Membeli dan membaca buku bernuansa keagamaan memang bukan kebiasaan baru saya. Sejak mahasiswa saya suka baca buku keagamaan namun lebih pada buku populer. Seperti buku-buku Harun Yahya, buku tentang Hasan Al-Bana, kisah-kisah inspiratif mempertahankan keimanan, jihad angkat senjata dan sejenisnya. Ya, maklumlah, usia muda itu penuh dengan antusiasme dan idealisme.
Selepas kuliah, saya suka membeli dan membaca buku berbau filsafat, konspirasi dan sejarah Islam. Belum beranjak jauh dari buku idealis deh. Juga feminisme dalam Islam.
Sebagian besar buku-buku itu saya tinggalkan di rumah orang tua di kampung halaman. Biarlah jadi catatan sejarah pergolakan batin dan perkembangan berpikir saya. Kelak mungkin buku-buku itu akan berguna juga bagi penerus saya. Semoga begitu
Selepas masa lajang, saya menggemari buku parenting. Bersiap siaga isi amunisi sebelum berjihad membesarkan anak.
Seperti yang saya ceritakan di awal, buku pilihan saya kini condong ke buku Islami nonpopuler yang hampir semuanya saya miliki dengan cara membeli secara daring. Ada yang lewat teman, ada pula yang lewat toko buku daring.
Dengan penuh kesadaran saya memilih mengoleksi dan membaca buku-buku Islami jenis ini demi memberantas kemiskinan ilmu saya akan agama. Sudah jadi muslim sejak lahir tidak menjamin pemahaman agama saya. Meski tertatih-tatih karena faktor usia, saya tetap bertekad membaca buku jenis ini.
Buku Islami Nonpopuler yang Ternyata Sesuai Keadaan Zaman
Di masa gonjang-ganjing politik seperti saat ini, ternyata buku Islami nonpopuler tetap bisa menyajikan jawaban atas persoalan kekinian. Ketika saya membaca buku Biografi Imam Empat Mazhab (Imam Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali), saya menemukan kemiripan situasi yang dihadapi dalam masa pergolakan kekhalifahan Islam. Di masa Imam Malik, beliau memilih tidak ikut dalam huru-hara politik di masanya, meski belakangan beliau terkena imbasnya juga.
Kemiripan situasi bisa menjadi pelajaran bagi yang membaca. Meneladani sikap salafus sholih pun bisa dijadikan pilihan.
Buku yang bermanfaat menurut saya adalah yang dapat membawa perubahan ke arah kebaikan bagi pembacanya, baik cepat maupun perlahan. Buku yang sarat ilmu hendaknya dijadikan pilihan mengisi hari, di antaranya buku Islami nonpopuler.
Wah aku jg ada mb buku tema ini, walau bahasanya rada berat, tapi insyaalloh banyak manfaat buat bekal ke depan ya baik urusan fidunyawalakhirat
BalasHapusIya Mbak Nita. dibaca kapan aja bisa.
BalasHapusKoleksi buku ibu banyak ya, aku juga pernah pada suatu masa, mengkoleksi banyak buku-buku bertema keagamaan.
BalasHapusKalaus ekarang banyak parenting, karena sudah menjadi ibu :)
Lama aku nggak beli buku. Knp klo ke toko buku..jadinya justru beli buku dongeng. Klo nggak gitu novel..tapi yang obral😀
BalasHapusWow bacaannya berat Mbak Diah. Diresensi, nggak buku2nya? Pengen baca resensinya. Moga menang yaa GAnya
BalasHapusMba, aku juga suka buku seperti yg mba baca. . Filsafat juga suka karena dulu kakakku bnyk buku ttg itu, sedikit tertular hihi..
BalasHapusSukses ya mba. moga menang ^^ GAnya
Terimakasih sudah mengikuti GA Kisah Antara Aku dan Buku. Nantikan pengumuman pemenangnya di tanggal 15 Nopember 2016.
BalasHapusSalam,
Izzah Annisa
bukunya oke semuaaaaa nih :)
BalasHapus