KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Cerita Horor di Waktu Maghrib

Sudah tahu kan kalau waktu maghrib tiba kita diperintahkan untuk menahan anak-anak di dalam rumah agar tak diganggu setan? Perintah ini ada dalam sebuah hadits shohih. Berikut ini terjemahan haditsnya:

Bila hari telah senja, tahan anak-anak kalian. Karena ketika itu setan berkeliaran. Dan bila sudah masuk sebagian waktu malam, silahkan biarkanlah mereka. Tutuplah pintu dan sebut nama Allah, karena setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup (dengan menyebut nama Allah). Tutup semua kendi kalian dengan menyebut nama Allah dan tutuplah bejana kalian dengan menyebut nama Allah, sekalipun dengan membentangkan sesuatu di atasnya, dan padamkan lentera kalian (ketika hendak tidur).(HR. Bukhari 5623 dan Muslim 3756)

Gambar diambil dari giewahyudi

Saat maghrib hingga isya setan berkeliaran. Maka tak heran jika godaan untuk keluar berjalan-jalan atau beli ini-itu muncul di waktu maghrib. Betul apa betul? Hmmm...jadi ingat acara ngabuburit di jalanan sambil cari jajanan untuk buka puasa.

Sejak kecil dulu orang tua saya selalu menekankan untuk tidak bepergian di waktu maghrib. Kalau untuk keperluan pulang tidak apa-apa, tapi jangan pernah sekalipun berangkat pergi saat maghrib tiba atau mepet maghrib. Sholat dulu baru bepergian.

Sudah banyak bukti bahayanya keluar di waktu maghrib. Pernah bapak saya menabrak pengendara sepeda motor pas waktu maghrib. Teman saya jatuh dari sepeda motor juga pas waktu maghrib. Kebanyakan kejadian tabrak menabrak ini gara-gara mata sulit membedakan mana yang objek dan mana yang bayangan.

Ada sebuah kejadian tabrakan yang horor sekaligus lucu yang saya alami beberapa tahun lalu. Ceritanya waktu itu saya pulang kerja mendekati waktu maghrib. Sebetulnya jarak kantor dengan rumah hanya kurang lebih 2 km. Di tengah perjalanan, kira-kira 500 m dari rumah, saya nyaris ditabrak sepeda motor yang ngebut dari arah belakang saya. Kontan saja saya ngomel-ngomel. Belum habis ngomelnya, tiba-tiba dari arah depan terdengar suara jeritan perempuan diikuti suara motor jatuh.

Betul saja, ternyata si tukang ngebut yang nyaris menabrak saya tadi akhirnya 'berhasil' melukai pengguna jalan lain. Korbannya seorang ibu. Saya mendekat dan berhenti. Orang-orang sudah mengerumuni ibu itu dan menolongnya. Saya pikir, ibu ini mungkin butuh ada perempuan di sana untuk membantu atau sekedar menemani sebentar. Ternyata ada seorang anak laki-laki bersama ibu itu. Mungkin berumur lima tahun, tapi anak itu tampaknya tidak terluka.

Si ibu sedang duduk di rerumputan di pinggir jalan beraspal saat saya mendekat. Alhamdulillaah, ibu itu memang memerlukan saya. Hanya kami berdua yang perempuan di situ. Nah, di sini cerita horor tapi lucunya dimulai.

"Mbak", panggilnya.
"Tolong angkat kaki saya", katanya. Rupanya darah mengucur dari jari kakinya. Ibu itu ingin saya mengangkat betisnya supaya darah tidak terus keluar. Saya pun mengikuti permintaannya.

Lalu,
"Mbak", katanya lagi.
"Tolong dong cariin jari saya. Putus. Mungkin ada di rumput-rumput sini".
Doeeeengngng...!!!

Nyali saya langsung ciut mendengar permintaannya itu. Yang benar saja? Mencari potongan jari??? Bagaimana kalau ketemu, apa iya akan saya ambil??? Hiii....

Saya pun berusaha tengak- tengok sekedar untuk menentramkan hati si ibu. Tiba-tiba saya lihat ada mas-mas berdiri di belakang saya. Saya pun berinisiatif minta tolong kepadanya.

"Mas", panggil saya.
"Tolong dong cariin jari ibu ini. Katanya putus. Mungkin jatuh di sekitar sini".

(Sepertinya si mas itu juga mendengar bunyi "doeeeengngng...!" di telinganya. Lalu sepi.)

Di temaramnya cahaya lampu penerangan jalan yang tak jauh dari kami, saya lihat wajah si mas itu pucat. Dia melirik ke arah jari kaki si ibu lalu berkata kepada saya, "Nggak putus kok, Mbak. Cuma begini", katanya sambil menekuk jari telunjuknya.

Hoooo...hhh...alhamdulillaah, batin saya.

Singkat cerita akhirnya si ibu dan putranya dibawa ke rumah sakit terdekat dengan mobil. Suaminya pun sudah dihubungi dan sepeda motornya sudah diamankan warga setempat dan saya pun pulang ke rumah dengan jaket bermandikan darah.

Jadi pada intinya, waktu maghrib jangan bepergian. Sholat lalu berdzikir dan atau baca Al-Quran. Setuju?

Related Posts

7 komentar

  1. iku mah amnesia! Lah moso' jarinya ketekuk kok dibilang ilang! hohoho

    BalasHapus
  2. ya namanya jg orang kecelakaan mas. bisa jd juga dia gak bisa merasakan keberadaan jarinya trus dipikirnya putus. makasih dah berkunjung ke sini.

    BalasHapus
  3. whoooogh.. ini baru hoorrrooorrr...
    hahahaaaa... ngedenger Dhoeeng juga mbak!

    BalasHapus
  4. Ya ampunn aku udah ikut deg-degan aja tadi Mak... hehehe
    Ternyata jarinya ketekuk ya? Ada-ada aja :D

    BalasHapus
  5. mak Tanti: doeeengngng pokoknya hihihi

    mak Reni: wuh deg2an pake banget mak.

    BalasHapus
  6. dulu waktu masih ngantor, saya pulangnya selalu menjelang maghrib. Abis jam pulang kantor itu 17.30 wib. Terpaksa deh pulang maghrib :D

    BalasHapus
  7. ga apa2 mbak kl pulang maghrib asal gak berangkat pergi. n asal ga ketemu sm yg horor2, hihihi

    BalasHapus

Posting Komentar