Setelah habis jatah libur panjang di Jogja, kami sekeluarga kembali ke Madiun. Pagi-pagi sekitar pukul 7.30 WIB (27/12/2014), kami berangkat dari rumah Eyang dengan mengambil rute Jogja-Klaten-Solo-Tawangmangu-Sarangan-Magetan-Madiun. Saya sudah khawatir jalanan akan padat, tapi alhamdulillaah tidak. Perjalanan relatif mulus lancar sampai ke Tawangmangu, tempat kami berencana berhenti untuk beristirahat.
Selepas lewat pintu masuk Tawangmangu, kami tidak membayar retribusi dan mengambil jalur kiri karena akan bablas ke wilayah Jawa Timur. Sasaran kami selanjutnya adalah rumah makan Sop Buntut 'Bu Ugi'.
Gambar dari www.backpacktor.com/2014/10/lezatnya-sop-buntut-bu-ugi-tawangmangu.html?m=1
Setelah kenyang kami pun melanjutkan perjalanan. Gerimis terus mengguyur Tawangmangu. Jalanan pun jadi licin. Tak lama setelah deretan villa selesai dilalui, tiba-tiba kami harus terjebak kemacetan di jalan yang menanjak.
Waduh... Konon macetnya sampai atas gara-gara ada mantenan :-( Kami tak banyak berharap, hanya bisa berdoa dan bersabar.
Tiba-tiba di depan kami ada sebuah mobil yang mengambil jalan kampung di sisi kanan. Mobil itu berhenti setelah masuk gang, pengemudinya melambai kepada kami. Ada apa? Ternyata ada jalan alternatif! Demi melihat plat nomor mobil itu AD, suami saya memutuskan untuk mengikuti mobil itu. Ternyata betul. Kami menuruni jalan berlapis beton yang hanya cukup dilalui satu mobil ke arah jalan baru yang mengitari Tawangmangu! Jalan alternatif ini menuju Desa Blumbang.
Gambar dari www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1500441&page=42
Di ujung jalan, kami menginjak jalan baru yang sepi. Hanya ada sepeda motor yang melintas dan beberapa orang berselfie-ria. Agak penasaran juga, kenapa jalan baru ini sepi. Sambil berkendara terus kami baru tahu alasan jalan itu tak diminati pengendara: longsor. Pantas saja. Serem juga, tapi sudah kadung masuk ke sana dan masih bisa dilewati, ya mau tak mau jalan terus. Betul juga. Di penghujung jalan tempat kami keluar dari jalur sepi itu ada papan blokade jalan dengan tulisan 'Jalan Ditutup'.
Jadi, ceritanya kami beruntung. Bebas dari kemacetan dan dapat jalan yang sepi. Tentu tak boleh melanggar blokade jalan, tapi bila saat tak ada longsor dan ada kemacetan di jalur menanjak tadi, bolehlah jalan alternatif ini ditempuh.
Jadi akhirnya ginana? Menembus blokade atau balik lagi?
BalasHapusSeru dong kalo nemu jalan alternatif itu, serasa petualang sejati hihiii
BalasHapuskalo macet emang paling enak lihat kendaraan yg lewat jalan alternatif,caranya,lihat plat nomor hehhe..q dulu sering mak hehe
BalasHapusmak Donna: lanjut mak. soalnya tahu kl ada blokade juga setelah di dekat blokade itu. hehe...
BalasHapusmak Hidayah: serem serem seru ya mak.
mak HM: oh gitu ya mak. ilmu baru nih. makasih. soalnya saya nih kebiasaan main aman melulu, hehehe