KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Bersih dari yang Tak Tampak

6 komentar
"Alhamdulillaah. Sekarang rumahku sudah lumayan bersih," kata saya kepada seorang teman.
"Bersih dari apa, Bu?" tanya teman saya.
"Bersih dari yang tidak tampak."
Yang tidak tampak? Apa, sih, itu?
Memang beberapa minggu terakhir ini saya merasa ada sesuatu yang mengganggu perasaan kami di rumah. Bahkan bukan cuma sesuatu, saya merasa setidaknya ada dua makhluk yang tak terlihat wujudnya yang juga tinggal di rumah kami.

Mulanya saya tidak menyadari keberadaan makhluk itu. Hingga suatu hari suami saya mengingatkan saya untuk memperhatikan perilaku anak sulung kami yang makin susah diatur. "Bacakan doa," kata suami saya. Saya pun mulai membacakan anak saya tiga surat terakhir dari Al-Quran plus ayat kursi. Saya ulang-ulang sambil saya bisikkan atau elus-elus. Saya juga mulai rutin membaca ayat-ayat itu usai sholat subuh dan maghrib. Kadang saya baca keras, kadang perlahan. Kadang sambil duduk tafakur, kadang sambil mengerjakan pekerjaan rumah tangga. 

Pengaruh makhluk tak terlihat itu mulai merambah anak kedua saya. Anak saya itu yang biasanya pemberani, mendadak jadi penakut. Mungkin ada hubungannya dengan pengaruh pergaulan. Dari temannya, anak saya ini mulai kenal kata 'hantu' dan takut pada hantu, takut pada gelap. Padahal saya tidak pernah mengajari anak-anak saya soal hantu. Baiklah, mungkin dari itu, tapi saya bersiap saja dan waspada.

Mungkin karena terpengaruh oleh anak-anak juga, saya pun jadi merasa tak enak saat berada di beberapa ruangan di rumah. Rasanya kok seperti ada yang di belakang saya, gitu. Puncaknya terjadi saat anak sulung saya 'bereaksi' saat didoakan ayahnya. 

Malam itu, kira-kira pukul 1.30, suami saya bangun dan mendoakan anak sulung kami yang sedang tidur di kamarnya. Dielus-elusnya anak kami itu. Mendadak si sulung terbangun dan keluar kamar, mencari saya yang sedang berbaring di ruang tengah. Suami saya berkata," Tolong dibantu doa, Bu. Ayah diganggu di sini."
Saya segera mengambil alih tugas mendoakan anak kami, sementara suami saya bertahan di kamar, berdoa juga.

Saat itulah saya baru merasakan getaran aneh. Kaki saya dingin sekali, seperti ada angin di sana. Tapi hanya kaki, bagian badan lain tidak merasa dingin. Saya jadi ingat pesan sepupu saya (ceritanya ada di sini), kalau merinding jangan takut, nanti malah dipeluk. Saya juga mendadak ingat petuah tetangga saya dulu, kalau merasa ada 'sesuatu' di belakangmu, tengok. Maka saya memberanikan diri melawan pengganggu itu. 

Kurang lebih seperempat jam saya membacakan ayat kursi, perlahan perasaan aneh itu menghilang. Saya teruskan membaca ayat kursi sampai saya lelah dan mengantuk. Akhirnya saya tertidur setelah berdoa di tempat itu juga, bersanding dengan si sulung, sedangkan suami saya tidur di kamar anak.

Dalam tidur, saya bermimpi didatangi oleh si pengganggu tadi. Wajahnya nampak jelas. Ia sedang berusaha mengintip dari jendela. Saya merasa dalam mimpi itu ia menyerah.
Pasca kejadian itu saya baru percaya akan cerita suami saya. Suami saya pernah berkata bahwa ia dua kali diganggu saat tidur di kamar anak sendirian. Yang pertama saat saya dan anak-anak pulang kampung, yang kedua saat saya dan anak-anak tidur di kamar suami saya. Hanya saja suami saya tidak mau menceritakan seperti apa makhluknya. Maklum, saya ini penakut. Kalau diberi tahu bisa-bisa nanti malah heboh sendiri. Gawat, kan?

Selesai sampai di situ? Tidak. Ternyata anak-anak kami masih menunjukkan ketidaknyamanan. Si sulung bermimpi melihat ratu atau ibu hantu di kamar anu. Anak kedua saya jadi takut pipis ke kamar mandi. Bahkan keduanya berkata ada yang sholat di ruang anu. Wadudududuh...

Merinding? Iya! Tapi masak iya cuma mau merinding saja? Akhirnya saya ingat nasihat teman: bacakan Al-Baqoroh sesering mungkin. Memang betul Al-Baqoroh bisa mengusir setan dari rumah. Jadilah saya rutin membaca Al-Baqoroh tiap habis sholat maghrib. Sambil lalu saya berusaha menghapal sedikit demi sedikit, jadi kalau sedang berhalangan dan tak bisa baca mushaf Al-Quran saya tetap bisa memperdengarkan Al-Baqoroh di rumah.

Gambar dari santirqe.blogspot.com

Jadi, apa hikmahnya?
Pertama, selalu ingat Alloh. Bacaan ayat suci atau dzikir pagi dan petang patut diamalkan.
Kedua, bacakan ayat-ayat Al-Quran jika anak berperilaku buruk. Bisa jadi karena pengaruh makhluk yang tak tampak.

Ketiga, lawan rasa takut. Makin berani makin baik dalam membentengi diri dari gangguan makhluk yang tak tampak.

Keempat, hindari hal-hal yang bisa memancing makhluk halus datang, seperti memajang gambar makhluk bernyawa, musik dan acara tv yang berbau mistis.

Kelima, jika tak sanggup mengatasi gangguan, minta bantuan orang lain yang sesuai syariah agama.

Keberadaan makhluk lain di rumah memang sebuah keniscayaan. Takut kepada hal demikian pun tidak diharamkan sebagaimana dijelaskan dalam artikel ini. Yang penting adalah keberadaan mereka jangan sampai mengganggu kita, apalagi menjauhkan kita dari mengingat Alloh.

Related Posts

6 komentar

  1. hah...gitu ya mbak. masya Alloh. jadi tambah ilmu. terima kasih ya mbak.

    BalasHapus
  2. wah kalo saya seringnya malah baca ayat kursi doang, tapi kalo diserang mendadak aku malah biasanya baca acak. maksudnya baca surat apa saja, yg penting baca surat al quran :/

    BalasHapus
  3. wah bermanfaat sekali infonya. saya baru tau kalau menonton acara tv yg mistis bisa memicu datangnya makhluk halus

    salam kenal
    http://rpdksm.blogspot.in/?m=1

    BalasHapus
  4. mas Fikri: ayat kursi memang ampuh ya tp yg penting kitanya juga harus yakin kepada Alloh.

    mas Fandhy: sering dapat serangan kah mas?

    Mr./Mrs. Kusuma: tayangan atau obrolan berbau mistis bs mancing makhluk halus mendekat. tp beda ya dg obrolan utk mncari ilmu ttg makhluk halus.

    BalasHapus
  5. jadi ingat kasusnya raka dulu mbak.... panas, ke dokter ga sembuh2....opname seminggu di bethesda, aneka test semua ok, dokter bingung mau diagnosa apa....untunglah ketemu orang yang bisa melihat apa yang tidak bisa kami lihat. dulu pengganggu2 itu di transfer ke telur...trus ditanam ditanah

    BalasHapus
  6. Bunda Raka-Alya: memang yang tidak tampak itu bukan berarti ga ada ya. serem kalau sampe mengganggu kesehatan kita. naudzubillaahi min dzaalik.

    BalasHapus

Posting Komentar