KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Jangan Lari, Jalan Cepat Saja

Pernah dikejar anjing? Saya pernah dan hampir setiap hari berhadapan dengan mammalia peliharaan itu. Dulu.

Sumber mamhat.devianart.com

Waktu masih bersekolah saya tinggal di perumahan AURI yang tetangga kanan- kiri dan depan saya memelihara anjing. Saya sih suka saja lihat anjing-anjing lucu atau gagah. Tapi karena mereka juga berbahaya maka saya menjaga jarak. Anjing-anjing itu sebagian besar tidak dikurung di balik pagar, tapi berkeliaran bebas. Kadang mereka dengan santainya duduk-duduk di teras atau tepi jalan.

Blok rumah saya terdiri dari 8 rumah yang berkopelan sepasang-sepasang. Di depan blok rumah saya ada blok lain yang terdiri dari 12 rumah. Letak blok rumah saya ini paling ujung Timur berbatasan langsung dengan areal persawahan yang menyambung dengan sungai. Di Timur sungai adalah landasan pacu pesawat terbang. Jadi, dari depan rumah, saya bisa melihat pesawat take-off dan landing.

Tampak tenteram, tapi masalahnya jalan untuk keluar masuk rumah harus melewati jalur berbahaya yang 'dijaga' para anjing. Di blok depan paling Timur, ada tetangga yang memelihara anjing yang kemudian beranak-pinak sehingga jumlahnya banyak. Yang ini jenisnya anjing kampung berwarna hitam.

Di sebelahnya juga memelihara seekor anjing jantan yang cakep sekali. Tubuhnya tidak begitu tinggi tapi besar dan bulunya panjang kecoklatan. Gonggongannya kencang, demikian juga larinya. Saya dan teman-teman menyebutnya  Si Klinthing karena dia dipakaikan kalung dengan lonceng. Sangat sering dia mengejar pengendara motor atau sepeda yang lewat. Orang berjalan pun juga diliriknya. Salah satunya saya. Saya paling malas kalau disuruh ibu mengantar sesuatu ke sana. Tapi kalau terpaksa saya biasanya memanggil-manggil si pemilik rumah dari depan teras. Tidak sopan, ya? Ya gimana lagi, daripada dikejar si bodyguard.

Di sebelahnya lagi, persisnya rumah di depan rumah saya, juga memelihara anjing. Yang ini juga hingga beranak-pinak. Jenisnya pun bermacam-macam. Ada yang berbulu panjang, ada yang berhidung pesek. Dan apesnya, tetangga yang ini buka warung, jadi kadang-kadang ibu menyuruh saya beli sesuatu ke sana. Sama dengan strategi sebelumnya, biasanya saya berteriak memanggil dari depan teras.

Di sebelahnya lagi ada tetangga yang juga memelihara anjing. Yang ini anjingnya tinggi atletis berwarna putih dengan bercak cokelat. 'Prestasi terbaiknya' dia pernah sukes membuat seorang pengendara motor nyungsep ke got hingga berdarah. Saya juga sering dikejarnya. Biasanya saya berteriak memanggil si empunya.

Yang paling akrab adalah the dogs next door. Anjing tetangga yang rumahnya sekopel. Dan bukan cuma satu, tapi dua ekor anjing. Yang satu agak besar, yang satu pendek. Yang besar dikebiri, jadi agak penurut. Anjing-anjing ini relatif tidak mengganasi saya karena majikannya akrab. Tapi karena itu juga kadang-kadang anjing-anjing itu berkunjung ke rumah saya, duduk di kursi teras dan pernah juga membawa kabur keset teras. Duh...!

Akibat 'berteman' dengan para anjing, saya juga dapat informasi cara menghadapi intimidasi anjing. Cara ini hanya berlaku di luar wilayah kekuasaan anjing dan pada anjing sehat, ya. Kalau di dalam pagar rumahnya atau anjing rabies tidak bisa.

Kalau ada tanda-tanda akan dikejar anjing di jalan, jangan lari, jalan cepat saja tapi jangan panik. Kalau anjingnya tetap berminat mengejar kita, berhentilah lalu hadapi dia. Tatap matanya dengan pandangan berani. Kalau kenal, panggil namanya supaya si anjing tahu bahwa kita menguasai informasi tentangnya.

Kalau dia masih mau mengejar juga, berjongkoklah lalu ambil batu atau pura-pura ambil batu. Berpura-puralah kita lempar batu itu ke arahnya. Biasanya si anjing akan takut dan mundur. Kalau dia tidak takut, berteriaklah minta tolong. Ya, gimana lagi?

Itulah kisah saya dengan anjing. Bagaimana dengan Anda?

Related Posts

9 komentar

  1. Cerita ini mengingatkan saya ke masa dulu,, waktu itu pulang sekolah kebetulan waktu smp tidak bawa kendaraan dan untuk menghemat tenaga dan waktu saya memilih untuk jalan pintas. Melintasi perkebunan dan di tengah perjalanan ada Gogog... kaki saya gemeteran namun kata orang si klo liat gogog jangan panik,,, kamu jongkok dan pegang batu saya peraktekan itu dan alhamdulilah gogognya lari hehhehehee

    BalasHapus
  2. nah kalau sy gak pernah dikejar anjing, malahan anjing suka takut dg saya kalau mau sy suntik rabies, ha, ha... Anjing juga sperti manusia, ada yg cengeng, ada yg pemberani , ada yg takut dan ada yg cengeng. Ada loh anjing yg nyumput di kolong meja setelah tahu ada drhnya datang, ada yg menagis takut disuntik, ada yg berani . Jadi janagn pernah takut sama anjing

    BalasHapus
  3. mas Irfan: hehehe...gemetar plus malu ya mas. sdh ga terhitung deh brapa kali sy dikejar anjing. sampe2 pernah waktu naik mobil n ada anjing yg iseng ngejar (bener2 iseng tuh anjing deh), kaki saya naik, kebiasaan kaki naik waktu dikejar anjing naik motor/sepeda. hahaha...

    BalasHapus
  4. bunda Tira: begitu ya bunda. ada yg nangis2 jg ya bun. tp kl dikejar tetap aja takut. digonggong sj sdh grogi. apalg bnyk orang, wah bisa malu berat kl dikejar. soalnya biasanya gak ada yg mau nolong kl kt dikejar anjing, kecuali majikannya.

    BalasHapus
  5. belum pernah sih dikejar anjing. Semoga jangan. Nanti bisa stress saya hehe

    BalasHapus
  6. semoga enggak mbak. tp sensasinya itu lho...pollll hehehe

    BalasHapus
  7. wahahahaha! mbak... dulu sepengalaman saya dikejar anjing udah berhasil berusaha meloloskan diri dengan cara lari, jalan cepat, dan termasuk duduk doangan... :D
    yag paling efektif ya cuma lari :D

    BalasHapus
  8. mas 1mmanuel: banget mas. walau kl lg ada pesawat lewat musti jeda dulu ngobrolnya.

    mbak Mew: ahahaha...tergantung sikon mbak. kl dianya dah ngejar ya kitanya ambil langkah semilyar.

    BalasHapus

Posting Komentar