KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Menyiapkan Generasi Akhir Zaman

Menjelang akhir tahun 2012 dunia sempat digoyang isu heboh: kiamat. Dikabarkan, menurut perhitungan kalender suku Maya, dunia akan berakhir pada 2012. Tak terbukti, memang, namun sempat juga fenomena ini direkam oleh Hollywood dengan ditelurkannya film berjudul "2012" yang mengisahkan 'kelahiran kembali dunia'.

Stasiun TV National Georaphic kemudian sempat juga merilis serialnya bertajuk 'Doomsday Preppers'. Meski doomsday yang dimaksud dalam acara ini tak semata kiamat kubra (kiamat besar), melainkan kiamat ekonomi, kiamat sumber daya alam, kiamat akibat bencana besar, kiamat akibat peperangan, namun pada intinya acara tersebut mengisahkan keluarga-keluarga yang menyiapkan generasi akhir zaman. Lebih detilnya bisa dibaca di situs NatGeo.

Generasi-akhir-zaman

Menyiapkan Generasi Akhir Zaman yang Sesungguhnya

Akhir zaman menurut agama yang saya anut, berisi kejadian-kejadian luar biasa yang tidak hanya memprihatinkan tapi juga mencengangkan bagai kisah dongeng. Pada akhir zaman ini akan muncul gejala-gejala menuju doomsday alias kiamat yang sesungguhnya tatkala langit digulung dan bumi diratakan.

Rasulullah SAW telah menyampaikan ciri-cirinya dalam beberapa hadits, antara lain banyaknya gempa bumi, perzinaan merebak, yang haram disebut halal dan seterusnya.

Kerusakan moral merupakan salah satu indikasi dekatnya kiamat hingga nanti muncullah makhluk-makhluk mengerikan seperti ya'juj dan ma'juj serta Dajjal Al-Masih. Dajjal akan muncul sebagai gong dari dajjal-dajjal kecil. Cirinya yang paling masyhur adalah ia bermata satu (buta sebelah). Dan Dajjal ini akan memesona banyak orang. Dia akan menipu manusia tanpa ada seorang pun menyadarinya kecuali orang-orang beriman. Akibat Dajjal, seseorang bisa kehilangan iman dalam waktu singkat dan menemui akhir yang buruk. Naudzubillaahi min dzaalik.

Lalu apa yang harus kita siapkan untuk generasi akhir zaman? Beberapa pokok yang bisa disiapkan orang tua untuk membekali generasi penerus adalah dengan mengenalkan sosok Dajjal dan bahayanya, mengenalkan negeri-negeri Islam dan membimbing anak keturunan untuk menjauhi maksiat.

Baca juga: Tuhan Itu Ada

Kenalkan Dajjal dan Bahayanya
Sebagaimana yang sudah saya sebutkan tadi, Dajjal terkenal dengan cirinya yang bermata satu. Ada yang mengatakan bahwa satu matanya Dajjal adalah simbol sebuah keadaan yang tidak adil. Hukum melihat dengan sebelah mata. Namun, berdasarkan hadits dari Rasulullah SAW, jelaslah bahwa Dajjal bukan sebuah sistem, bukan sebuah simbol, melainkan benar-benar sebuah sosok yang secara jasad ada dan dapat diindera manusia.

Dari ‘Abdullah bin Umar, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Ketika aku tidur, aku bermimpi thawaf di ka’bah, tak tahunya ada seseorang yang rambutnya lurus, kepalanya meneteskan atau mengalirkan air. Maka saya bertanya, ‘Siapakah ini? ‘ Mereka mengatakan, ‘Ini Isa bin Maryam’. Kemudian aku menoleh, tak tahunya ada seseorang yang berbadan besar, warnanya kemerah-merahan, rambutnya keriting, matanya buta sebelah kanan, seolah-olah matanya anggur yang menjorok. Mereka menjelaskan, ‘Sedang ini adalah Dajjal. Manusia yang paling mirip dengannya adalah Ibnu Qaththan, laki-laki dari bani Khuza’ah.'”*

Mengapa harus mengenali Dajjal dan bahayanya? Sebab Dajjal dikaruniai kemampuan untuk mengajak manusia pada jalan kesesatan. Dajjal nanti akan mengaku sebagai Tuhan dan menunjukkan mukjizatnya seperti menghidupkan orang mati, menurunkan hujan dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Hal-hal inilah yang secara kasat mata banyak mempengaruhi manusia dengan memanfaatkan ketakjuban manusia pada kekuatan di luar nalar. Bukankah manusia kerap terpesona pada kekuatan semacam ini dan menganggap si empunya kekuatan adalah sakti dan patut diikuti?

Selayaknya sebagai orang tua yang ingin keselamatan bagi diri dan keluarganya, orang tua muslim memperkenalkan sosok Dajjal ini kepada generasi penerus. Tentang ciri-cirinya dan mukjizat yang dimilikinya serta cara untuk menghindari tipu dayanya. Tentunya pengenalan ini disesuaikan dengan tingkat kematangan dan usia anak keturunan kita.

Di masa kini banyak sudah tokoh bermata satu yang dimunculkan dalam tontonan. Sebut saja film-film animasi yang terkenal yang menampilkan sosok bermata satu. Anak-anak bahkan orang tua ada yang kemudian akrab dengan sosok tersebut namun bukannya menghindarinya tetapi malah mencintainya. Asesoris bergambar si mata satu dijadikan koleksi, sungguh sebuah perbuatan yang berbahaya menurut saya.

Apa bahayanya, toh itu hanya tokoh khayali saja? Benar. Justru di situlah letak bahayanya. Penerimaan terhadap sosok mata satu bisa jadi jalan menuju cinta kepadanya. Saya berlebihan? Menurut saya tidak. Witing tresna jalaran saka kulina, kata orang Jawa. Mulainya seseorang mencintai sesuatu atau seseorang itu karena terbiasa. 

Kenalkan Dengan Negeri-Negeri Islam
Makkah dan Madinah, dua kota yang tak bisa dimasuki Dajjal, masih bernasib lebih baik dari negeri-negeri Islam lain karena senantiasa disebut-sebut sebagai tanah suci yang dikunjungi dalam keadaan mampu dalam rangkaian ibadah haji. Tetapi selain dua kota suci itu, ada negeri-negeri Islam lain yang seolah terlupakan.

Ada negeri-negeri Syam dan bekas pusat kekhalifahan Islam lain. Negeri-negeri inilah tempat Islam mekar dan menunjukkan kegemilangannya di masa lampau, selayaknya didekatkan pada hati generasi penerus agar tumbuh rasa cinta mereka pada negeri-negeri tersebut. Bahkan Syam, disebut-sebut sebagai tempat terjadinya peperangan antara Dajjal dengan Nabi Isa AS.

"Saat Dajjal seperti itu, tiba-tiba ‘Isa putra Maryam turun di sebelah timur Damaskus di menara putih dengan mengenakan dua baju (yang dicelup waras dan za’faran) seraya meletakkan kedua tangannya di atas sayap dua malaikat, bila ia menundukkan kepala, air pun menetas. Bila ia mengangkat kepala, air pun bercucuran seperti mutiara. Tidaklah orang kafir mencium bau dirinya melainkan ia akan mati. Sungguh bau nafasnya sejauh mata memandang. Isa mencari Dajjal hingga menemuinya di pintu Ludd lalu membunuhnya. Setelah itu Isa bin Maryam mendatangi suatu kaum yang dijaga oleh Allah dari Dajjal. Ia mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan tingkatan-tingkatan mereka di surga. … "(HR. Muslim no. 2937) **

Tuntun untuk menjauhi maksiat
Alloh telah berfirman dalam Surat At-Tahrim (surat ke-66) ayat 6:

"Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

Tak seorang pun ingin mendapat siksa, meski orang paling berdosa sekalipun. Sedangkan neraka adalah pusatnya segala siksa yang tak ada habisnya. Maka, tak ada jalan lain bagi keluarga muslim untuk menjaga diri dan keluarganya dari neraka, kecuali dengan taat kepada Alloh.

Taat berarti menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang oleh-Nya. Apa saja yang dilarang oleh Alloh? Segala perbuatan maksiat, baik besar maupun kecil. Tak cukup hanya menjauhi maksiat saja, namun juga harus mengajak keluarga kita menjauhi maksiat. Keluarga yang dimaksud adalah istri/suami, dan anak-anak keturunan.

Keluarga sebagai pondasi masyarakat tentunya menjadi pokok penting dalam kehidupan bernegara. Dengan menjaga diri dan keluarga kita dari api neraka sesungguhnya merupakan upaya untuk membentuk masyarakat yang taat kepada-Nya, dan selanjutnya, bangsa dan negara yang taat kepada Alloh.

Ajak anak-anak untuk mencintai Alloh dan ajaran-Nya dengan cara memberikan teladan. Sesungguhnya anak-anak itu suka mengikuti tindakan orang tua mereka, sehingga cara paling mudah mengajak mereka pada kebaikan adalah dengan memberi contoh taat kepada Alloh dalam keseharian kita. Berkata jujur, berkasih sayang, berbusana yang menutup aurat, menghormati orang lain, menjaga kebersihan, beribadah tepat waktu,menghindari perkataan dan perbuatan yang tak bermanfaat dan sebagainya yang tentunya disesuaikan dengan tingkat kematangan usia anak.

Mengapa Terburu-Buru Menyiapkan Generasi Akhir Zaman?


Betul, mengapa terburu-buru? Kapankah kiamat akan datang?

Rasulullah SAW bersabda yang direkam dalam sebuah hadits:

Sesungguhnya ajal kalian –umat Islam- jika dibandingkan dengan waktu yang ditempuh oleh umat-umat sebelum kalian adalah bagaikan jarak antara shalat ‘Ashar dan waktu Maghrib.” (HR. Bukhari no. 3459, dari Ibnu ‘Umar)

Yang dimaksud dengan ajal umat Islam adalah berakhirnya umur umat Islam yaitu dengan datangnya kiamat. Jaraknya hanya bagai waktu 'Ashar dengan Maghrib yang kalau kita hitung rata-rata jaraknya adalah 3 jam saja! Sedangkan diutusnya Rasulullah SAW sendiri merupakan salah satu ciri datangnya hari akhir dan Rasulullah SAW bersabda demikian sudah lebih 14 abad yang lalu. Bagaimana dengan jarak kita saat ini dengan kiamat? Tentunya makin dekat saja.

Ada sebuah video menarik dari acara Cosmos, A Spacetime Odyssey musim 1 episode 1 yang menjelaskan perkiraan umur dunia ini. Jika dibuat dalam skala kalender kosmik, dunia ini tercipta pada 1 Januari, yakni saat terjadi Big Bang (Dentuman Besar). Satu hari dalam kalender kosmik mewakili 40 juta tahun.

Generasi-akhir-zaman


Berdasar skala kalender kosmik tersebut, saat ini umat manusia berada pada detik terakhir akhir tahun, tanggal 31 Desember. Nabi Musa lahir pada 7 detik sebelum tahun berakhir; Nabi Isa lahir pada  5 detik sebelum tahun berakhir dan Nabi Muhammad lahir pada 3 detik sebelum tahun berakhir. Videonya dapat disaksikan di tautan dailymotion ini: A Spacetime Odyssey-Cosmic Calendar (mulai menit 11:45).

Alangkah singkatnya hidup umat manusia dibandingkan dengan umur dunia ini jika demikian. Perkiraan itu bisa memberikan gambaran betapa relatif dekatnya jarak kita saat ini dengan hari kiamat. Masya Alloh. Rasanya tak berlebihan bila orang tua muslim harus mulai menyiapkan generasi akhir zaman sejak sekarang.



* Sumber : https://rumaysho.com/1340-munculnya-dajjal-2.html
** Sumber : https://rumaysho.com/1138-turunnya-nabi-isa-di-akhir-zaman-3.html

Related Posts

3 komentar

  1. benar mak, semoga kita dan anak2 kita dijauhkan dari perilaku dajjal karena kerusakan semakin nyata di depan mata

    BalasHapus
  2. Tontonan dengan tokoh bermata satu sudah seperti biasa bagi anak-anak. Sedihnya karena tak disadari bahkan menganggap tak menjadi masalah. Semoga kita, keluarga kita dijauhkan dari fitnah dan perilaku dajjal.

    BalasHapus

Posting Komentar