KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Gugur Bunga

3 komentar

Pekan lalu seorang kerabat saya meninggal dunia. Beliau masih terhitung nenek saya dari pihak Ibu. Eyang Kus, begitu saya memanggil beliau, telah menempuh perjalanan sekitar 1.000 bulan di dunia ini. Eyang Kus meninggal di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta.

Gambar dari devianart

Yang selalu menarik dari setiap kabar duka cita adalah kisah misterius yang terjadi sebelumnya. Ada firasat, ada kebetulan (yang sebetulnya bukan kebetulan karena semua telah diatur Alloh), kadang ada penyesalan.

Seminggu sebelum meninggal, Eyang Kus berkunjung ke rumah kakak saya yang baru beberapa bulan lalu pindah dari Palu ke Jogja. Beliau tampak sehat. Pagi hari sebelum meninggal, Eyang Kus masuk RS untuk dioperasi jantungnya. Ibu yang mendengar kabar itu pun kaget. Tapi...ibu saya yang biasanya rajin mengunjungi kerabat kali itu merasa berat untuk menengok ke RS. Nanti saja kalau sudah di rumah, begitu batin ibu saya.

Namun, sorenya Eyang Kus meninggal dunia. Ibu saya menangis, menyesal tidak menjenguk ke RS, padahal selama di RS Eyang Kus menanyakan hal ibu saya. "Kok ndengaren Sus ora mrene, biyasane sregep", kata Eyang Kus. (Kok tumben Sus -ibu saya- tidak ke sini, biasanya rajin).

Ipar Eyang Kus yang tinggal di Jakarta sore itu mendarat di Jogja. Tanpa tahu kabar sebenarnya, beliau hanya merasa ingin ke Jogja. Ternyata...

Memang semua sudah diatur Alloh. Ada yang menemui, ada yang melewatkan. Ada yang dikabarkan, ada yang dirahasiakan.

Tak Terduga
Paman saya sewaktu akan meninggal mengitari lokasi pengajian yang biasa beliau datangi, sampai-sampai istrinya bertanya-tanya. Paman saya menjawab, "Siapa tahu ini terakhir kali kita ke sini". Waktu itu menjelang atau awal Ramadhan. Paman saya meninggal di RS di hari-hari terakhir Ramadhan karena kecelakaan tunggal.

Sepupu saya juga mengitari kompleks dengan sepeda motor sebelum meninggal. Pagi-pagi dia sudah mandi, berkeliling, pulang dan jam 6 pagi meninggal di kamarnya. Singkat sekali.

Dengan Tanda
Seorang sepupu suami saya baru saja meninggal. Sebelumnya beliau kena stroke dan menjalani perawatan sekitar 3 minggu di RS. Seminggu sebelum meninggal saat saya menjenguknya, ia berkata ingin beli tanah dan dikapling-kapling. Ternyata kaplingan itu liang lahat.

Ada juga ayah boss saya dulu yang memberi tanda akan meninggal. Beliau sakit di RS selama beberapa hari. Menjelang meninggal, beliau melihat ada tamu tak dikenal di kamarnya. Ternyata itu adalah malaikat pencabut nyawa. Bagi kerabat yang tahu, mereka bisa melihat tanda bahwa kematian seseorang segera tiba.

Dengan ataupun tanpa tanda, manusia pasti kembali kepada Tuhannya.

"Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati..." (QS. Ali Imron [3]: 185)

Related Posts

3 komentar

Posting Komentar