa pahlawan revolusi seperti Brigjen Katamso. Suasana mencekam selepas peristiwa berdarah itu sempat dirasakan ibu hebat dan keluarganya ini.

Di akhir hidupnya, ibu hebat ini telah menempati rumah milik sendiri di kawasan Condongcatur, Sleman, Yogyakarta. Adapun jasad beliau dimakamkan di makam keluarga di tempat kelahiran beliau, Purworejo. Selama hidupnya, beliau jarang tersenyum, sampai-sampai cucunya pun 'takut' kepada beliau. Maklum saja, kehidupan begitu keras telah mendera beliau. Semoga beliau mendapatkan pahala jariyah yang banyak di alam sana.

ibu-hebat
Sumber gambar: pixabay

Pedagang Hebat Itu Seorang Ibu Hebat

Ibu hebat yang kedua adalah seorang pedagang sukses di zamannya. Bersuamikan seorang pedagang, ibu hebat ini menjalankan bsinis toko keluarga dengan baik. Beliau dikaruniai 11 putra-putri yang kesemuanya hidup hingga dewasa. Anak pertama lahir di awal 1960-an, anak terakhir lahir tahun 1980. Tujuh dari 11 putra-putri beliau adalah laki-laki.

Meski berjaya di era 80-90-an, tidak berarti kehidupannya mudah. Putra-putrinya bercerita, ada masa ketika makan ayam goreng itu cuma terjadi saat ada nasi selametan datang. Itupun dibagi rata untuk ramai-ramai.

Perempuan kelahiran Madiun tahun 1942 ini punya prinsip hebat. Beliau berpesan kepada putra-putrinya bahwa beliau tidak meninggalkan warisan berupa harta benda. "Ibu sudah menyekolahkan kalian, itu warisan dari Ibu." Dan benar, kesebelas putra-putrinya mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi, 10 di antara mereka lulus sarjana. Bahkan 9 dari 10 sarjana itu dihasilkan dari PTN-PTN ternama di Jawa. Setiap ada putra/putrinya yang lulus sarjana, foto sang wisudawan/wati dipajang di ruang depan rumah. Walhasil kini ada 10 foto sarjana terpasang di sana.

Ibu hebat yang pernah berjaya di seantero Madiun Selatan ini menghadap-Nya 10 tahun yang lalu. Putra-putri beliau senantiasa mengenang dan mendoakan ibu mereka agar sang ibu merasakan kenikmatan hidup di alam sana.

Pelajaran Dari Ibu-Ibu Hebat

Bahwa tak ada hidup yang mudah. Bahwa perjuangan itu nyata adanya dan harus dilakoni karena hidup tidak berhenti atau berputar ke belakang. Bahwa mendidik anak adalah sesuatu yang tak kan sia-sia meski peluh dan darah bercucuran.

Teladan dari ibu-ibu hebat ini, saya kira pantas kita renungkan dan kita contoh. Oya, ibu hebat pertama adalah Eyang Utik saya (ibunya ibu saya), ibu hebat kedua adalah ibu mertua saya.

Nah, teman-teman, ada juga yang punya pengalaman mengenal ibu-ibu hebat seperti yang saya ceritakan? Boleh dong bagi ceritanya di sini. Yuk, yuk.

ibu-hebat

Related Posts

12 komentar

  1. Aku nggak hebat..
    Lha dua aja sudah emosi klo pada rebutan njuk eyel2an..akhire salah siji nangis

    Makanya sering heran klo yang anak bnyak..perempuan2 jaman dulu yang bahkan > 10..

    Njuk gmn..kapan sempat istirahat..kapan WA nan..kapan le jalan2..😀😀😀

    Aku membayangkan harinya habis buat masak-nyuapi-nyuci baju-mandiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hebat di mata nak-anak Lis. Zaman kita udah berbeda banyak dengan zaman ibu-ibu yang kuceritakan.

      Hapus
  2. Emak-emak dulu, termasuk emakku, memang jauh lebih hebat dr emak sekarang ya, termasuk aku.... Emakku ngurusi anak 9, santai aja... Lah ak ngurus anak 2, hihihi byk ceritanya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. karena banyak ceritanya jadi bisa ditulis di blog mbak, hehehe

      Hapus
  3. iya mbaa...akupn melihat Ibu dan Ibunya Ibuku kok hebat2 yaa...aku suka curhat sm mimi (ibuku) ujung2nya malu sendiri deh banyak ngeluhnya hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang kita harus banyak belajar ya, mbak. tapi ya gpp sih, namanya juga kalah pengalaman dengan para ibu senior. hehe...

      Hapus
  4. Engga jauh2, saya selalu takjub sm ibu, ibu mertua, nenek sendiri...

    BalasHapus
  5. ibu hebat dalam hidup saya adalah ibu kandung dan ibu mertua. ibu kandung saya membesarkan kelima anaknya dengan sabar, meskipun anak ketiga dan kelima putus sekolah karena tidak berminat lagi, tapi dengan sabar ibu tetap mendampingi mereka menjalani hidup. Sedangkan ibu mertua saya yang juga seorang ibu hebat yang telah membesarkan keenam anaknya hingga kuliah semua (hanya dengan jualan nasi dan kue) dan sekarang sudah sukses punya rumah semua. Menurutku kedua ibu itu adalah wanita terhebat yang sangat saya hormati

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul, mbak. para ibu kita memamng hebat. sungguh patut kita mengambil contoh dari mereka. semoga surga untuk mereka, ya. aaamiiin.

      Hapus
  6. Ibu kita hebat ya mbaaa....aku baru dua mba. Belum ada keberanian untuk lagi.
    Kalau jaman sekarang anak lebih dari dua udah dibilang banyak amat..kalau aku malah senang lihatnya.hmmm orang beda2 ya mba. Cuma jaman dulu bisa sampe selusin juga biasa ajaa, keren ^^

    BalasHapus
  7. ketika udah nikah dan punya anak jadi makin kerasa banget perjuangan ibu, nenek, dan semua ibu :")

    BalasHapus

Posting Komentar