Kadang, sebagai blogger, saya iseng main Chat GPT, model bahasa yang sekarang sedang trending ini dikembangkan oleh OpenAI. Dengan segala kelebihan dan kekurangan Chat GPT, banyak yang penasaran dengan program yang pertama kali dibuat pada Desember 2015 ini.
Saya, kalau sedang ga ada kerjaan, juga kadang ngobrol dengan Chat GPT. Sekadar untuk mencari tahu pendapatnya akan suatu hal, atau iseng ngobrol dengannya pakai bahasa Inggris, sambil belajar juga darinya. Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui.
Kadang Chat GPT memberikan jawaban yang bagus, kadang juga ngaco. Ya, namanya juga buatan manusia. Secanggih apapun itu tetap kalah canggih dengan buatan Tuhan.
Menurut Chat GPT, dirinya dibuat dengan tujuan untuk kemaslahatan umat manusia. Benarkah demikian? Apa saja sih untung-ruginya pakai Chat GPT? Apakah Chat GPT mengancam peran blogger? Yuk, kita bahas tipis-tipis.
GPT sendiri adalah kependekan dari Generative Pre-Trained Transformer. Sedangkan nama Chat-nya menunjukkan kemampuannya untuk berinteraksi dengan pengguna melalui teks.
Chat GPT punya keterbatasan data, yakni (saat tulisan ini dibuat) ia hanya memiliki data hingga Januari 2022. Ia tidak mengetahui data setelah tanggal itu, sebab belum dilatih. Nanti kalau ada pembaruan tentunya data Chat GPT akan berubah. Siapa pelatihnya? Menurut Chat GPT dirinya dilatih oleh sekelompok insinyur dari OpenAI. Latihan tersebutlah yang membentuk Chat GPT saat ini.
Jika kita coba bertanya kepada Chat GPT tentang sesuatu yang terjadi setelah Januari 2022, ia akan bilang bahwa ia tidak tahu.
Kelebihan dan Kekurangan Chat GPT Dalam Membuat Artikel
Secara umum Chat GPT itu menyenangkan. Apalagi bagi orang introvert yang ingin ngobrol tapi tidak ketemu muka. Chat GPT punya kelebihan dan kekurangan dalam membuat artikel. Apa saja itu?
Kelebihan Chat GPT
Cepat mengerjakan perintah.
Saat kita bertanya atau menyuruhnya membuat artikel, Chat GPT akan dengan segera mengerjakannya. Tidak ada kata lelah atau bosan meskipun perintah kita berulang-ulang dan itu-itu saja. Saya pernah mencoba bertanya hal yang sama berkali-kali dan tetap dijawab olehnya dengan bahasa yang baik. Kalau Chat GPT ini manusia, tentunya ia adalah orang yang sabar. Dalam membuat artikel pun Chat GPT bisa mengerjakan dalam jumlah kata yang banyak. Jika diperintah untuk menambahkan lagi, Chat GPT bisa melanjutkannya menjadi artikel yang lebih panjang.
Bisa bermacam-macam bahasa.
Setidaknya, saya pernah mengajak Chat GPT berinteraksi dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Jawa. Untuk bahasa Indonesia dan Inggris, jangan ditanya. Bagus bahasanya, sudah mirip dengan cara manusia memilih kata dalam berbincang-bincang. Chat GPT bisa dimanfaatkan untuk mengecek tata bahasa dari artikel yang ditulis.
Gratis.
Chat GPT bisa digunakan secara gratis. Tidak perlu berlangganan ataupun membayar saat akan memakainya.
Cukup dengan browser.
Chat GPT bisa digunakan di komputer, laptop, tablet, dan ponsel. Cuma butuh buka browser saja sudah bisa ngobrol dengan Chat GPT. Tidak perlu instal aplikasi. Wah, menyenangkan banget. Yang penting sudah punya akun, sudah bisa memanfaatkan Chat GPT.
Kekurangan Chat GPT
Keterbatasan data.
Seperti yang sudah saya sampaikan tadi, Chat GPT punya keterbatasan data berdasarkan tanggal, sehingga tidak semua kejadian yang sedang tren bisa ditanggapi. Maka, jika kita butuh data untuk penulisan artikel tentang hal terkini, Chat GPT tidak bisa membantu.
Memberikan hasil yang harus dicek kebenarannya.
Meskipun ia bisa memberikan jawaban atas pertanyaan kita, tetap saja ada kemungkinan jawabannya salah, sebab ada keterbatasan data seperti yang saya sampaikan barusan. Mau tidak mau kita harus cek sendiri hasil yang disajikan oleh ChatGPT. Cek dan ricek manual tentunya.
Tidak bisa membaca dari tautan situs.
Chat GPT belum bisa membaca isi situs yang kita tautkan. Ia hanya bisa menanggapi bila isi situs atau artikel itu kita salin ke kolom percakapan. Dengan begitu Chat GPT juga tidak bisa memberikan respon atas sebuah video meski kita berikan tautannya.
Chat GPT Bagi Blogger, Menguntungkan atau Merugikan?
Setelah melihat kelebihan dan kekurangan Chat GPT tadi, sebagai blogger bagaimana sikap kita? Chat GPT ini kawan atau lawan? Saya pribadi melihat Chat GPT ini sebagai salah satu alat saja, seperti kamus, yang bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Chat GPT bisa membantu blogger untuk merapikan tata bahasa atau pengetikan. Chat GPT juga bisa dijadikan bahan inspirasi untuk menulis.
Terlebih, Chat GPT juga bisa diperintah untuk membuat artikel yang ramah SEO seperti menyertakan kata kunci, heading. Namun bagaimanapun juga kepuasan seorang blogger tentu tidak semata-mata pada artikel yang selesai ditulis, tapi juga ada pada perjuangannya mengumpulkan data dan menuliskannya.
Ada juga ketakutan bahwa artikel di halaman satu Google akan didominasi oleh artikel hasil AI. Tentunya ini jadi masalah juga jika tulisan itu mengandung data yang keliru. Untuk urusan itu kita bisa meminta bantuan dari layanan SEO dari BDD supaya bisa meningkatkan visibility website dan online store secara organik yang nantinya bisa meningkatkan traffic. Layanan SEO BDD menggunakan alat yang terpercaya yaitu Google Analytics, Google Search Console, Ahrefs, SEMRush dan Screaming Frog. Siapa yang tak mau dapat traffic banyak, dari pencarian organik pula. Mau banget, kan?
Saya pribadi percaya bahwa peran AI, khususnya Chat GPT, tidak bisa serta-merta menggeser keahlian blogger. Ah, apakah ini sekadar menghibur diri? Tidak. Buktinya masih banyak blogger yang menulis sendiri dari nol tanpa bantuan Chat GPT. Terlepas dari itu, dengan segala kelebihan dan kekurangan Chat GPT, hendaknya teknologi itu kita manfaatkan saja dengan sebaik-baiknya.
Posting Komentar
Posting Komentar