KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Cara Turun Kelas BPJS Kesehatan Mandiri

7 komentar
Turun-kelas-bpjs-caranya-gimana

🤔: "Iuran BPJS Kesehatan naik, ya mulai tahun 2020?"

😣: "Iya. Berat, nih."

😐: "He eh, sih. Turun kelas aja."

😞: "Turun Kelas BPJS Kesehatan mandiri, memangnya bisa?"

😉: "Bisa. Asal kamu ga di kelas 3."

Sejak 2016 saya sekeluarga ikut BPJS karena diwajibkan oleh pemerintah. Kami mendaftarkan 4 orang: saya, suami saya dan dua anak. Adek belum ikut karena masih di dalam perut.

Setelah Adek lahir dan berumur beberapa bulan, dirinya didaftarkan ke BPJS juga. Sehingga total ada 5 orang di keluarga kami.

Saat itu kami memilih pelayanan kelas 1 dengan berbagai pertimbangan.

Walau ikut BPJS Kesehatan secara mandiri kami tidak berharap sakit. Doa kami, sih begitu.

Niatnya memenuhi kewajiban sebagai warga negara untuk patuh kepada pemimpin, semampu kami.

Memakai BPJS baru satu kali saya alami, yaitu saat melahirkan Adek di RSI Siti Aisyiah Madiun.

Adek sendiri pernah masuk rumah sakit gara-gara jaundice alias sakit kuning. Tapi waktu itu namanya belum didaftarkan ke BPJS sehingga kami bayar mandiri.

Pun kalau sudah ada BPJS atas nama Adek, kami juga tidak tahu sakit kuning itu bisa dibayarkan oleh BPJS atau tidak.

Di pertengahan 2019 terdengar isu bahwa iuran BPJS Kesehatan bakal naik.

Saya cukup kaget juga dengan rencana kenaikan ini. Waktu itu diisukan kelas 1 bakal jadi 160.000 per kepala per bulan.

Nilai segitu berat juga bagi kami. Apalagi anak-anak makin besar, kebutuhan mereka makin bertambah.

Sempat terpikir untuk turun kelas BPJS agar kalau nanti ada kenaikan tidak memberatkan kondisi keuangan kami.

Akhirnya kabar bahwa iuran BPJS akan dinaikkan hingga 100% kini bukan isu lagi. Sudah terbit Peraturan Presiden alias Perpres-nya nomor 75 tahun 2019.

Kenaikannya sebagai berikut:

Kelas 1 dari 80.000 menjadi 160.000
Kelas 2 dari 51.000 menjadi 110.000
Kelas 3 dari 25.500 menjadi 42.000

Turun Kelas BPJS Kesehatan Mandiri, Begini Caranya:

Saya baca di situsnya BPJS Kesehatan kalau turun kelas itu bisa asal tidak ada tunggakan. Yang ga bisa tuh kalau mau berhenti, kecuali meninggal dunia atau pindah ke negara lain.

Ya sudah, berhubung kami tidak punya tunggakan, maka sebelum iuran BPJS naik kami memutuskan untuk segera mengurus turun kelas BPJS ini. Secepatnya!

Di akhir Agustus lalu saya ke kantor BPJS Kesehatan Madiun di Jalan Timor, Madiun.

Sekitar jam 9.30 saya tiba di sana. Jam buka BPJS Madiun adalah Senin-Jumat pukul 8.00 - 15.00.

Sudah banyak antrean. Di sisi kanan pintu masuk ada mesin pencetak kartu antrean dengan dua satpam yang siap membantu.

Saya menunggu beberapa orang berkonsultasi dengan satpam. Ada yang bertanya soal berkas, ada juga yang bertanya soal mengisi formulir. Hmm...itu satpam merangkap customer service, hehehe...

Setelah dapat giliran, saya bertanya mengenai turun kelas BPJS.

Satpam memberi saya nomor antrian untuk perubahan data dan meminta saya mengisi formulir.

Berhubung data kami sudah ada, saya cuma disuruh mengisi kolom Nama Kepala Keluarga, Nomor Kartu Keluarga, Nomor BPJS Kepala Keluarga dan nomor telepon.

Saya juga diminta memberi tanda contreng pada kolom kelas yang diinginkan.

Di bagian tanda tangan, meskipun kepala keluarga bukan saya, tetap pakai tanda tangan saya.

cara-turun-kelas-bpjs-kesehatan
Formulir perubahan data untuk urus turun kelas BPJS Kesehatan mandiri

Sesudah itu saya duduk mengantri. Tiga teller bertugas bergantian. Menurut saya pelayanan mereka cukup cepat.

Kurang dari 15 menit kemudian saya dapat giliran.

Saya serahkan berkas ke teller dan menjelaskan maksud saya untuk turun kelas BPJS.

"Dari kelas berapa ke berapa, Ibu?" tanya si mbak teller.

"Kelas 1 ke kelas 3," jawab saya.

"Baik. Berapa orang?" tanyanya lagi.

"Lima."

"Baik."

Data saya diproses lalu teller memberi saya selembar kertas.

Cara-turun-kelas-bpjs-kesehatan
Dikasih  lembaran bukti pengurusan turun kelas BPJS Kesehatan mandiri

"Ini sudah berhasil, ya, Bu. Mulai bulan depan tagihan Ibu sudah disesuaikan menjadi kelas 3," kata si mbak.

"Seandainya nanti tagihan masih sama (kelas 1), tolong jangan dibayar dulu. Ibu kembali ke sini dengan membawa lembaran ini," terangnya.

"Oh, gitu, ya. Terima kasih banyak, Mbak," saya pun berpamitan.

Dan, apakah berhasil turun kelas BPJS? Berhasil! Kini tagihan kami 25.500 x 5. Tahun depan naik, ya ga apalah. Jadi 42.000 x 5. Yang penting sekarang turun kelas dulu.

Untuk cek tagihan bisa lewat situs bpjs-kesehatan.go.id.

Nanti tinggal isi nomor kartu dan tanggal lahir, isi angka verifikasi lalu klik CEK.

Setelah itu muncul data kita. Status keluarga saya di sini 'aktif' gitu saja. Mungkin maksudnya ga ada tunggakan.

Jadi, begitu cara turun kelas BPJS. Gampang, cepat dan tidak ada biaya tambahan. Semoga bermanfaat!



Related Posts

7 komentar

  1. 25 ribuan aja ga Mau daftar, lah malah mau naik aja. Waktu hamil adek kemarin udah disaranin daftar tapi belum tergerak buat daftar. Alhamdulillah SC di soedono biaya masih terjangkau. 😊😊

    Naik 100% kelas 1 lumayan juga ya mbak, bisa buat makan pecel mbak Vita berapa minggu tuh 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kl belum daftar mbak. Aku dulu daftar gara2 katanya bakal ga bisa urus ini-itu kl ga gabung BPJS.

      Lha itu. Berapa mangkok coba, hahaha...

      Hapus
  2. Saya masih ada tunggakan bbrp bulan nih rencananya mau turun kelas juga, tapi harus dilunasi dulu baru bisa diapply, makasi infonya ya mba :)

    BalasHapus
  3. Cepet ya mba, prosesnya.. aku nggak tau mba, aku kls berapa. Cuma ngikut fasilitas suami.. btw, soal asuransi..aku bln ini nutup 2 polis Bumiputera sebelum kontrak abis. Itungannya rugi..tpi daripada aku ttp bayar, tapi nggak jelas nasibnya. Bumiputera mau pailit MB sepertinya, banyak klaim blm terbayarkan..banyak protes dimana2..ini yang mbikin aku berpikir seribu kali untuk ikut asuransi

    BalasHapus
  4. Terima kasih infonya, sudah merencanakan untuk turun kelas saja. Naiknya nggak tanggung-tanggung bpjs nih!

    BalasHapus
  5. Terima kasih banyak informasinya, Mbak..saya juga ikut karena diwajibkan di tempat kerja suami, jadi kami sekeluarga punya meski nggak pernah dipakai...

    BalasHapus

Posting Komentar