KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Tidak Bekerja Atau Lain-lain?

18 komentar

"Bermacam-macam". Begitu jawaban yang ditulis anak kedua saya ketika ia masih di TK atas pertanyaan "Apa Pekerjaan Ibu?" Saya sampai tertawa melihatnya. Kok bisa, ya, dijawab bermacam-macam. Mungkin karena dia melihat bahwa ketika saya di rumah saya mengerjakan bermacam-macam pekerjaan. Dari memasak, mencuci baju, mencuci piring, menyapu mengepel, belanja, memandikan anak-anak dan macam-macam lagi.

Sedangkan anak saya yang pertama, ketika dia menjawab soal ulangan dengan pertanyaan "Apa Peran Ibu di rumah?", dia menjawab "mencuci baju". Saya juga langsung tertawa ketika melihat jawaban hasil ulangan anak saya itu. Kok bisa, ya, dia menjawab mencuci baju? Apa karena dia terlalu sering lihat saya mencuci baju atau saya memang terlalu sering mencuci baju? Yang jelas itu merupakan jawaban yang jujur dari seorang anak dan saya sangat bersyukur anak saya bisa mengerti bahwa meski di rumah, saya bekerja.

Baca juga: Ibu Benar-Benar Keren

Akan tetapi ketika anak saya itu naik ke kelas dua SD, saya menemukan dia menjawab pertanyaan tentang pekerjaan orang tuanya dengan cara berbeda. Di kolom pekerjaan ayah dia menjawab 'swasta'. Di kolom pekerjaan ibu dia tidak menjawab, tetapi memberikan tanda strip (-) pada jawaban pekerjaan ibu.

Saya agak kaget ketika mendapati jawaban anak saya seperti itu. Saya tidak tahu apakah jawaban itu disebabkan oleh tidak adanya pilihan jenis pekerjaan yang dia rasa cocok untuk ibunya atau karena dia memandang bahwa saya tidaklah bekerja di luar rumah untuk mencari uang sebagaimana ayahnya. Dan ini cukup membuat saya sedih.

Mengapa sedih, karena saya merasa kurang berhasil dalam menanamkan pengertian kepada anak bahwa yang namanya bekerja itu bukan melulu soal keluar rumah dan mendapatkan uang dari aktivitas keluar rumahnya itu. Tetapi, baiklah saya akan mencoba untuk mencari tahu alasan di balik pemberian tanda strip pada jawaban pekerjaan ibu itu.

Tidak Merasa Tidak Bekerja

Hal ini mengingatkan saya pada beberapa waktu lalu ketika saya mendaftarkan anak saya yang kedua untuk masuk SD. Pada waktu daftar ulang, orang tua diberi formulir untuk diisi. Formulir itu berupa data diri anak dan data diri orang tua.

Pada data diri orang tua di sana ditanyakan jenis pekerjaan orang tua. Apa pekerjaan ayah dan apa pekerjaan ibu. Yang unik, pada jenis pekerjaan itu selain ada beberapa jenis pekerjaan yang umum seperti guru, PNS, TNI, karyawan, petani dan sebagainya ada juga pilihan 'Tidak Bekerja'. Selain itu juga ada pilihan 'Lain-lain'. Karena saya tidak merasa tidak bekerja maka saya memilih pekerjaan 'Lain-lain' sebagai jenis pekerjaan saya.

Saya cukup menyayangkan ada pilihan 'Tidak Bekerja' di sana, karena ternyata belakangan terbukti bahwa ada beberapa ibu yang mengisi kolom jenis pekerjaannya dengan 'Tidak Bekerja'.

Dari mana saya tahu? Ya, saya bisa tahu karena setelah anak kami diterima di SD tersebut, setiap orang tua atau wali diberi lembaran informasi yang berisi data anak dan orang tua secara ringkas. Lembaran itu berisi nama anak, jenis kelamin, nama panggilan, nama ayah, nama ibu, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu dan nomor kontak atau nomor telepon yang biasa digunakan. Di sana saya melihat beberapa ibu yang saya tahu mereka adalah ibu rumah tangga mengisi jenis pekerjaan mereka dengan 'Tidak Bekerja'.

Saya cukup merasa sedih dengan hal ini. Dengan kenyataan seperti itu bisa disimpulkan bahwa tidak semua ibu rumah tangga menganggap pekerjaannya itu sebagai sesuatu yang berharga dan bisa disebut 'pekerjaan'. Sebagian dari ibu rumah tangga beranggapan bahwa yang mereka lakukan sehari-hari bukanlah bekerja meskipun mereka telah menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan itu. Pekerjaan-pekerjaan yang barangkali sepertinya remeh, tidak bernilai ekonomi dan kurang bergengsi.

Baca juga: Hal-Hal yang Dulu Saya Kritik dari Ibu yang Kini Saya Lakukan

Saya sungguh gagal paham untuk mengerti mengapa justru para ibu rumah tangga itu menilai diri mereka dengan ukuran yang lebih rendah daripada seharusnya. Dan saya juga gagal paham mengapa sebuah institusi pendidikan menyertakan pilihan jenis pekerjaan 'Tidak Bekerja' pada kolom jawaban. Mengapa tidak dibiarkan saja sehingga apabila ada orang yang merasa tidak bekerja mereka cukup memilih jawaban 'Lain lain'.

Suara hati saya bagi ibu rumah tangga: kita ini punya pekerjaan. Kita bukan 'Tidak Bekerja'. Jika ibu rumah tangga harus mengisi formulir mengenai jenis pekerjaan yang di sana tidak tersedia pilihan 'Ibu Rumah Tangga', maka pilihlah 'Lain-lain'. Jika pilihan 'Lain-lain' mengharuskan deskripsi detil pekerjaan, isi saja dengan penjabaran 'Bermacam-macam'. Setuju, Bu?

Tulisan ini merupakan collaborative blogging dengan tema: Gagal Paham
Simak juga tulisan Ade Delina Putri: Gagal Paham Itu Ketika...

Related Posts

18 komentar

  1. Ketika menjadi irt itu merupakan pilihan.... kita tentu punya rasa yang lebih, ketimbang memilih jadi irt karena terpaksa.
    Ini yang membedakan ....

    BalasHapus
  2. setuju, aku ibu bekerja di rumah, jobdesk ibu rumah tangga tuh akehhh tenan

    BalasHapus
  3. Di sekolahnya Alfi ndak ada pilihan pekerjaan tapi di kolom penghasilan ada pilihan sekian sampai sekian dan wajib diisi.

    Nah yang bikin bingung untuk ibu rumah tangga harus diisi apa? Apa harus diisi jatah bulanan dari suaminya? :)

    BalasHapus
  4. Dulu aku selalu mengisi pekerjaan ibuku dengan Ibu Rumah Tangga. Gak pernah kuisi dengan Tidak Bekerja, ibuku selalu bekerja di rumah, membuatkan baju seragam dengan tangannya sendiri, memasakkan makanan untuk saya...hiks, gagal paham juga

    BalasHapus
  5. Pilihan pekerjan menjadi 'lain-lain' menurutku agak membingungkan.. Apalagi pas ngisi form ketemu kolom itu..

    BalasHapus
  6. Aku isi dgn mengurus rumah tangga. Ayahku yg nyuruh begitu, karena aku kan kerja juga, katanya. Kerja mengurus rumah tangga :D

    BalasHapus
  7. aku nanti pasti ngalamin yg bgini,
    makasih udh brbagi pengalamannya ya mbk :)

    BalasHapus
  8. Padahal Ibu Rumah Tangga itu profesi mulia lho. Menjalankannya kudu profesional, bukan asal-asalan. Sayang, IRT masih banyak dianggap seolah-olah nggak bekerja ya, mbak. :)

    BalasHapus
  9. Saya juga suka sebel kalo ditanya kumpul keluarga dan dijawab dengan nggak kerja di rumah aja... sewot dalam hati, memang di rumah nganggur gitu hikss

    BalasHapus
  10. Ya, karena dlm masyarakat suka ada yg menganggap posisi ibu rumahtangga itu sesuatu yg tdk dianggap. Ini mau gak mau mempengaruhi pola pikir ibu rumahtangga yg kurang pede.

    BalasHapus
  11. Saya sekolah dulu selalu isi ibu rumah tangga untuk pekerjaan Mama. Dulu saya tanya, ibu rumah tangga itu apa? Perempuan yg bekerja di rumah.

    BalasHapus
  12. Memang mb, Penghinaan bnr klo IRT dianggap tidak bekerja..sakit hati aku. Aku juga sering bingung e mb klo ngisi form. Belakangan ini tak isi IRT.. *terserah mau diartikan kepie

    BalasHapus
  13. Aku sering ngiri ibu rumah tangga, disini ada kolomnya. Tapi sering juga ngisi lain2. Pusing ya mikir kategori diri sendiri :))

    BalasHapus
  14. karna bekerja itu yang brpnghasilan kali mbak. nah kalau IRT yang mempunayi penghasilan dari bisnis online bisa menuliskan pekerjaan kalau yg sehari-hari IRT tapi gak kerja, nulisnya ya tidak bekerja . Tapi menurutku gak membuat ibu tersebut merendahkan dirinya, karna kan kebiasaan kalau bekerja itu yang menghasilna uang

    BalasHapus
  15. Mungkin mmg masih banyak ibu2 yg kurang pede menuliskan status IRT, tapi ada juga ibu2 yg 'sengaja' menuliskan status 'tidak bekerja' klo yg diisi form pengajuan beasiswa/form penentuan uang pangkal sekolah mak, pdhl mgkn dirumah pnya usaha dg penghasilan yg besar. Itu yg kdg2, emmm... gimana ya...

    Jd menurutku memilih 'lain2' malah ambigu utk profesi IRT (yg tanpa bisnis/tanpa penghasilan tetap/formal), kecuali ketika ditanya penghasilan ada keterangannya.

    Menurutku si gitu mak, maaf klo mgkn ada kata2nya yg belibet.

    BalasHapus
  16. HIDUP IBU RUMAH TANGGA! :D
    #apaaaa

    Jadi ibu rumah tangga itu pilihan. Mau ngerjain sendiri pekerjaan rumah tangga atau mau bekerja lalu melimpahkan pekerjaan rumah tangga pada ART dengan niat meringankan beban suami. Keduanya sama-sama dapat pahala, Insyaallah. :D

    BalasHapus
  17. Pekerjaan ibu itu multi tasking... ibu rt itu hebat!!!!

    BalasHapus

Posting Komentar