Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanahku yang kucintai
Engkau kuhargai
Walaupun banyak negri kujalani
Yang masyhur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah ku rasa senang
Tanahku tak kulupakan
Engkau kubanggakan
Siapa tak kenal lagu ini? Ini adalah monumen cinta legendaris karya Ibu Saridjah Niung alias Ibu Soed yang berjudul 'Tanah Airku'.
Setiap kali menyenandungkannya, hati saya bergetar, lisan saya kadang tak mampu meneruskan syairnya. Mata pun turut berkaca-kaca mengenang tanah air, tanah kelahiran, tanah dan air tempat saya tumbuh. Ada cinta di sana. Ada rindu menanti untuk dikecap.
Bagi saya lagu ini menyuguhkan cinta secara gamblang, sederhana dan indah, serta menyentuh setiap insan. Siapa yang tak cinta kampung halamannya? Saya rasa hampir semua orang mencintai tanah airnya.
Cinta tanah air pun pernah dirasakan seorang yang sangat mulia, Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wasalam. Setelah berhijrah ke Madinah beliau sering merindukan tanah kelahirannya, Makkah. Kerinduan ini diobati Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan pemindahan kiblat sholat dari Baitul Maqdis di Palestina ke Masjidil Haram di Makkah. Peristiwa rindu yang terjawab ini dapat kita simak dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 144:
Setiap orang, barangkali, memiliki standar sendiri dalam mengekspresikan cintanya kepada tanah air. Mengabadikannya dalam sebuah travel diary mungkin, atau menghidupkan warisan kebudayaannya, atau mempromosikannya ke dunia luar,atau mengeksplorasi sumber dayanya secara bijak, atau mengokohkan ekonominya dengan arif, atau membangun manusianya agar kuat dan mandiri. Semua itu adalah perwujudan cinta. Itulah monumen cinta.
Cinta tanah air ini bukan merupakan cinta buta. Bukan pula right or wrong my country yang membela tanah air baik ia benar atau salah. Cinta tanah air ini diwujudkan dalam bentuk persembahan terbaik yang bisa diberikan, baik berwujud materi maupun nonmateri.
Di Indonesia sendiri pernah hidup tokoh-tokoh berkepribadian luar biasa, seperti Bung Karno yang meneguhkan ciri bangsa Indonesia. Monumen cinta yang dibangunnya sungguh tak ternilai. Sejarah telah mencatat bahwa beliau adalah salah satu permata Indonesia yang buah pikirannya tak hanya diterima di dalam negeri, tetapi juga hingga ke manca negara.
Kemerdekaan baginya adalah sebuah identitas bangsa. Bangsa yang merdeka bebas menentukan identitas dirinya, apakah bangsa mandiri atau bangsa manja. Tekad, pemikiran dan perjuangannya membuatnya disegani lawan. Bahkan namanya pun diabadikan sebagai nama jalan di negeri Belanda.
Di era kemerdekaan, kita pun memiliki perancang monumen cinta yang jenius, Bapak BJ Habibie. Sejarah telah mencatat nama dan hasil karyanya dengan tinta emas. Kecintaannya pada tanah air membawanya mewujudkan impian agar Indonesia dapat memproduksi pesawat terbang sendiri. 'Gatotkaca' adalah salah satu hasil jerih payahnya.
Ada pula seorang muda yang tak segan mewujudkan cinta tanah airnya. Ricky Elson, sang Putra Petir, merelakan karirnya demi ambisi monumental bangsa ini untuk memiliki sendiri mobil bertenaga listrik. Sejarahnya memang masih dipenuhi kekurangpastian hingga kini. Namun monumen cintanya tak bisa membuat orang menyangkal bahwa dengan cinta dan pengorbanan, suatu impian dapat diwujudkan.
Bagai seorang ibu yang membesarkan anaknya, bukan penghargaan materi yang ingin mereka raih. Penghargaan materi dan pengakuan dari manusia hanyalah bonus dari keikhlasan, namun pewujudan impian lah yang didambakan. Melihat impian terwujud selangkah demi selangkah adalah suatu kebahagiaan tersendiri. Dan setidaknya, kita pantas disebut manusia wakil Tuhan, yang memakmurkan bumi dengan penuh tanggung jawab.
Jika Ibu Soed berhasil membangun monumen cintanya melalui lagu-lagunya, Bung Karno dengan keindonesiaannya, Bapak BJ Habibie dengan pesawatnya dan Ricky Elson dengan mobil listriknya, saya sungguh berharap dapat membangun monumen cinta tanah air saya melalui tulisan yang bermanfaat.
Di era kemerdekaan, kita pun memiliki perancang monumen cinta yang jenius, Bapak BJ Habibie. Sejarah telah mencatat nama dan hasil karyanya dengan tinta emas. Kecintaannya pada tanah air membawanya mewujudkan impian agar Indonesia dapat memproduksi pesawat terbang sendiri. 'Gatotkaca' adalah salah satu hasil jerih payahnya.
Ada pula seorang muda yang tak segan mewujudkan cinta tanah airnya. Ricky Elson, sang Putra Petir, merelakan karirnya demi ambisi monumental bangsa ini untuk memiliki sendiri mobil bertenaga listrik. Sejarahnya memang masih dipenuhi kekurangpastian hingga kini. Namun monumen cintanya tak bisa membuat orang menyangkal bahwa dengan cinta dan pengorbanan, suatu impian dapat diwujudkan.
Bagai seorang ibu yang membesarkan anaknya, bukan penghargaan materi yang ingin mereka raih. Penghargaan materi dan pengakuan dari manusia hanyalah bonus dari keikhlasan, namun pewujudan impian lah yang didambakan. Melihat impian terwujud selangkah demi selangkah adalah suatu kebahagiaan tersendiri. Dan setidaknya, kita pantas disebut manusia wakil Tuhan, yang memakmurkan bumi dengan penuh tanggung jawab.
Jika Ibu Soed berhasil membangun monumen cintanya melalui lagu-lagunya, Bung Karno dengan keindonesiaannya, Bapak BJ Habibie dengan pesawatnya dan Ricky Elson dengan mobil listriknya, saya sungguh berharap dapat membangun monumen cinta tanah air saya melalui tulisan yang bermanfaat.
sama mak..q kl denger lagu ini sllu bergetar rasanya...
BalasHapusiya mak. bergetar bgt. untung ga nyanyi di panggung. kl iya, bisa2 semua yg hadir ikut nangis.
BalasHapusTerima kasih sdh berpartisipasi di GA kami. Salam hangat :)
BalasHapusterima kasih kembali mbak Mechta
BalasHapusMari banggakan indonesia dengan tulisan2 para blogger....
BalasHapusmas Adi: sepakat mas. tulisan yg bermanfaat dan beretika.
BalasHapusmakasih mas Adi. saya kunjungi segera.
BalasHapus