KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Babem

2 komentar

Anak sulung saya yang sekarang hampir berusia lima tahun pernah punya nama panggilan 'Babem'. Nama panggilan itu ditempelkan kepadanya karena kesukaannya pada babem. Apa sih 'Babem' itu?

Definisi Babem
Bagi anak saya, babem itu artinya kipas angin. Kipas angin dinding disebutnya babem dindingan, stand fan disebutnya babem ayu ting ting (nah lho), kipas langit-langit disebutnya babem langit-langit.

Babem juga berarti kincir angin. Bisa kincir angin kertas, model Belanda, kincir Gareng-Petruk, pokoknya semua kipas angin dan kincir angin itu babem. Jadi, pada dasarnya babem itu adalah baling-baling.

Sejarah Babem
Pada awalnya saat masih merangkak, anak saya ini sering terpaku terpesona saat melihat jemuran putar (jemuran payung) yang menari berputar-putar di depan rumah kontrakan kami dan rumah tetangga. Maklum, tinggal di kompleks rumah petak, jadi hiasannya ya apalagi kalau bukan jemuran. Saat itulah dia sering sekali berkata "Atem...atem" sambil menunjuk-nunjuk jemuran yang berputar-putar menggoda. Setelah cukup jelas bicaranya barulah ketahuan kalau yang ingin disebutnya adalah 'babem'.

Saking gemarnya dengan babem,anak saya itu menjadi pengamat babem. Selain kipas angin dan kincir angin,  lama kelamaan ia merambah hingga AC. Kan di bagian mesinnya ada babemnya juga. Kemudian saat ia 'menemukan' bahwa di mesin mobil, di komputer, dispenser air minum, mesin cuci dan sebagainya ada babemnya, meluas pula lah kebabemannya. Di mana ada babem, di situ pula anak saya ngendon. Bisa betah sekali dia mengamati babem berutar-putar. Aneh tapi nyata.

Mainan yang disukainya pun selalu yang ada unsur babemnya. Koleksi mainan babem kecil-kecilnya sudah banyak, namun sayang tak berumur panjang sebab selalu berakhir di 'meja operasinya' alias habis dibongkar.

Eksperimen membuat babem dari helikopter mainan

Saat kami sekeluarga pindah ke Madiun, tempat asal-usul suami saya, keluarga suami saya pun menjulukinya 'Babem' karena kegemarannya terhadap babem itu.

Babem Sekarang
Setelah populer dengan nama 'Babem', kira-kira di usia empat tahun, kata 'babem' dihapus oleh sulung saya itu dari kamusnya. Dia tak lagi mau menyebut 'babem' ataupun dipanggil 'babem'. Kini ia menyebut 'babem' dengan 'kipas' dan lebih suka dipanggil dengan namanya, Damar.

Walaupun begitu masih saja ada yang memanggilnya 'babem'. Rupanya 'babem' memang sudah familiar bagi sebagian kerabat, maka mungkin di masa mendatang sulung saya ini masih akan terus dipanggil 'babem'.

"Beem..Babem..."

Catatan: e pada babem dibaca seperti e pada balsem.

Kisah babem ini ditulis dalam rangka Giveaway Bicaralah yang Lantang Jangan Hanya Diam. Yuuuk, ikutan!

Related Posts

2 komentar

  1. Lucu sekali anaknya, Mbak. Masih kecil sudah bisa menciptakan kosakata baru. Pantes saya cari di KBBI enggak ada.

    BalasHapus
  2. hehehe...ga nemu ya mas. kan sdh didelete dr kamus. terima kasih sdh mampir ke sini.

    BalasHapus

Posting Komentar